Fitrah Ayah Bunda bersama bunda Rita Riswayati

Hari ini wag RB mengadakan diskusi wa dengan tema Fitrah Ayah Bunda bersama bunda Rita Riswayati. Sebelum diskusi, ada bunda Nifah dan bunda Lis yg meminta bergabung mengikuti diskusi.
Diskusi dimulai pukul 10. Dibuka dengan sebuah materi pengantar dari bunda Rita.

*Fitrah Keayahbundaan*
_Oleh Rita Riswayati_

Setiap makhluk oleh Alloh diciptakan satu paket dengan kemampuan bertahan.
Itu merupakan sunatulloh atau ketetapan Alloh yang tak bisa dibantah lagi, karena terbukti semua makhluk hidup yang hingga kini masih ada artinya sudah melewati tantangan kehidupan.
Segala hal yang menjadi bekal bertahan dan berkelangsungan hidup itu bisa kita artikan sebagai fitrah.

Untuk mengetahui sepergi kuat lemahnya kemampuan kita maka perlu mengetahui tujuan penciptaan diri kita (Purpose of life) oleh Alloh,  Tuhan kita. 
Dan dalam tujuan ada peran yang diamanahkan.  Karena rumus dasarnya jelas: amanah dari Alloh berbanding lurus dengan fitrah yang Alloh instal satu paket dengan ruh,  hati,  akal dan jasad kita.

Makin paham tujuan,  makin kita bisa mengukur diri.  Jika merasa lemah bukan karena kita tidak dipersiapkan Alloh.  Tapi dalam perjalanan kehidupan ada banyak faktor termasuk lingkungan, kehidupan spiritual dan hal-hal  lain yang mengikis kemampuan standar  yang alami hasil instalasi tersebut.
Maka evaluasi diri akan peran itu menjadi titik awal kita tahu hal apa yang harus kita perbuat  untuk mengembalikan diri ke standar minimal dan melejitkan potensi tersebut melebihi rata-rata .

Alloh jadikan makhluk berpasang-pasangan. Itu fitrah.
Keberadaannya punya misi dan bekal menjalankan misi itu nyata adanya. Demikian pula manusia dengan segala kelebihannya dibanding makhluk lain. 
Berkembang biak manusia sebagai makhluk mulia disertai berbagai perangkat kemuliaan pula yang sesuai. Ada perangkat biologis,  psikologis,  syariat Alloh, kepantasan dan norma, psikologis dan biologis.
Mari kita belajar dari point-point itu.

💑👨‍👩‍👧‍👦💑👨‍👩‍👧‍👦💑👨‍👩‍👧‍👦💑👨‍👩‍👧‍👦👨‍👩‍👧‍👦💑

Dan diskusi berlanjut pada berbagai macam hal. Berlanjut seru hingga sore hari bahkan.
Kami banyak membicarakan tentang hubungan suami istri. Bagaimana harusnya suami istri saling bersikap saling terbuka dan saling mendukung satu sama lain.

Diskusi sangat seru. Berikut saya simpan catatan2 penting dari diskusi.

Tugas Orang tua...
Cuma satu : *mendidik*.

Tapi untuk jadi pendidik yang baik dibutuhkan kompetensi :
1. Moral dan spiritual : di dapat dari hasil kedekatan dan pemahaman terhadap Maha Guru.  Muslim Maha Gurunya Alloh tentunya. Ma'rifatulloh itu penting.
2. Pengetahuan,  minimal yang hal berkaitan dengan kebutuhan dasar: biologis,  psikologis atau tumbuh kembang. Tercakup didalamnya tentang cara berkomunikasi yg baik dg pasangan serta anak.
3. Wawasan: informasi kekinian

Minimal 3 itulah secara global.

Sesungguhnya fitrah ayah bunda itu sepaket dengan fitrah tumbuh kembang anak. 
Misal: balita itu peniru ulung,  cukup ayah bunda jadi teladan lewat sikap,  ekspresi gak perlu ceramah,  hapalan,  bisa baca buku.
Nah saat kita merasa dituntut harus jadi role model yang baik,  segala potensi kebaikan kitapun dikerahkan...fitrah keayahbundaan  itulah energi penggeraknya.
Gede dikit, ortu jadi teladan + fasilitator.  Rada ada tah ceramah.  Ceramah yaa,  bukan marah-marah,  apalagi judgement Buat anak ABG posisi kerja kita tambah : teladan + teman + coach. Kudu sabar mendengarkan.

Perempuan sebagai istri dan ibu minimal perlu *tahu bagaimana membahagiakan dirinya*. Ini kebutuhan psikologis
Dari sini energinya akan mengalir untuk membahagiakan suami dan anak. 
Kalau ngarep dibahagiakan dulu baru berbagi,  berat. Karena suami yang sangat baik sekalipun belum tentu cocok cara membahagiakan nya. Mungkin memberikan kesenangan iya,  tapi kesenangan tidak sama dengan kebahagiaan.
Istri dan ibu yang tahu membahagiakan dirinya akan mudah berempati terhadap pasangan dan anaknya,  bisa mengantar mereka menemukan kebahagiaan nya.

Bagaimana bis abahagia jika tiba tiba lingkungan dna tuntuntan mmebuat kita tidak bahagia?Apakah bisa kita berbahagia dalam keadaan seperti itu?
Bisa banget. 
Contoh,  rumah berantakan.  Jika saya diberi pilihan beres" rumah dulu atau ngoprek tanaman hias dulu,  aku pilih yang kedua.  Paling berapa menit nyiram dan siangi daun keringnya,  terus oper" pot dikit. Mundur. Ditatap..... Beuuuh bahagia lihat tanaman rapi seger. 
Habis itu masuk rumah dengan riang gembira,  rapi-rapi dah
Situasinya dibuat agar ada space membuat saya bahagia.  Nabung dan cari tanaman hias yg gampang rawat, kalau bisa yang dapatnya gratisan dengan tukar guling sama teman😃
Kumpulin pot,  nyicil sambil belanja bulanan nambah beberapa pot.
Lama" teras meriah. 
Anak" lihat kesibukan produktif itu,  suami senang meski di dalam rumah susah rapi,  terasnya lumayan meriah. 
Suami dan Anak" lihat perbedaan ekspresi  dari istri dan ibu yg bahagia setelah beberapa saat membahagiakan dirinya,  dengan yang manyun jutek seharian meski segala urusan rapi jali. 
Ekspresi itu penting,  gak bosa dibuat-buat.  Terasa dan menular.
Silahkan, yang suka masak,  ngebaking,  nyulam,  bikin cerpen, ngenasyid,  nyanyi asal jaga volume😄

Fitrahnya perempuan itu sabar, lembut, gampang terenyuh,  gampang iba, gampang digombali karena senang dengar yang indah-indah,  jika tidak begitu berarti fitrahnya cedera.
Mencari jalan bahagia artinya sedang berupaya mengembalijan fitrah tersebut.
Fitrahnya ayah itu,  tegas,  tega,  memimpin,  dan jika tidak demikian,  istri yang bahagia dan terus mendekat pada Alloh dan rajin meng-up grade dirinya akan bisa membantu suami dan anaknya bahagia dengan menengembalikan fitrah mereka. 
Semua tumbuh bersama,  dan jika memang satu diantara 2 sejoli ini yang memulainya,  maka itulah misi yang Alloh titipkan padanya: *membahagiakan orang terdekat*.
Tak penting siapa yg harus duluan yang membahagiakan.
Berat ya bahas fitrah keayahbundaan? 😄

Mengapa ini yg jadi contohnya? (Baking, jahit, nyulam, bercocok tanam, menulis, dll?)
Bukan tilawah,  tahajud dan wasail" ibadah lainnya.
Mungkin itu yang terlintas dakam pikiran yang menyimak.

Titik seimbang itu ada saat kita mengenal diri kita,  dan siapa yang mengenal dirinya  dia akan mengenal Tuhannya.

Kebahagiaan dalam diri ini tak kasat mata,  cuma bisa dirasa,  tapi dampaknya terlihat.  Dan umumnya jika kebahagiaan ini di berdayakan,  maka akan jadi karya.  Dan itu sunatulloh.
Nanti setelah itu baru disesuaikan dengan syariat Alloh dikala telah mengenalNya dengan baik.

Saya suka berorganisasi,  bahagia dan betah jika berkegiatan itu.  Bahagia,  tapi disaat tahu keluarga terkalahkan maka saya harus sadar diri. Jika mencintai Alloh dan syaratnya maka saya tetap bisa seimbang tanpa kegiatan itu.  Saya cari potensi saya yg lain.  Evaluasi lagi. 
Jika kebahagiaan saya tidak berbanding lurus dengan kebahagiaan suami dan anak,  maka cari lagi.  Terus demikian.  Hingga tak ada yg dikorbankan dengan kebahagiaan saya,  bahkan produktif dan menular ke suami dan anak.

Fitrah pribadi,fitrah kebundaan saya tumbuh dan jadi pendorong fitrah anggota keluarga lain bertumbuh dan berkembang pula. 
Itu titik seimbang.

Waras dlu emakny, bahagia dlu emaknya...

Keluarga dijamin bahagia juga...

Mau keluarga aman sentosa?

Bahagiakan istri2 anda

Colek para suami😁

Suami yg mengenal apa yang jadi kebahagiaan istrinya hanya perlu memberi waktu dan kesempatan.

Bagaimana agar suami ridho?
Arrizaalu qowwamuna alannisa. Lelaki itu pemimpin bagi perempuan .  Jadi posisikan beliau sebagai pemimpin. Lindungi kehormatan dan harga dirinya. 

Diantaranya.
Layani suami, bikin sedap pandangan matanya,  wangi penciumannya.

Karena lelaki 'bicara' dan minta bukti cinta lewat fisik.
Kalau perempuan main hati dulu,  baru cinta,  baru fisik.

Bahasa cinta itu tools yang menyatukan segitiga cinta : Alloh+suami+istri.

Selingkuh itu masalah iman disatu sisi dan masalah 'kekurangan' istri di sisi lain. 
Mau bereskan mana dulu,  tergantung suami😄
Komunikasi vertikal,  horizontal.
Vertikal =perbaiki hubungan dg Alloh
Horizontal = perbaiki istri dg komunikasi dan cara yg baik.
kembali ke *komunikasi*
komunikasikan dgn pasangan bila ada kekurangan dan ingat kmbli tntg *tujuan nikah*🙈🙈🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Mengapa timbul perselingkuhan atau keberpalingan hati?

*Lemahnya atau hilangnya komitmen pernikahan akan menimbulkan hilangnya kendali yang akan mengarah kepada tindak asusila spt perselingkuhan*.

Pada dasarnya, masalah ini dapat ditanggulangi dengan cara meningkatkan pemahaman tentang makna kehidupan termasuk dindalamnya tentang makna pernikahan.

Itulah gunanya menuntut ilmu sepanjang hayat. Kita perlu banyak ilmu dan keterampilan untuk membina rumah tangga yang samara

Saat kita disodorkan oleh pertanyaan _"How to"_, yang perlu kita gali terlebih dahulu adalah _"What"_, apa itu mabuk asmara. Setelah itu cari tahu juga _"Where", "When", & "Why"_-nya. Dari jawaban keempat pertanyaan tersebut,  kita bisa mendapatkan informasi penting yang dapat dipergunakan untuk mengambil langkah _"How to"_-nya.

Secara teknis, seperti itulah langkah yang perlu kita ambil saat menghadapi suatu masalah.

Jika ternyata masalahnya disebabkan oleh faktor intern (dalam diri istri, dan atau suami), yang perlu diperbaiki terlebih dahulu adalah diri masing-masing, serta kualitas hubungan istri dengan suami. Karena jika hal tersebut tidak segera diperbaiki, akan sulit untuk menyadarkan suami yang sedang kasmaran.

Ibarat virus atau bakteri yang sebenarnya bertebaran di sekitar kita. Jika kita memiliki daya tahan (imunitas) yang bagus, kita tidak akan mudah sakit. Tetapi jika daya tahan tubuh kita lemah, virus dan bakteri dengan mudah masuk ke dalam tubuh kita.

Demikian juga kehidupan pernikahan. *Jika hubungan suami istri bagus, godaan dari luar tidak akan mudah menggoyahkan keharmonisan rumah tangga*.

*Mengokohkan bangunan rumah tangga itu perlu upaya yang terus-menerus*.

Kalau kata guru saya, *makna* itu bisa ditemukan dalam kondisi tak gampang menyerah. 
Termasuk anak" kita dalam menemukan pemaknaan saat belajar

Posting Komentar

0 Komentar