Menggali Ilmu Parenting dalam Diri

MENGGALI ILMU PARENTING DIDALAM DIRI

(Amirudin Sadja)

Bersabarlah wahai ayah bunda dalam mendidik anak anak kita. Jangan turuti syahwat marah anda, jangan umbar omelan dan cacian kepada ananda.

Allah ilhamkan kedalam jiwa anak anak kita jalan dosa dan jalan takwa. Tugas orangtua adalah terus mendampingi mereka. Jika anak-anak melakukan kesalahan maka tetaplah tenang, tetaplah optimis, rilekslah....

Doakan mereka, nasehati mereka, limpahi mereka cinta dan kasih sayang anda, bimbing mereka untuk meminta ampun kepada Rabbnya, ajak untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya.

Berilah ruang saat mereka melakukan kesalahan, insyaallah hati mereka yang masih bening membuat mereka mudah kembali kepada kebaikan. Terus bimbing untuk memperbaikinya agar kelak disaat dewasa mereka tidak pernah lagi melakukan kesalahan-kesalahan yang sama.

Maka jangan pernah berprasangka buruk terhadap anak anak kita. Jangan pernah mengorek ngorek kesalahan mereka agar hati kita tetap di penuhi perasaan yakin bahwa mereka anak yang baik, mereka adalah anak anak yang hebat.

Jagalah perasaan kita agar tidak terluka dan kemudian tertutup rasa su’udzon terhadap anak anak kita. Percayalah, banyaknya kesalahan yang mereka perbuat serta berbagai kenakalan dan kebengalan mereka saat masih kecil, itu semua adalah cara Allah mentazkiyah jiwa mereka. Agar mereka dibersihkan jalan dosanya mumpung masih kecil,  sehingga kelak saat dewasa, jiwanya telah bersih, siap di isi kebaikan.

Maka sekali lagi...meski mereka melakukan kesalahan, tetaplah tenang, tetaplah khusnudzon kepada anak anak kita. Nasehati mereka dengan sebijaksana mungkin, mintakanlah ampunan kepada Allah atas semua kesalahan mereka. InsyaAllah, Allah akan memperbaiki kesalahan mereka, Allah akan bimbing dan didik mereka pada jalanNya.

Kemudian jaga lisan dan perilaku kita untuk tidak bersikap emosian kepada anak, boleh marah agar anak juga mengenal "perasaan marah", boleh jengkel karena semua itu fitrah yang dimiliki setiap orangtua, namun jangan marah-marah, berusahalah agar batin tetap tenang, tetap dalam keadaan damai.

Sering seringlah memeluk anak anak kita, terutama saat akan tidur, itu menenangkan hati mereka.
Dengarkanlah dengan sepenuh hati cerita cerita mereka,
banyaklah bermain dengan mereka,
bersenang senanglah bersama mereka,
bahagiakan mereka.

Lalu, banyak banyaklah memuji pasangan kita, menyayanginya, membahagiakan hatinya, itu semua adalah nutrisi bagi jiwa kita.

Jaga juga asupan makanan kita dan anak anak kita dari hal hal yang haram, baik dzatnya maupun caranya. Makanan yang haram akan merusak pertumbuhan karakter dan keimanan anak anak kita. Bagi kita sebagai orangtua, makanan haram yang masuk ke tubuh akan menjadi hijab, menghalangi upaya kita untuk melakukan pembersihan hati.

Semua hal yang kita lakukan diatas adalah ikhtiar untuk melakukan Tazkiyatun Nafs, pembersihan jiwa.

Jika orangtua mampu menjalani proses Tazkiyatun nafs dengan baik, maka Allah akan memasukkan kedalam hati mereka perasaan OPTIMIS dan RILEKS didalam mendidik anak anaknya.

Ayah bunda yang baik, jika kita TULUS didalam melakukan tazkiyatun nafs, maka Allah akan bangkitkan kembali bekal mendidik yang sudah DIA tanam didalam diri kita.

Bekal mendidik yang telah lama terkubur didalam jiwa, tertutup debu maksiat dan dosa akan Allah munculkan kembali. Hati yang kembali berkilau telah siap untuk mulai menjalankan amanah besar mendidik jiwa anak yang masih bersih, masih suci.

Maka Allah akan kuatkan kembali hikmah didalam jiwa kita sehingga kita mampu memaknai dan mengambil faedah dari setiap peristiwa yang terjadi saat membersamai anak anak. Kita akan dimudahkan mendapatkan insight, menjadikan itu semua sebagai pelajaran-pelajaran hidup yang berharga.

Allah akan kuatkan intuisi kita. Intuisi yang benar-benar lahir dari kedalaman jiwa kita, bukan intuisi yang muncul karena adanya stimulus luar. Intuisi yang pada fitrahnya sudah Allah siapkan didalam jiwa kita. Sehingga menjadi desakan desakan kuat untuk melakukan kehendak yang terbaik bagi perkembangan diri kita sendiri dan anak anak kita.

Allah akan tajamkan firasat kita. Sehingga kita menjadi semakin peka, perasaan kita semakin halus, semakin mudah berempati  atas kebutuhan anak anak kita.

Allah akan munculkan banyak ilham, sehingga akan mengalir beragam ide dan gagasan inspiratif yang sesuai untuk mendidik masing masing anak kita.

Kecerdasan kita akan meningkat. Nalar, rasionalitas, dan akal sehat kita akan semakin menguat. Dijernihkan pikiran kita dari beragam keruwetan, sehingga kita menjadi bijaksana didalam mengambil keputusan atas permasalahan anak anak kita.

Allah juga akan memberikan kepada kita Qoulan Syadida, perkataan perkataan yang penuh hikmah, perkataan yang memberi energi, memberi semangat dan inspirasi buat anak anak kita. Sehingga apa yang kita nasehatkan kepada anak akan masuk menembus batinnya menjadi pencerahan bagi jiwanya terus teringat hingga dia dewasa dan tua.

Kemudian Allah akan tambahkan keyakinan yang kuat di hati kita terhadap qodho dan qodarNya. Kita menjadi lebih optimis dan rileks dalam mendidik anak anak kita, karena yakin bahwa Allah sudah siapkan KURIKULUM TERBAIK buat mereka. Allah telah siapkan jalan dan peran terbaik untuk anak anak kita.

Allah akan kuatkan keyakinan kita bahwa Allah adalah pendidik terbaik untuk anak anak kita. Dia akan terlibat untuk ikut mendidik anak anak kita. Dia akan memperbaiki setiap kesalahan kita dalam mendidik anak anak kita, Allah akan menjadi penjaga dan pelindung TERBAIK untuk mereka.

Allah akan hadirkan orang orang terbaik untuk ikut membantu kita mendidik anak anak kita.

Allah juga akan hadirkan lingkungan yang terbaik untuk tumbuh kembang anak anak kita.

Bahkan Allah akan memudahkan semua urusan kita didalam mendidik anak anak kita, dihindarkan hati kita dari keruwetan keruwetan kehidupan.

Maka bukan hanya anak yang akan berubah lebih baik. Kehidupan kita secara keseluruhan juga akan berubah. Interaksi kita terhadap pasangan, terhadap orangtua, terhadap saudara, teman dan sesama juga akan berubah.

Visi kita akan jauh kedepan, Allah akan jadikan kita seorang problem solver. Dijadikan hati kita yang semula lemah menjadi lebih berani mengambil tanggung jawab besar sebagai inisiator, pelopor, bahkan pejuang perubahan.

Pada akhirnya kehadiran kita akan membawa manfaat, menebar rahmat bagi manusia dan alam semesta, menjadi pribadi rahmatan lil ‘alamin.

InsyaAllahu Ta'ala

#PendidikanBerbasisFitrah
#FitrahAyahBunda

Posting Komentar

0 Komentar