tag:blogger.com,1999:blog-3743287996198152212024-03-28T06:55:16.830+07:00Berbagi Cerita dan InformasiBlog ini akan berisi catatan, keseharian, cerita motivasi, hal hal seru lain nya. tentang Cinta, Cita, Kebahagiaan, dan keseharianRimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.comBlogger625125tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-87032203421353073712023-07-31T16:31:00.001+07:002023-07-31T16:31:12.337+07:00Ulasan buku Beyond talents<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNe3C2RNHLBC_ntynOi0vrs5h9SwcuT-A0RZWkgjqddPUkDqb0yYBF9oZ2paa7dqKysu4xXfDFekb-qlXLTYLl4YuxeISVA_No5gz0n6bpEzFFeLsd8lNrDyb5pi3rQ1rK1diU-M-XG_sBPkq6M7xVFtwLBtDLj-Wmr4Y8yxeJh9QpNtOka4KVPYaZId0/s975/9786020956046_beyond-talent.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="975" data-original-width="650" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNe3C2RNHLBC_ntynOi0vrs5h9SwcuT-A0RZWkgjqddPUkDqb0yYBF9oZ2paa7dqKysu4xXfDFekb-qlXLTYLl4YuxeISVA_No5gz0n6bpEzFFeLsd8lNrDyb5pi3rQ1rK1diU-M-XG_sBPkq6M7xVFtwLBtDLj-Wmr4Y8yxeJh9QpNtOka4KVPYaZId0/w266-h400/9786020956046_beyond-talent.jpg" width="266" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Buku kedua yang saya baca berjudul "<i>Beyond Talent </i>Bakat Saja Tidak Cukup Untuk Mendapatkan Hasil Luar Biasa" karya John C. Maxwell. Buku ini diterbitkan oleh MIC Publishing. Dengan tebal 323 halaman isi. </p><p>Ini adalah kali kedua saya membaca buku ini secara tuntas. Pada dasarnya saya menyukai buku ini seperti tulisan-tulisan John C.Maxwell pada buku-buku nya yang lain. Bukan hanya tulisan dan motivasi semata, tetapi juga banyak dimuat kisah-kisah orang yang sesuai untuk mendeskripsikan hal apa yang dia maksud dalam tulisan. Bagi saya, hal seperti ini menambah daya tarik dan membuat kita menjadi lebih mudah untuk memahami maksud. Ditambahi lagi dengan kutipan dan puisi-puisi karya penulis ternama. </p><p>Buku ini menggambarkan, bahwa bakat saja tidaklah cukup. Dibutuhkan banyak hal selain bakat untuk membuat seseorang menjadi seorang pribadi unggul. Bakat itu sia-sia jika hanya dilakukan sekedarnya saja. Dan saya sangat setuju dengan hal tersebut. Walaupun memang seperti nya talenta atau bakat yang dia maksudkan dalam tulisan ini lebih kepada potensi diri. Bukan bakat seperti yang saya pahami sebelumnya. </p><p>John C Maxwell menyebutkan setidaknya ada beberapa syarat yang dapat membuat kita menjadi pribadi yang bertalenta plus. Diantara nya adalah keyakinan, hasrat, inisiatif, fokus, persiapan, latihan, grit, keberanian, belajar, karakter yang kuat, dan juga kemampuan bersosialisasi dan bekerja sama. Karena memang tanpa semua kemampuan tersebut, kita hanya akan sekedar berpotensi, bertalenta saja.</p><p>Menurutnya, jika kita tidak pernah menjadi orang yang mengasah diri dan memaksakan diri menjadi orang yang bertalenta plus, mak esok lusa akan ada orang lain, dengan talenta yang sama dengan kita, atau bahkan lebih rendah dari kita, yang mengasah dirinya, menjadi pribadi yang luar biasa. Hingga kemudian melesat meninggalkan kita. </p><p>Tapi bagi saya pribadi tidak demikian. Bagi saya, talenta memang perlu diasah, dikembangkan dan diolah. Karena ketika kita mampu mengolah potensi yang kita miliki, semakin potensi itu terasah dengan baik, maka kemungkinan besar talenta itu akan makin memberikan banyak kebermanfaatan bagi orang. Makin luas dan makin dalam manfaat yang akan disebar. </p><p>Talenta memungkinkan seseorang untuk melakukan hal-hal luar biasa</p><p><br /></p><p><br /></p>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-13926370557343425552023-07-27T15:08:00.003+07:002023-07-27T15:08:33.036+07:00Doa Saat Putus Asa<p> </p><div class="MsoNormal"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlQKmXrGXWeWLVeUJ6yTmASgn9cgNE1r7WGQEMlbFl089oEGiXZJJNlMOmCFw4R9coh_SM-aHS3zkIkqfjgzlWib3mHuJLo-78MkhqJQH-IB184On0b53OOlBvx4AK0HMfduEcb1t4MZymbV9tkpM6OkyLvo8FSsfBrstZMHGm6OhAFi2YDaFEfSY_iSM/s328/download%20(3).jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="154" data-original-width="328" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlQKmXrGXWeWLVeUJ6yTmASgn9cgNE1r7WGQEMlbFl089oEGiXZJJNlMOmCFw4R9coh_SM-aHS3zkIkqfjgzlWib3mHuJLo-78MkhqJQH-IB184On0b53OOlBvx4AK0HMfduEcb1t4MZymbV9tkpM6OkyLvo8FSsfBrstZMHGm6OhAFi2YDaFEfSY_iSM/w640-h300/download%20(3).jpeg" width="640" /></a></div><div class="MsoNormal"><br /></div>Saat ini saya akan mencoba membuat rangkuman dari sebuah bab dalam buku Revive your heart karya ustadz Nouman Ali Khan. Bab pertama yang judulnya Doa saat putus asa.</div><br /><div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal">Dalam bab ini dibahas sebuah doa yang dipanjatkan nabi Musa as. Saat itu nabi Musa dalam dalam keadaan terdesak. Dia baru saja membunuh seorang Mesir walau dalam keadaan tidak sengaja. Dan dia sedang diburu oleh para tentara. ia kemudian berlari dari Mesir dan tiba di Madyan.</div><div class="MsoNormal">Saat itu dia tiba di sebuah gurun pasir di Madyan. Sampailah ia di sebuah perairan. Di mana orang orang sedang berebut memberi minum ternak ternak mereka. Dan di ujung lain, terdapat dua wanita yang menahan ternak ternak mereka agar tidak ikut minum. Saat Musa menanyakan mengapa kedua wanita itu tidak ikut mengantri, Wanita wanita tersebut menjelaskan bahwa mereka tidak bisa ikut mengantri agar tidak diganggu oleh para peternak lain. Dan bahwa ayah mereka sudah terlalu tua hingga tidak bisa membantu membawa ternak ternak itu minum. Singkat cerita, Musa membawa ternak ternak kedua wanita tadi untuk ikut serta minum di perairan tadi. Hingga semua ternak kenyang. Setelah itu, Musa mencari sebuah pohon dan berteduh di bawahnya sembari meluruskan badan dan berbaring. Pada saat dia membantu para wanita itu, sama sekali tidak mengharapkan apapun dari mereka. Dia hanya membantu karena hatinya. Ketika dia selesai, maka dia kembali lagi pada Allah dan memohon pertolongan Nya.</div><div class="MsoNormal">Saat itulah, dalam keadaan lemah, lapar, buron, dan tak tau arah Musa memanjatkan doa pada Allah. Sebuah doa yang luar biasa yang diabadikan dalam Quran karena keistimewaannya.</div><div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal">Doa itu berbunyi :</div><div class="MsoNormal"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><u>Rabbi inni lima anzalta ilayya min khairin faqir</u></i></div><div class="MsoNormal">“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan (makanan) yanng Engkau turunkan padaku." (QS Al Qashas[28] : 24)</div><div class="MsoNormal">Tuhan, sesuatu yang Engkau kirimkan kepadaku-ini dalam waktu yang lampau, aku tidak katakan apa yang tengah engkau kirimkan padaku tapi apapun yang Engkau ‘kirimkan’: anzalta. Apapun yang suudah engkau turunkan, aku sangat memerlukannya, itulah yang ia peroleh saat ini. Ia tidak punya rumah, baju, makanan, atau apapun. Namun toh inilah yang selama ini dia cari. “ ya Allah, aku amat bersyukur atas semua ini, aku benar benar memerlukannya.” Dengan kata lain, sebelum<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>meminta hal lebih, dia berkonsentrasi pada apa yang telah diberikan Allah padanya.</div><div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal">Padahal jika kita lihat dari kacamata kita, nabi Musa dalam keadaan buron, lapar, tak punya tempat tinggal, tak punya baju, dan tak ada air minum. Dan bisa saja dia mati karena dehidrasi. Tapi nyatanya toh dia berhasil mencapai ke perairan itu, bisa minum dan dia masih diberikan kesempatan untuk berbuat baik menolong wanita tadi. Itu sudah sangat membuatnya bersyukur. Bukannya memikirkan apa yang belum dia miliki, dia mensyukuri apa yang telah didapatkannya. “ ya Allah, aku sungguh membutuhkannya, terima kasih ! Aku sunguh membutuhkannya, aku sangat putus asa, aku akan mati tanpa pertolongan Mu”- Rabbi ini lima anzalta illayya min khairin faqir.</div><div class="MsoNormal">Subhanallah... sebuah perbuatan yang sangat istimewa.</div><div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal">Ada makna lain dari doa ini yang begitu indah. Saat itu Musa baru saja melakukan sebuah kesalahan, sebuah kesalahan yang amat besar, sebuah pembunuhan. Sebuah kesalahan yang pasti akan terus menghantuinya dan merasa terus menerus bersalah. Lalu kemudian di gurun pasir, dia menemukan wanita wanita yang kemudian bisa dia tolong dengan tangannya. Hal inilah yang dia syukuri. Menjadi sebuah kehormatan baginya, saat dia dalam keadaan bersalah kemudian masih diberi kesempatan untuk berbuat baik. Karena dalam Din kita, saat kita misalnya memberi sedekah pada peminta minta, maka bukan peminta minta itu yang kita tolong, tapi kitalah yang diberi pertolongan oleh mereka. Kelak mereka akan bersaksi di hari akhir atas pertolongan kita. Itulah mengapa Musa merasa sangat bersyukur. Dan inilah makna lain dari doa tadi.</div><div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal">Dan dalam penggalan terakhir doa ini pun amat menariknya. Saat itu, keadaan Musa dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Kelaparan, tidak punya baju, tidak ada rumah, tidak punya pekerjaan, dan dihadapkan pada sebuah masalah yang sangat besar. Tapi, jika kita telaah musa tidak berdoa dan meminta makanan, baju, pekerjaan, rumah atau agar masalahnya diselesaikan. Sesungguhnya, saat dia mengatakan bahwa apapun yang Engkau berikan aku sangat membutuhkannya, merupakan sebuah permintaan yang tersirat.</div><div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal">Orang beriman akan sangat menyadari bahwa apapun yang Allah berikan, makanan apapun yang tersedia di meja, apapun pekerjaan atau usaha yang kita jalani, adalah yang terbaik buat kita. Kita tidak boleh rewel dan pilih pilih akan karunia Allah. Apapun yang kita terima, maka itulah yang terbaik buat kita. Apapun yang Engkau berikan, maka itulah yang sangat aku butuhkan.</div><div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal">Bahkan dalam doa itupun Musa menyebutkan keadaan dirinya sebagai seorang faqir. Seorang yang betul betul dalam keadaan tak berdaya. Tak punya apa apa. Jadi apapun yang Allah berikan, maka itu akan sangat aku butuhkan. “ Ya Allah apapun yang Engkau turunkan padaku, karena aku faqir, aku tak mampu bangkit dan mengambilnya sendiri. Kaulah yang membawakannya padaku.” Subhanallah inilah kesadaran Musa alaihi salam</div><div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal">Dalam ayat berikutnya disebutkan</div><div class="MsoNormal">“kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari perempuan itu dan mengatakan “sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi belasan sebagai imbalan atas (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami.” (Q.S Al Qashas :25)</div><div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal">Apakah saat itu Musa meminta uang, meminta makanan, meminta pekerjaan, atau meminta imbalan atas apa yang dilakukannya? Tidak. Setelah melakukan kebaikan itu dia kemudian hanya berpaling pada Allah saja. Dan itulah hukum Al-quran. Hukum alam dapat disiasati jika Allah berkehendak. Hukum Al Quran tidak bisa. Hukum doa tidak bisa diubah. Inilah saat kita mensyukuri pemberian Allah, Allah akan menjaga kita.</div><div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal">Luar biasanya kekuatan sebuah doa. Nabi Musa dalam keadaan tidak punya apa apa, tidak punya makanan, tidak punya baju, tidak ada rumah, tidak ada pekerjaan, tidak ada beking atau teman, bahkan sedang masalah yang besar. Tapi kemudian saat dia mensyukuri apapun pemberian Allah, saat itulah Allah melipat gandakan nikmat Nya. Allah melindunginya. Bahkan kemudian dia ditawari pekerjaan selama sepuluh tahun, dengan imbalan menikahi salah seorang putri lelaki tua itu. Kini dia memiliki pekerjaan, rumah, istri yang cantik, dan juga status kependudukan. Begitu luar biasanya kekuatan sebuah doa. Sebuah kekuatan dari rasa syukur pada Allah SWT.</div><div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal">Disarikan oleh Rima Melanie P dari buku Revive your heart karya NAK</div><div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal"><br /></div>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-4806110903961170672023-02-16T19:47:00.000+07:002023-02-16T19:47:24.077+07:00Sekilas tentang Remagogi<p dir="ltr"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1D0HbsbmNNpopXylbcJsRXgjDnxGoI32IgsOZRs_p-Snz_rXdufi0M7fhSSb2EnscDxpumw5riEHUKHdtPuoSoWlsuUl1JxflRJiutjQyEnjPvYd6aFWwadhEXV1rtsUenc1cMxuKcFc/s1600/1676551640494281-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1D0HbsbmNNpopXylbcJsRXgjDnxGoI32IgsOZRs_p-Snz_rXdufi0M7fhSSb2EnscDxpumw5riEHUKHdtPuoSoWlsuUl1JxflRJiutjQyEnjPvYd6aFWwadhEXV1rtsUenc1cMxuKcFc/s1600/1676551640494281-0.png" width="400">
</a>
</div>Remagogi adalah sebuah sistem dan kurikulum pendidikan bagi remaja yang belum mukallaf agar mampu menjadi manusia yang sepenuuhnya melaksanakan fungsi dan tanggung jawab orang dewasa selambat lambatnya di usia 18 tahun, melalui upaya menemani nya secara under-supervisory untuk menjalani kehidupan secara fisik, intelektual, mental, sosial dan ekonomis, oleh mentor-mntor kehidupan sebagai teman yang lebih tua sehari, lebih tinggi seranting, lebih dulu selangkah di realitas alami untuk membentuk generasi Islami. </p>
<p dir="ltr">Remagogi sendiri lahir dari buah pikir dan perenungan ustadz Adriano Rusfi yang merasa prihatin dengan fenomena remaja. Di saat ini, makin kesini, kenakalan remaja semakin menjadi jadi. Bukan hanya sekedar kenakalan, bahkan telah bertransformasi menjadi sebuah kejahatan. Kejahatan yang tak jarang lebih sadis dan lebih mengerikan dibandingkan kejahatan yang dilakukan orang dewasa sekalipun. Tak perlu lah saya menceritakan bagaimana contoh kejahatan itu dilakukan. Karena hampir setiap hari kita mendengar nahkan melihat hal hal seperti itu. </p>
<p dir="ltr">Jadi siapa sih remaja? <br>
Mereka adalah orang yang sudah dewasa secara biologis, sudah baligh, akan tetapi belum aqil. Belum dewasa, belum memiliki kemampuan berfikir dan bertindak sebagai seorang dewasa. Secara fisik mereka telah dewasa, dengan ditandai dengan ciri biologis perempuan telah haid dan laki laki telah mimpi basah. Akan tetapi secara pemikiran dan tanggung jawab belum terbentuk. <br>
Seseorang ketika telah baligh, secara biologis telah dewasa, artinya bagi perempuan dia telah siap dibuahi dan bagi laki laki dia telah siap membuahi. Secara biologis terjadi perubahan hormon dalam dirinya. Perubahan hormon inilah yang membuat banyak perubshan perilaku pada remaja. Ada ketidak nyamanan yang terjadi disana. Mereka menjadi lebih emosional, meledak ledak, ingin diperhatikan ingin diakui dst. Ada perkembangan nafsu yang menggebu disana. Hormon tetosteron dan hormon estrogen juga mempengaruhi keingin secara seksual dalam diri mereka. Sayangnya saat ini, usia seseorang menjadi dewasa fisik menjadi lebih cepat. Terbukti dengan ditemukannya wanita yang haid di kelas satu SD. Walaupun masih langka, akan tetapi fenomena haid di usia lebih muda telah terjadi di saat ini. Padahal dalam Islam, ketika seseorang telah baligh, dewasa fisik, artinya dia telah dianggap mukallaf. Telah diberikan beban syar'i. Telah dihitung segala amal dan perbuatannya. <br>
Yang kasihan adalah jika seorang anak baligh di usia 7 atau 8. Sedangkan di usia itu seorang anak baru saja belajar sholat. Dia baru saja akan belajar banyak hal, tapi sudah harus wajib sholat. </p><p dir="ltr"><br>
Untuk menjadi seorang yang telah dewasa, telah aqil, minimal seseorang itu telah mampu bertanggunggung jawab atas segala pikiran, ucapan dan perbuatannya. Bertanggungjawab akan dirinya, keluarganya, lingkungan terdekatnya, dan juga bertanggung jawab secara sosial. Orang yang bertanggung jawab pasti akan selalu memikirkan segala konsekuensi dari pikiran, ucapan maupun perbuatan nya. <br>
Ciri penting lain adalah orang dewasa juga harus memiliki kemandirian. Tidak tergantung pada orang lain. Dia harus dapat menyelesaikan permasalahan nya tanpa ketergantungan pada orang lain. Mandiri disini tidak melulu berarti bahwa semua harus dilakukan sendiri. Tapi dia harus memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya, baik dilakukan sendiri atau ada unsur kerja sama dengan orang lain. Hal ini juga artinya bahwa seorang dewasa itu bukan hanya harus punya jawaban atas permasalahan, akan tetapi harus memiliki kemampuan untuk menciptakan solusi dari sebuah permasalahan. </p>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-8599431948967382782023-01-27T12:26:00.001+07:002023-01-27T12:26:34.318+07:00Tujuan Perjalanan IniHari ini ingin bercerita kembali tentang perjalanan yang kami lalui di awal 2023 kali ini. Perjalanan kami kali ini bukanlah perjalanan dalam rangka santai, hura hura, wisata, atau senang senang belaka. Tapi lebih dari itu. Ada tujuan besar yang ingin kami gapai. <div>Seperti yang telah saya ceritakan di tulisan tulisan sebelumnya. Hidupa kami, saat ini, banyak sekali perubahannya. </div><div>Hingga pada akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke Bandung. Walau Dengan berat hati, meninggalkan segala kenyamanan yang ada. Kami pulang. Dengan tujuan untuk birrul wallidain. Mumpung masih ada kesempatan. Mumpung Allah kasih kemudahan ekonomi, mumpung masih ada usia, masih sehat. Orang tua masih ada. </div><div>Hal ini akhirnya saya sadari. Setelah Allah berikan ilham ini pada akhirnya. Ya, sebelumnya tentu saja saya tidak terima, galau, enggan untuk mengambil tanggung jawab ini. Tapi Alhamdulillah, Allah lembutkan hati ini. Allah berikan kesadaran dan keikhlasan. Semoga Allah selalu tuntun hati ini agar selalu istiqomah. </div><div>Ya, sudah saatnya saya berbakti pada orang tua. Terutama pada mama. Siapa lagi yang akan merawat mama di akhir hidupnya ini. Sedangkan keadaan Bunga maupun Denar seperti itu. Jangan bicarakan Niar yang untuk membantu dirinya pun dia masih kesulitan. Adik adik ku kehidupan nya jauh dari kenyamanan. Semenjak mereka menisbatkan diri untuk bekerja di pabrik, maka saat itulah hidupnya dikuasai mereka. Dibuat sedemikian rupa sehingga kehidupam mereka akan selalu dalam keadaan darurat. Terjebak dengan pinjaman, gaji yang kecil, tapi gaya hidup yang tinggi, hidup yang monoton tanpa perubahan. </div><div>Sayang sekali, bahkan aku pun tak tau bagaimana cara menyelamatkan mereka. </div><div>Jadi ya, saatnya aku lah kini yang akan membantu mereka. Semampu yang bisa ku lakukan. Mudah mudahan Allah mudahkan semua nya.</div><div>Jadi perjalanan yang kami lakukan ini memiliki tujuan untuk mencari berkah. Mencari rejeki. Yang bukan hanya untuk diriku sendiri saja, kini. Tapi untuk keluarga besar. Semoga Allah mudahkan. Dan berikan keikhlasan pada ku, pada suami ku. </div>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-56379156566793721782023-01-23T18:52:00.001+07:002023-01-23T18:52:49.926+07:00Kegelisahan di Sudut Kudus<div>Saya mau cerita</div><div><br></div><div>Tapi ini sekedar cerita saja</div><div><br></div><div>Bukan pengamatan. Hanya cerita sekedar lalu. Hanya melihat dari satu sudut saja. Tidak mewakili apapun. </div><div><br></div><div><br></div><div><br></div><div>Hari ini sy sedang di Kudus. Hari Jum'at yang lalu berkesempatan menemani Fawwaz Jumatan di mesjid Sunan Kudus. Alhamdulilah. </div><div><br></div><div><br></div><div>Ada sebuah cerita yang ingin sy bagikan </div><div><br></div><div><br></div><div>Jumatan disana keren. Semua pria berbaju rapi. Gak ada yg pakai kaos. Semua pakai baju koko paling gak kemeja dan sarung. Tidak lupa kopiah. Rapi semua. </div><div><br></div><div>Sebelum jumatan bahkan sudah ada beberapa pria yang mengambil tempat duduk menghadap makam Sunan Kudus. </div><div><br></div><div><br></div><div>Adzan berkumandang. Berbondong bondong para pria mengambil tempat di dalam bahkan sampai meluber ke jalan jalan di sekitar mesjid. </div><div><br></div><div><br></div><div>Para wanita yang kebanyakan adalah pe ziarah duduk di emperan toko di sekitar. Sambil ngemil, minum es, atau menggendong balita yang menangis karena kepanasan.</div><div><br></div><div>Ada pemandangan menarik di hadapan saya. Beberapa pemuda mengambil tempat di lorong tak jauh dari tempat saya duduk beristirahat. Saya taksir berusia SMA akhir. Dari pakaian dan logo di peci nya, terlihat bahwa mereka adalah murid sebuah pesantren di sekitar. </div><div>Tapi ada hal yang mengagetkan. Saat adzan berkumandang, tanda sholat Jum'at dimulai. Ternyata pemuda pemuda gagah ini justru saling colek, saling dorong dan bercanda saat sholat dimulai. Tertawa cekikikan persis seperti yang dilakukan anak anak kecil. Tentu saja saya kaget melihatnya. Ini SMA lo. Badan nya gagah. Penampilan nya rapi. Kopiah nya pesantren lo. Tapi kok....</div><div>Entahlah...</div><div><br></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-C6HJJyZ3yA6e0vlfIebRm9jMsEYPkXGaf-Di3rbBLvoocsYsM0XFK01l3Z7BEFv0QoL0sMwvLTVYgusSXvmy5qGPbzl_kFkmRtAgZpDBsDPFbMnqOKvfa7feb0ee2U6TcdK16DIu3D0/s1600/1674474765362063-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-C6HJJyZ3yA6e0vlfIebRm9jMsEYPkXGaf-Di3rbBLvoocsYsM0XFK01l3Z7BEFv0QoL0sMwvLTVYgusSXvmy5qGPbzl_kFkmRtAgZpDBsDPFbMnqOKvfa7feb0ee2U6TcdK16DIu3D0/s1600/1674474765362063-0.png" width="400">
</a>
</div><br></div><div><br></div><div>Lain lagi di sudut sebelah pintu gerbang. Bapak bapak yang tampaknya memang para peziarah dari jauh. Pakaian mereka rapi. Dengan sorban di kepala, tasbih di tangan, janggut panjang dengan ciri seorang beragama. Sebagian berdiri mengawasi, lainnya mengambil telepom pintar dan mengambil gambar. </div><div>Mereka para pria. Dewasa, gagah, berpakaian muslim, dan terlihat sehat. Mengamati pria lain yang melaksanakan sholat jumat. Seperti terpisah jauh dari orang yang melaksanakan sholat jumat. Mereka datang sebagai penonton semata. Saya melihat keberadaan mereka jauh sebelum adzan berkumandang. Tapi mereka tidak ambil bagian dalam sholat. Ah, mungkin karena mereka dari jauh. Mengambil keringanan tidak melaksanakan sholat Jumat. Tapi... Kan seharusnya bisa sih. Karena waktunya cukup. Bahkan jarak antara shaf sholat dengan mereka pun hanya satu atau dua langkah saja. Entahlah... Saya juga kurang paham tentang aturan nya. Hanya saja mengganggu hati saya saja. </div><div><br></div><div>Padahal bukankah tujuan mereka kesini untuk berziarah ke makam seorang Sunan yang menegakkan Islam? </div><div><br></div><div>Entahlah. Maafkan saya jika ini ternyata menyakiti yang menbaca. Hanya berusaha menyampaikan kegelisaham semata. </div><div><br></div><div>Semoga Allah mengampuni🙏🏻</div>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-39973098161100231182023-01-22T19:24:00.000+07:002023-01-22T19:24:52.693+07:00Hotel Indonesia made in Pekalongan<p>Perjalanan kami kali ini adalah menuju ke Timur. Akan tetapi memang tidak langsung menuju ke timur, kami sengaja menyisir terlebih dahulu dari arah Pantura. Dari Purwokerto, kami menuju ke utara, melewati Bobotsari, RanduDongkal, Belik, belok kanan menuju Kesesi, Kajen dan berakhir di Pekalongan. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHMsd7u3mXadUvfPJk1SdIgIDR_US2UQTl3zzxB1m2z7dP_8J1XhSDqJ71YoDd649rhgUaklxhl-VK_o7qGmizGv1gYCp-G46lKYDa3QPKyxlNkOg0gXoGiKcnbfIGfCvkx7QboJZh9bPfM1f5fjuS_I6_f3A2erAWhe-GOoyFj1G4yLNTwlKuVFXs/s4080/IMG_20230110_071200.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHMsd7u3mXadUvfPJk1SdIgIDR_US2UQTl3zzxB1m2z7dP_8J1XhSDqJ71YoDd649rhgUaklxhl-VK_o7qGmizGv1gYCp-G46lKYDa3QPKyxlNkOg0gXoGiKcnbfIGfCvkx7QboJZh9bPfM1f5fjuS_I6_f3A2erAWhe-GOoyFj1G4yLNTwlKuVFXs/s320/IMG_20230110_071200.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIk7P2XdKrqS16ZIjtrbypELtdvOKN-OAyuTXtY4r0cvgpfL5LAVuVFafIJEzaEbVTEshIsGUCnK_wIKGT3-kWl2XECAJMGRL0blguxi7jwH5MeGOn7SaVs-wUb8-H31ZJcFhUrBNQ6MEgjC6H6Xhluj8wfCbQ4OvNehp6fRTDPzwxJClCNsOI2xie/s1920/IMG_20230110_084240.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1088" data-original-width="1920" height="181" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIk7P2XdKrqS16ZIjtrbypELtdvOKN-OAyuTXtY4r0cvgpfL5LAVuVFafIJEzaEbVTEshIsGUCnK_wIKGT3-kWl2XECAJMGRL0blguxi7jwH5MeGOn7SaVs-wUb8-H31ZJcFhUrBNQ6MEgjC6H6Xhluj8wfCbQ4OvNehp6fRTDPzwxJClCNsOI2xie/s320/IMG_20230110_084240.jpg" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p><p><br /></p><p>Buat saya, ini adalah kali pertama menginjakkan kaki di Pekalongan. Kota yang terkenal sebagai Kota Batik. Di Pekalongan kami menginap di hotel Indonesia, atau dikenal sebagai Reddorz Syariah near Stasiun Pekalongan 2. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii221qwjga8u43e_oFswDR2idovwJRMkLqSO5Jef806hFOgbIOWkyGm-KjWE_zngRMudfw_sRdTfleF99DnXxO9NheroV5ePhEC_Y0q5IlqazwG-7WCAE6urFnMIxJwC5r7P4ClVvIZ3Y2SI7J7tAXWwNiydaxBM6XQ5UW6765K-e-VihO_2z5fSNP/s1024/103d8b23e7240d6e728e824482526df2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="682" data-original-width="1024" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii221qwjga8u43e_oFswDR2idovwJRMkLqSO5Jef806hFOgbIOWkyGm-KjWE_zngRMudfw_sRdTfleF99DnXxO9NheroV5ePhEC_Y0q5IlqazwG-7WCAE6urFnMIxJwC5r7P4ClVvIZ3Y2SI7J7tAXWwNiydaxBM6XQ5UW6765K-e-VihO_2z5fSNP/s320/103d8b23e7240d6e728e824482526df2.jpg" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Sedikit mengulas tentang hotel ini. Berdiri sebagai sebuah hotel yang saya rasa cukup tua. Dapat terlihat dari ornamen dan bangunan nya. Cukup luas, dengan parkiran yang nyaman sampai belakang. Kamar yang kami dapatkan pun cukup nyaman. Berisi dua tempat tidur yang cukup luas. Satu kasur bisa dipakai berdua. Lemari yang terhubung dengan meja kerja yang cukup panjang. Kaca rias, meja di sebelah kasur. TV dengan STB, walau memang tidak semua saluran lancar. Tapi cukuplah buat kami yang memang tidak terlalu suka menonton. Kamar mandinya pun besar dan cukup bersih. Air hangat yang selalu tersedia, shower, dan toilet duduk. tapi memang flush nya tidak menyala, sehingga disediakan ember juga di sana. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-nB8trEk8p5b-C-sceO-ZU1UXgTFVbk6kay_s27iZ4yn1-QcGNCwLMcTvEFOn-XgKg52aDhZ_QGpBLytG-pUuCH5Q8io8FYTgvaShh5UsXCKPTgCyf19weALMs0thYhyY2Xy0T2j817sYp5L3dnsaZdMXkmLR_NinwgnB5RQo1hq5IebBL_qgfLiR/s840/244327972.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="460" data-original-width="840" height="175" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-nB8trEk8p5b-C-sceO-ZU1UXgTFVbk6kay_s27iZ4yn1-QcGNCwLMcTvEFOn-XgKg52aDhZ_QGpBLytG-pUuCH5Q8io8FYTgvaShh5UsXCKPTgCyf19weALMs0thYhyY2Xy0T2j817sYp5L3dnsaZdMXkmLR_NinwgnB5RQo1hq5IebBL_qgfLiR/s320/244327972.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIayV6BzU4TcxmW67ZLFV2MU060f1d9x-UxFnvQOBCxn92N22uRH1B4QoL9h9oioSGemLVdAJZK20hUczTfttCc9_WiIoJ9lL7CXClJpQylb8TWNOxH4FIThP1MkiZrvIS3lqLu0cnkdFIn0nBE050j0ApgThTibTBdkrvIdkiKG1mFrYdiGw1DD9G/s840/244327984.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="460" data-original-width="840" height="175" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIayV6BzU4TcxmW67ZLFV2MU060f1d9x-UxFnvQOBCxn92N22uRH1B4QoL9h9oioSGemLVdAJZK20hUczTfttCc9_WiIoJ9lL7CXClJpQylb8TWNOxH4FIThP1MkiZrvIS3lqLu0cnkdFIn0nBE050j0ApgThTibTBdkrvIdkiKG1mFrYdiGw1DD9G/s320/244327984.jpg" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Selain itu juga ada 3 router wifi. Awalnya wifi nya lancar. bisa kami pakai dengan nyaman. tapi kemudian beberapa hari terakhir wifi nya mati dan tidak bisa menyediakan internet. Itu sangat menjengkelkan. </p><p>Pelayan hotel cukup ramah. Mereka melayani dengan baik dan informatif. Cukup membantu dan sopan. Nyaman rasanya. </p><p>Ada beberapa ruangan di tengah yang bisa dipakai untuk sekedar duduk. baik itu di lobby, di tengah dan juga di teras. Sangat luas dan nyaman. </p><p>Walau hotel ini tua, tapi tidak terkesan angker. Karena memang terawat dengan baik. </p><p>Hotel ini juga menyediakan restoran. Namanya Restoran Slamaran. Cukup banyak ragam pilihan makanan yang ditawarkan. Malam pertama, kami sempat mencicipi makanan dari hotel. Sup Iga nya terlalu biasa. Tapi ya memang sesuai dengan harganya yang murah meriah. akan tetapi capcay nya lumayan juara. Goreng tempe nya luar biasa. Enak dan krispi. </p><p>Secara garis besar, jika dibandingkan dengan harga sewa nya yang dibawah 150rb semalam, saya sewa via aplikasi Reddorz dan Agoda sekitar 141 ribu rupiah. Tentu saja hotel ini dapat menjadi salah satu hotel yang bisa dipilih saat pergi ke Pekalongan. Apalagi mengingat tempatnya yang terletak di pinggir jalan Pantura, tidak jauh dari Stasiun Pekalongan. Hal ini memudahkan jika kita ingin mejelajahi kota Pekalongan. </p><p>Jadi, ya lumayan memuaskan untuk hotel kelas melati. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaSFWMiWVWKCcfAWbCna-FQk7DQbaihGxOOnre3FZiej3l0YhX3iHIoxnIFwfRkSBT6m76QfGA0r58E0FOZzFlMiB8nJgUeYq3OCYLNDBhxutGPlpW6XSpBb9HgeQtDQbHosEfvaxcr4QkhiXKbERkdg--K_TMTRnwq7gpV737jBjUUziDjVGG2g-P/s4080/IMG_20230113_143140.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaSFWMiWVWKCcfAWbCna-FQk7DQbaihGxOOnre3FZiej3l0YhX3iHIoxnIFwfRkSBT6m76QfGA0r58E0FOZzFlMiB8nJgUeYq3OCYLNDBhxutGPlpW6XSpBb9HgeQtDQbHosEfvaxcr4QkhiXKbERkdg--K_TMTRnwq7gpV737jBjUUziDjVGG2g-P/s320/IMG_20230113_143140.jpg" width="180" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSU_zi_qYt3LR5ehO_nmncY6Bs_xmKu9uf0kzG0Fw4r_JUDHbDm-eW3Lz_wLAW6KN4iOsT8eZRrwolUbgsVqYXR3m1lq4zE2shDN0l4AyDQDqAttS2J_rp1EIoL_EIj2TGgeKA-Nl8tu-WIFw03VUOkBShXbOAKMEodPvnKgjzpSet9xJQh6clDG9D/s4080/IMG_20230115_191637.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSU_zi_qYt3LR5ehO_nmncY6Bs_xmKu9uf0kzG0Fw4r_JUDHbDm-eW3Lz_wLAW6KN4iOsT8eZRrwolUbgsVqYXR3m1lq4zE2shDN0l4AyDQDqAttS2J_rp1EIoL_EIj2TGgeKA-Nl8tu-WIFw03VUOkBShXbOAKMEodPvnKgjzpSet9xJQh6clDG9D/s320/IMG_20230115_191637.jpg" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-38987840149049903272023-01-21T16:24:00.000+07:002023-01-21T16:24:44.633+07:00Museum Batik Pekalongan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_geJdBAvh4pE-e0_ZXsNaTtJ72ViuwpTUcC313tjQx7yHAguVcIGmGAiXMb196ZddZHUlhEkoA8FLGR7oN6V0mowtW1uhKYa-DdWBg5pt1FeQ1jaKEBx7GqhWmpmv9kxFZibFDY8kua1CFqShT_42uqFVMprISgvpSXKlD_HaFP6MdT5WiSmwc7Zd/s4080/IMG_20230112_114141.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_geJdBAvh4pE-e0_ZXsNaTtJ72ViuwpTUcC313tjQx7yHAguVcIGmGAiXMb196ZddZHUlhEkoA8FLGR7oN6V0mowtW1uhKYa-DdWBg5pt1FeQ1jaKEBx7GqhWmpmv9kxFZibFDY8kua1CFqShT_42uqFVMprISgvpSXKlD_HaFP6MdT5WiSmwc7Zd/s320/IMG_20230112_114141.jpg" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div>Hal pertama yang kita ingat saat mengingat Pekalongan, tentu saja batik. Hal itu pula yang menjadi concern kami saat pertama kali menginjakan kaki di kota ini. Suasana dan corak batik memang terlihat hampir di setiap sudut kota. Dimulai dari gerbang kota dengan corak batik. Bahkan saya melihat ada gedung sekolah yang di cat dengan corak batik. <div><br /></div><div>Maka hari pertama di Pekalongan, tempat pertama yang menjadi tujuan main adalah museum Batik. Museum ini terletak di Jl. Jetayu No.3, Panjang Wetan, Kec. Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51141. Di depan lapangan 0 Kilometer. Dari hotel, kami cukup naik gojek untuk sampai ke sana. Turun dari gojek, cukup dikejutkan dengan rombongan anak TK dan anak SD yang sedang dalam kunjungan wisata. Suasana museum menjadi ramai dan hiruk pikuk. Kami berusaha menyelinap diantara nya. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFUzIB6SiqMJ_LkCrs9BF1_LwURxEwaHrRcaLUPVRDQ9iI_61v7tj1NCsd3tY0Yn5j-kjb7UVoul0VvCRgFc6hFb39xQ0GdqZm5o8vtFnITpjPNI9jeN3M0N7PwA_PQQfy62rPGbS3yvpWwfXpdN9ie2DBZ7P-SoJ4m6SFj9_mYpG540-RhjN7F0aq/s4080/IMG_20230117_153846.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFUzIB6SiqMJ_LkCrs9BF1_LwURxEwaHrRcaLUPVRDQ9iI_61v7tj1NCsd3tY0Yn5j-kjb7UVoul0VvCRgFc6hFb39xQ0GdqZm5o8vtFnITpjPNI9jeN3M0N7PwA_PQQfy62rPGbS3yvpWwfXpdN9ie2DBZ7P-SoJ4m6SFj9_mYpG540-RhjN7F0aq/s320/IMG_20230117_153846.jpg" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div><div><br /></div><div>Ruang pertama adalah ruang pamer corak batik buatan para seniman lokal. Batik dengan corak yang baru dan diluar kebiasaan. Beberapa memang terlihat indah dan menarik mata. Disebelah batik yang dipamerkan juga dituliskan profil pembuat corak tersebut. Bahkan ada beberapa merupakan hasil anak muda usia awal 20-an. Melihat corak-corak ini jadi teringat lukisan mandala yang sekali dua kali saya buat. Ah, seru sepertinya jika bisa belajar tentang batik dan belajar membuat corak-corak batik kontemporer. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5gOi8OHaH_eJiyYjNDOz5PA4Hjyob3yOCV25M6NiqYTh42JbhqbBrOCGhLMfMqp6IpOLjks-RVYQv2_oGxtacdM10cDCAmKWHNueb6Qc-lAouRsGophsOLN469yf0CF0LHhULKxPXkeKTgABpfLFM7dXc4o0ouQsry4VNBWf6e6G1O2olzUKrFeJZ/s4080/IMG_20230112_104318.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5gOi8OHaH_eJiyYjNDOz5PA4Hjyob3yOCV25M6NiqYTh42JbhqbBrOCGhLMfMqp6IpOLjks-RVYQv2_oGxtacdM10cDCAmKWHNueb6Qc-lAouRsGophsOLN469yf0CF0LHhULKxPXkeKTgABpfLFM7dXc4o0ouQsry4VNBWf6e6G1O2olzUKrFeJZ/s320/IMG_20230112_104318.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6rn8WfpGU6u5-1W3xZJVsMd6Yk-17F58n8i3HObgRSJugMd2w7VZAR0zB8P4G9TO7L6UbyiY0dUYoC0GjSL0JyCirHv17ctg3fSfW7DcWGGYIm_LmF_7L5bjZOvIIfvbpYsGaNn7ERUks-Pn0PgpkPmHQPMlVQ2yh5RZNArv9oxUQUkcJEsOhgVNP/s4080/IMG_20230112_104324.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6rn8WfpGU6u5-1W3xZJVsMd6Yk-17F58n8i3HObgRSJugMd2w7VZAR0zB8P4G9TO7L6UbyiY0dUYoC0GjSL0JyCirHv17ctg3fSfW7DcWGGYIm_LmF_7L5bjZOvIIfvbpYsGaNn7ERUks-Pn0PgpkPmHQPMlVQ2yh5RZNArv9oxUQUkcJEsOhgVNP/s320/IMG_20230112_104324.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9xqxn7uk189n9eWk0PCAymXinvSbIj-sEgMdM_r-LRbtS2WOj3bc0XNNb8vs9rAOlc4JA8uRcT-gjdTBEiZ1ziQBApNUxk6aO2Oz16g0ITGlnJWgaLNa9lMyx3so7biKLA0zRs3uKvVIImN9vKWhNiu94l-Gb6bFjEOqOYqv7cZpRmhxiofOoZwNT/s4080/IMG_20230112_104351.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9xqxn7uk189n9eWk0PCAymXinvSbIj-sEgMdM_r-LRbtS2WOj3bc0XNNb8vs9rAOlc4JA8uRcT-gjdTBEiZ1ziQBApNUxk6aO2Oz16g0ITGlnJWgaLNa9lMyx3so7biKLA0zRs3uKvVIImN9vKWhNiu94l-Gb6bFjEOqOYqv7cZpRmhxiofOoZwNT/s320/IMG_20230112_104351.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizlbNcndl9b4qFuwN4mdS8KTzuWH0XOw0KDVYEZTvnjyZeNb_Tx3Bczs-KbGpyF4pf8eO_OvIh0gNMKiGeIdXN2VCBqDIZSS_OB_Q6rZt7by-HEQs65TYI2-UWMHWhpVysLJgR2RJkaE0-FzI9h8MEKJRcar81oZ48JTo_TaglAxuRxQmoPKBsP3xB/s4080/IMG_20230112_104433.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizlbNcndl9b4qFuwN4mdS8KTzuWH0XOw0KDVYEZTvnjyZeNb_Tx3Bczs-KbGpyF4pf8eO_OvIh0gNMKiGeIdXN2VCBqDIZSS_OB_Q6rZt7by-HEQs65TYI2-UWMHWhpVysLJgR2RJkaE0-FzI9h8MEKJRcar81oZ48JTo_TaglAxuRxQmoPKBsP3xB/s320/IMG_20230112_104433.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjH9UR3sLCAqkUP4m31umtBuKcN4BFg7e6KTa-vNN4N1iqWVwcR_VM3t9kVJcBg-Qil19N0I9ux1M_LFvF3UyNgHaBLUgVPwsVAfWpcjIqFHbrPs59dhfrpQFRTyKTl7mNLYN2Pi7bvOOcT0KmDdUtcpL_SYQNR3PqFKdyiJ0V4gOAmxqnjCfGcs8j2/s4080/IMG_20230112_104436.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjH9UR3sLCAqkUP4m31umtBuKcN4BFg7e6KTa-vNN4N1iqWVwcR_VM3t9kVJcBg-Qil19N0I9ux1M_LFvF3UyNgHaBLUgVPwsVAfWpcjIqFHbrPs59dhfrpQFRTyKTl7mNLYN2Pi7bvOOcT0KmDdUtcpL_SYQNR3PqFKdyiJ0V4gOAmxqnjCfGcs8j2/s320/IMG_20230112_104436.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWGaVBQIoCKtdXl8kLUaEPSnLrPVxhch-9pIuy8n-AaoS6o-uhpB0CmI_B-yfHsyHjT_FG7frfS8sv0KxTxEg95kre31peHDJv0kvh_WE1lamjcJp29OxJnkhffgkCWbWWyV2zDS4dfE9uY2nJ-FyvkqQEj5athk4ZNhBMt3zrHHvQJLUR6TrqEygm/s4080/IMG_20230112_105314.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWGaVBQIoCKtdXl8kLUaEPSnLrPVxhch-9pIuy8n-AaoS6o-uhpB0CmI_B-yfHsyHjT_FG7frfS8sv0KxTxEg95kre31peHDJv0kvh_WE1lamjcJp29OxJnkhffgkCWbWWyV2zDS4dfE9uY2nJ-FyvkqQEj5athk4ZNhBMt3zrHHvQJLUR6TrqEygm/s320/IMG_20230112_105314.jpg" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div><div><br /></div><div>Ruang berikutnya memperlihatkan contoh corak batik dari masa ke masa. Di situ terlihat bagaimana batik pesisir khususnya Pekalongan ternyata banyak juga diilhami oleh budaya China. Kemudian juga ditampilkan batik-batik dari wilayah lain di Indonesia. Hampir seluruh daerah di Nusantara memiliki budaya batik dengan ciri khas sendiri. </div><div><br /></div><div>Misalnya saja untuk batik-batik daerah pesisir memiliki warna batik yang relatif lebih cerah dan berwarna. Ada warna merah, pink, hijau biru dan ungu di sana. Sedangkan batik dari daerah Jogja dan Solo lebih banyak berwarna cokelat dan hitam. Masing-masing daerah pun memiliki corak yang khas dan unik. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuK6h6JY4lMxnl4irMU2YSzRlkcwZnILfgRKQ5u0hZXjnGBfEHi4z_yqT_guQgxb4dEuTy-LItc4O680Xz0yUXUlrrDY3Bs9rSeD7c5oHFlXdNTBRVQIcLA6AXgz0MeVyzK5Ma9hn8eCwd2uFhQdsaC0EwekoUNVXBOGMltfAeej7JZNRL7wUoQFGk/s4080/IMG_20230112_105927.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuK6h6JY4lMxnl4irMU2YSzRlkcwZnILfgRKQ5u0hZXjnGBfEHi4z_yqT_guQgxb4dEuTy-LItc4O680Xz0yUXUlrrDY3Bs9rSeD7c5oHFlXdNTBRVQIcLA6AXgz0MeVyzK5Ma9hn8eCwd2uFhQdsaC0EwekoUNVXBOGMltfAeej7JZNRL7wUoQFGk/s320/IMG_20230112_105927.jpg" width="180" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyAxynM-huy-1xs-EtGOppFR67DMIILpKgnQqKuHqIBdRIlUI6q3zcNQ65h9xXWfK5e9j0Ul3y84QOB8CStzFh-jOHi0LyBnNBWjsLqP91CW0TYehnGeJoOL6MgEON5_VCA-YFaC7agUU_-R3XGwhP0EYivcGkZrTJLr8cW1e8Rike3hfvo2ZgnzKp/s4080/IMG_20230112_105943.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyAxynM-huy-1xs-EtGOppFR67DMIILpKgnQqKuHqIBdRIlUI6q3zcNQ65h9xXWfK5e9j0Ul3y84QOB8CStzFh-jOHi0LyBnNBWjsLqP91CW0TYehnGeJoOL6MgEON5_VCA-YFaC7agUU_-R3XGwhP0EYivcGkZrTJLr8cW1e8Rike3hfvo2ZgnzKp/s320/IMG_20230112_105943.jpg" width="180" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitQvY-fonD5HJvzbOw0zjoOL_vDgyEVvlxh6bN-n5Oeob2Wt-sDv5WoJUYSYGrqTd0sb7D1CiF6bRdFn5IZCT7TLpFwZ62xsY8ASqHT6k4izAA_bgxpkE06bbdWk2c3eiVW8qgK2Ccn9l4fyBXipS686faMmCFR1DUfufZ-yp_1jjR08eVaIyOlrfH/s4080/IMG_20230112_110146.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitQvY-fonD5HJvzbOw0zjoOL_vDgyEVvlxh6bN-n5Oeob2Wt-sDv5WoJUYSYGrqTd0sb7D1CiF6bRdFn5IZCT7TLpFwZ62xsY8ASqHT6k4izAA_bgxpkE06bbdWk2c3eiVW8qgK2Ccn9l4fyBXipS686faMmCFR1DUfufZ-yp_1jjR08eVaIyOlrfH/s320/IMG_20230112_110146.jpg" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div>Ruangan lain memamerkan peralatan dan perlengkapan membuat batik. Mulai dari jenis-jenis kain yang dipakai membatik, canting dengan berbagai ukuran, malam dan pewarna batik. Baik itu pewarna buatan maupun pewarna alami. Pewarna alami yang bisa digunakan ternyata beraneka ragam. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyjAw4LIxnLRCfOLYSQRNffZPGXciiwd6Px9vw66WWztFVI3Ix_-Z6uLONxRGHG0O7KYCE_UMuTiPeEW-K-SOZNbBaINf4cNZnlkum3R8ET9t__ypyvMc9e_OtH7SmJzdnt07f5mk5sm7R2mcVmzXISoa2Mss9A0p4xodCmwdaeTqM0t7bIIPY2nPT/s4080/IMG_20230112_105513.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyjAw4LIxnLRCfOLYSQRNffZPGXciiwd6Px9vw66WWztFVI3Ix_-Z6uLONxRGHG0O7KYCE_UMuTiPeEW-K-SOZNbBaINf4cNZnlkum3R8ET9t__ypyvMc9e_OtH7SmJzdnt07f5mk5sm7R2mcVmzXISoa2Mss9A0p4xodCmwdaeTqM0t7bIIPY2nPT/s320/IMG_20230112_105513.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWCWWuLtAxqDdZ29pcWHr5WSiJsv-GQXJhqyfkZs1DIhpJhzMsKvf0_yCQY39uHSNOZX2Lz1vWMZMmCNwyOFtkWhD9UPcjuhO1JngJW1SHDtaKSr-C1faV68uSwTZz806xxF4xZcLRI3xkM9LxKoBk3EsbUwiiWoqbuYcoFF4JCC473k4Je62_tmUu/s4080/IMG_20230112_105517.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWCWWuLtAxqDdZ29pcWHr5WSiJsv-GQXJhqyfkZs1DIhpJhzMsKvf0_yCQY39uHSNOZX2Lz1vWMZMmCNwyOFtkWhD9UPcjuhO1JngJW1SHDtaKSr-C1faV68uSwTZz806xxF4xZcLRI3xkM9LxKoBk3EsbUwiiWoqbuYcoFF4JCC473k4Je62_tmUu/s320/IMG_20230112_105517.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2XxAFdHjb5FBytF1rXrjDLPDNUvZ7vhOtyBFr-GyFEed1jWDc4PcrYMobv9zY__MFgwbdqbkBKUomRGVzXO5Imh6fyfAKynDApIFk2HXs5QDTNdEgCjHlyxthZkybUBAVEKcMq5qKz_GlPp2UIwz8FCVO1CRpJ4muZd73YXztRdbu2rfl2PdujtG5/s4080/IMG_20230112_105625.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2XxAFdHjb5FBytF1rXrjDLPDNUvZ7vhOtyBFr-GyFEed1jWDc4PcrYMobv9zY__MFgwbdqbkBKUomRGVzXO5Imh6fyfAKynDApIFk2HXs5QDTNdEgCjHlyxthZkybUBAVEKcMq5qKz_GlPp2UIwz8FCVO1CRpJ4muZd73YXztRdbu2rfl2PdujtG5/s320/IMG_20230112_105625.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3LbGoYn9BNIxCEG8If0dbI03tdS5kLGs2ihJJeUsLcTVJIXxlpnz4mk0gqNF6wGpbCnsQZFt1vXEaLxrdEWVhJurz9a2wWcMiBd-APspI1qg_SQqt_G8V2PlNFv1z32jxQsv1gNiJKBpvabbBkXQ1-8DTMkg9zVQ6OHZQAWrIdOmwa5IOGvwI33tj/s4080/IMG_20230112_105720.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3LbGoYn9BNIxCEG8If0dbI03tdS5kLGs2ihJJeUsLcTVJIXxlpnz4mk0gqNF6wGpbCnsQZFt1vXEaLxrdEWVhJurz9a2wWcMiBd-APspI1qg_SQqt_G8V2PlNFv1z32jxQsv1gNiJKBpvabbBkXQ1-8DTMkg9zVQ6OHZQAWrIdOmwa5IOGvwI33tj/s320/IMG_20230112_105720.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0EmRv6-53j1hgL2Afi5TKnV1CqBQvnRx99CSWFi6oEMKEssmBVQsdZQhn8QtFvgK8xdYASkiGMus-1-ov23SrsQQjPuF6t6cIaIU4jl2ukfl6B_2tuuliYmFKbqdAFm-bBJYCFvyGAGHOZMkb6vVsAQYC6VHOKaFuHnFq76TEoxH4mEu_9kUjrfHy/s4080/IMG_20230112_105737.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0EmRv6-53j1hgL2Afi5TKnV1CqBQvnRx99CSWFi6oEMKEssmBVQsdZQhn8QtFvgK8xdYASkiGMus-1-ov23SrsQQjPuF6t6cIaIU4jl2ukfl6B_2tuuliYmFKbqdAFm-bBJYCFvyGAGHOZMkb6vVsAQYC6VHOKaFuHnFq76TEoxH4mEu_9kUjrfHy/s320/IMG_20230112_105737.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwXF1gMNaz_cWLwjuJySfjXxeGCGpjVvzQoZ1KA3ZV0FbiUhVygMmXs4Zwbi3W8D80CUkQ15ME6Y1k3-uy0UMlY68dwQtN-XX_4h5qUekFM4jhQ0ciJppYo5MIfXvbQBnEN9vT4mTitU_u48DxI2y3SEIZYt0r70ME9tau_W5SE79T1MOjlr_hSZeT/s4080/IMG_20230112_105819.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="2296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwXF1gMNaz_cWLwjuJySfjXxeGCGpjVvzQoZ1KA3ZV0FbiUhVygMmXs4Zwbi3W8D80CUkQ15ME6Y1k3-uy0UMlY68dwQtN-XX_4h5qUekFM4jhQ0ciJppYo5MIfXvbQBnEN9vT4mTitU_u48DxI2y3SEIZYt0r70ME9tau_W5SE79T1MOjlr_hSZeT/s320/IMG_20230112_105819.jpg" width="180" /></a></div><br /><div><br /></div><div>Sambil menunggu rombongan anak TK yang masih memenuhi hampir seluruh ruang pamer, saya ajak Fawaaz ke perpustakaan museum. Di sana kami membaca buku buku tentang batik. Bagaimana perjalanan batik dari masa penjajahan sampai modern. Perpustakaan nya memang mungil tapi cukup dilengkapi dengan buku buku tentang batik. Penjaganya adalah seorang mbak muda yang ramah dan menyenangkan. Ruangan nya juga adem dan menyenangkan.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPxQATFbvsS1WtML09oLKNNk4tCywD8xXzTgyd-G_POF7J5W1bkAuUn_XE-ox9_YUCrEB94gGlhZFnBvdB3yAWVc9Vw_ZRwdupJGa911szXAg69_0JhRdz-QTp835ynHRNXwqeIg5q90Z0brCAbXMbOIjrU5YdeYbMKkHjEdyoOyfJDJcbyxQWXedT/s4080/IMG_20230112_111846.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPxQATFbvsS1WtML09oLKNNk4tCywD8xXzTgyd-G_POF7J5W1bkAuUn_XE-ox9_YUCrEB94gGlhZFnBvdB3yAWVc9Vw_ZRwdupJGa911szXAg69_0JhRdz-QTp835ynHRNXwqeIg5q90Z0brCAbXMbOIjrU5YdeYbMKkHjEdyoOyfJDJcbyxQWXedT/s320/IMG_20230112_111846.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8xLXPbYVMffbF72L6SckUHKnVYzMaXu-knJMEHJN4tB6-EpzEg_Tq-rwwOhwtekulj87kt8-hJjMt1VrHXpXftju1-2E3asl9_-sm7Oto8aosGwl-qo033fsAtHOWWi4uZcSK-OntbULWAu4LCqbs-w0V8MiOQXVRGykaSW6rjEPYd6RnGqGM2bur/s4080/IMG_20230112_111848.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2296" data-original-width="4080" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8xLXPbYVMffbF72L6SckUHKnVYzMaXu-knJMEHJN4tB6-EpzEg_Tq-rwwOhwtekulj87kt8-hJjMt1VrHXpXftju1-2E3asl9_-sm7Oto8aosGwl-qo033fsAtHOWWi4uZcSK-OntbULWAu4LCqbs-w0V8MiOQXVRGykaSW6rjEPYd6RnGqGM2bur/s320/IMG_20230112_111848.jpg" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div><div><br /></div><div>Selanjutnya Fawwaz diberikan kesempatan untuk membuat batik. Fawwaz diberikan sehelai kain putih yang kemudian di bimbing untuk membuat batik cap beragam bentuk. Lalu diakhir pun diberi kesempatan menuliskan namanya dengan canting. Dan keren nya, hasil tersebut bisa kami bawa pulang. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbF_lF0RS4lwgnVhtUmML7tGGDl90JX4dJfqTtUCXOLVuTr_WRY-kGuLrdvZPn6A20Erhk_a8PLCdHfSoadIj8SDVnZ9DLiShnXFPBtyxOF489bE58hrNj5pg3B-7TwhB1hmFF-7ABx6gOUn_36oKyHqme8aGeF-c4S9yHjpvjfAOj-F0aSLABqSGP/s1920/IMG_20230112_112405.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1088" data-original-width="1920" height="181" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbF_lF0RS4lwgnVhtUmML7tGGDl90JX4dJfqTtUCXOLVuTr_WRY-kGuLrdvZPn6A20Erhk_a8PLCdHfSoadIj8SDVnZ9DLiShnXFPBtyxOF489bE58hrNj5pg3B-7TwhB1hmFF-7ABx6gOUn_36oKyHqme8aGeF-c4S9yHjpvjfAOj-F0aSLABqSGP/s320/IMG_20230112_112405.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrtWPLKbn2WVWuLaZYPKggkJzb_wnzaUyyYVpQM1qWyDEGyr5SXCNfo2yTtqEXKtHbm5Yd1zocOJILWr9xn115NHGA02NBOVk0WZOQDdG_TU8lyy9YbIemX8HlsPejDFgtxmLkjEdpvuKn7iz7TDAgc6PRjg_9VmcbfRMEUadtnoTfhAphbvpTzPlj/s1920/IMG_20230112_112455.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1088" data-original-width="1920" height="181" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrtWPLKbn2WVWuLaZYPKggkJzb_wnzaUyyYVpQM1qWyDEGyr5SXCNfo2yTtqEXKtHbm5Yd1zocOJILWr9xn115NHGA02NBOVk0WZOQDdG_TU8lyy9YbIemX8HlsPejDFgtxmLkjEdpvuKn7iz7TDAgc6PRjg_9VmcbfRMEUadtnoTfhAphbvpTzPlj/s320/IMG_20230112_112455.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtv7XN59cyt5g2gUdHHmh052NFpdiMYWk_FY0PE8O4LHsRukz7EKZc2HIjGUXJeIuIRE5tWfHN0ikUu1xNL1fEMwh5XTmH0dtf-NGc6lKDqbV5TvXCxyhHEFRVvOdqwyF1bntX3igIMeW-WK_wk8mbpFO_kLhBIrLaQqK07bL1WQOY3UJCYxYKTePz/s1920/IMG_20230112_112512.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1088" data-original-width="1920" height="181" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtv7XN59cyt5g2gUdHHmh052NFpdiMYWk_FY0PE8O4LHsRukz7EKZc2HIjGUXJeIuIRE5tWfHN0ikUu1xNL1fEMwh5XTmH0dtf-NGc6lKDqbV5TvXCxyhHEFRVvOdqwyF1bntX3igIMeW-WK_wk8mbpFO_kLhBIrLaQqK07bL1WQOY3UJCYxYKTePz/s320/IMG_20230112_112512.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjESjKpgmUoapY_frFBvqnlmKLEh-JHfaQDDugcYYE4OXRjgmEHC30imh7p7te2GBOcPiHQRe81zQrpE3bJW4VuvHZCyj8rYEd0F4yIYbSw5JvYvo_Clp4rzj2s-W1kpwgUp_ok1O3ZCoisDYbVopEJ9ItXqrfKMHjI1GDMcqJdqSUqNkdLIV4UWYgU/s1920/IMG_20230112_112514.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1088" data-original-width="1920" height="181" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjESjKpgmUoapY_frFBvqnlmKLEh-JHfaQDDugcYYE4OXRjgmEHC30imh7p7te2GBOcPiHQRe81zQrpE3bJW4VuvHZCyj8rYEd0F4yIYbSw5JvYvo_Clp4rzj2s-W1kpwgUp_ok1O3ZCoisDYbVopEJ9ItXqrfKMHjI1GDMcqJdqSUqNkdLIV4UWYgU/s320/IMG_20230112_112514.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibIt8N79El3kF4JS3TQLuVMPacji3-_SNn3tD0l0Zj5nhZij_k1nbg2UpIxtXf4gXOKYwFqSr1bv-sx_CYp80f5cASIXtA8TNkFSAEpESNswNHBKMh0mGlortR7uoqe7vpwlNM3TIUduACBYZGeIoR9i7X9o1F0RfQdvr1HBmEGKIMFS_fyWzdKGF7/s1920/IMG_20230112_112654.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1088" data-original-width="1920" height="181" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibIt8N79El3kF4JS3TQLuVMPacji3-_SNn3tD0l0Zj5nhZij_k1nbg2UpIxtXf4gXOKYwFqSr1bv-sx_CYp80f5cASIXtA8TNkFSAEpESNswNHBKMh0mGlortR7uoqe7vpwlNM3TIUduACBYZGeIoR9i7X9o1F0RfQdvr1HBmEGKIMFS_fyWzdKGF7/s320/IMG_20230112_112654.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibk2rc6V8F9F7unTOCwWVhhG0tAnnXR8ziy1EViPhV6E4HQtFmQIkknynztyOG6ADI1u5jXkdRCiR1RtVjtfyolChxLFs_EapFfsMQYA-rFcIdwtsmaBLZ6EN0Ob8mLeHqgVLNJR5-MYa81F_1UTXz9a9sV-lvGl36aVctlAIbineNKnvTVivwQZFz/s1920/IMG_20230112_112722.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1088" data-original-width="1920" height="181" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibk2rc6V8F9F7unTOCwWVhhG0tAnnXR8ziy1EViPhV6E4HQtFmQIkknynztyOG6ADI1u5jXkdRCiR1RtVjtfyolChxLFs_EapFfsMQYA-rFcIdwtsmaBLZ6EN0Ob8mLeHqgVLNJR5-MYa81F_1UTXz9a9sV-lvGl36aVctlAIbineNKnvTVivwQZFz/s320/IMG_20230112_112722.jpg" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div><div><br /></div><div>Setelah puas bermain batik, kami beristirahat di taman 0 kilometer. Sekedar membeli jajanan sebelum kembali ke hotel. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRDH47xPAUyXdg3izaBlX5ftU9emgd_7sciVYp-GQWdEObXPXrKIHoqcOeO08sCIy22WdMTNROsoR6VhGse83oqaemof5HHIBoAhcaoxlRQVXGsBirpENfbMghSsSAmQL9oAZUrEUkR2TqR3E_hv3OVPVxYaEilQLCoK_SO9Z8zBSy6ptaojd0gsnS/s4608/IMG_20230112_120506.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2592" data-original-width="4608" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRDH47xPAUyXdg3izaBlX5ftU9emgd_7sciVYp-GQWdEObXPXrKIHoqcOeO08sCIy22WdMTNROsoR6VhGse83oqaemof5HHIBoAhcaoxlRQVXGsBirpENfbMghSsSAmQL9oAZUrEUkR2TqR3E_hv3OVPVxYaEilQLCoK_SO9Z8zBSy6ptaojd0gsnS/s320/IMG_20230112_120506.jpg" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-4391494356157650352023-01-20T13:49:00.001+07:002023-01-20T13:49:47.661+07:00Perjalanan 2022 Bagian 2<p> Mari kita lanjutkan kembali kisah menakjubkan di 2022. </p><p>Pada dasarnya ada beberapa hal yang mengejutkan sekaligus membahagiakan di 2022. </p><p></p><ul style="text-align: left;"><li>Pertama adalah kuliah Inspire Psychology. Sebagai panitia dan juga sebagai peserta. Sebagai panitia, alhamdulillah saya dapat menyelesaikan tanggung jawab dengan baik. Acara berjalan baik, dan semua dapat dilaksanakan dengan lancar. Kemudian sebagai peserta, saya pun dapat mengikuti kuliah dengan baik. Alhamdulillah. Nilai-nilai yang saya dapatkan tidak mengecewakan. Malah justru sangat sangat memuaskan. Bahkan di akhir kelas, nilai coaching saya adalah yang terbaik ke dua. Setelah nilai Teh Dewi dan kang Jundi. Ini adalah hal yang luar biasa. mengingat peserta yang lain adalah orang-orang yang hebat. Sebagai pemegang administrasi kelas, saya tau betul profil peserta kelas ini. Kebanyakan mereka adalah para psikolog profesional. Dan ragam latar belakang lain yang hebat. Jauh dari saya yang hanya seorang lulusan SMA semata. Akan tetapi ternyata hasil berkata lain. Kesungguhan dan kemudahan yang Allah berikan mengantarkan saya pada nilai di atas peserta lain. Alhamdulillah. Ini adalah hal pertama yang membanggakan. </li><li>Kejutan kedua datang dari bapak suami yang pada akhirnya bersedia mengikuti kelas Desain Jati Diri keluarga. Sehingga kemudian secara resmi kami memiliki sebuah Visi Misi Keluarga. Sebagai keluarga penjelajah. Belakangan saya lebih suka menyebutnya menjadi Aviator. </li><li>Kejutan lain datang kembali dari ustadz Aad. Yang secara tiba-tiba kemudian memberikan hak saham perusahaan sebesar 5%. Saham dari The Aqil Baligh Institute. Kemudian selanjutnya saya pun mendapatkan pekerjaan di sana sebagai Manager Divisi Program. Dengan gaji yang terhitung lumayan. gaji pertama saya di sana sebesar Rp. 3,8 juta rupiah. Diluar komisi dan bonus dari kegiatan. </li><li>Kaka Ghazy juga memberikan kejutan di akhir tahun ini. Ketika tiba-tiba ada tawaran magang guru di SAGA Lifeschool milik pak Sahid. Dan kemudian tiba tiba dia merasa bahagia dan menemukan AHA saat menjadi seorang guru. </li><li>Kemudian keputusan keluarga yang mengambil kesimpulan bahwa kami akan pindah ke Bandung. Hal ini tentu saja diluar dari rencana semula. Karena semenjak tinggal di Purwokerto, dan jatuh cinta pada kota ini. Kami memutuskan untuk tinggal disini selamanya. Tapi kemudian ilham datang pad akami, sehingga kami memutuskan untuk pindah ke Bandung. Sebuah keputusan yang menantang. Semoga Allah mudahkan.</li></ul><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbs_lwK0wZw7HpI41U1DFUGRumX2GZeYcxKmn4-kllXBzHV77eNS_ZqvSnRV67i2Q3VqyGcisa7qOZmMxagb5mBHhxbiyGVF8QRNrdhRbu4sXb2-MceZhr5fzXYVCDdYEvi4gC97kzpUXVm7W6ilSGO3ZN1mry0KNHLzu7mJQEww9hR5Mz59gqOQlF/s1280/IMG-20220316-WA0021.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="516" data-original-width="1280" height="129" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbs_lwK0wZw7HpI41U1DFUGRumX2GZeYcxKmn4-kllXBzHV77eNS_ZqvSnRV67i2Q3VqyGcisa7qOZmMxagb5mBHhxbiyGVF8QRNrdhRbu4sXb2-MceZhr5fzXYVCDdYEvi4gC97kzpUXVm7W6ilSGO3ZN1mry0KNHLzu7mJQEww9hR5Mz59gqOQlF/s320/IMG-20220316-WA0021.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyViuU8Oy3mvHhPK5waeRA8uzr052IS6DkOWHwG4Bkrtq5cBxDKnDzyvz2nLkuFwSrxq4mkXk_SFwULv5bMIoOxpMYbWfKqi2rmLx3RTXH5wD-H6hPRqvp-YEx7Lp5sERTEUmtcKrIHGCIzBJfHe90kjbuWfV4EUn9Mwu6-VTz_t9K0iiV6h2zHVY4/s1600/IMG-20220827-WA0009.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1204" data-original-width="1600" height="241" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyViuU8Oy3mvHhPK5waeRA8uzr052IS6DkOWHwG4Bkrtq5cBxDKnDzyvz2nLkuFwSrxq4mkXk_SFwULv5bMIoOxpMYbWfKqi2rmLx3RTXH5wD-H6hPRqvp-YEx7Lp5sERTEUmtcKrIHGCIzBJfHe90kjbuWfV4EUn9Mwu6-VTz_t9K0iiV6h2zHVY4/s320/IMG-20220827-WA0009.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDNaf3XcQaGuSXv68De6116PkkpBsqcYFslWNUoFHgn-aJ_96sLRwBdbKJ-8eoXPmxu2x9WNwUdhYnL66KQyBBuVc68yKzzE5ytkrPw8DxFjPEHTdYuR9DkCd8eSHU-fl8YeR0ubhfydUleowxWjf39VKTc75JQHp1fS1bTdCk0Po4_09rZaUsncjl/s1280/IMG-20220827-WA0014.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDNaf3XcQaGuSXv68De6116PkkpBsqcYFslWNUoFHgn-aJ_96sLRwBdbKJ-8eoXPmxu2x9WNwUdhYnL66KQyBBuVc68yKzzE5ytkrPw8DxFjPEHTdYuR9DkCd8eSHU-fl8YeR0ubhfydUleowxWjf39VKTc75JQHp1fS1bTdCk0Po4_09rZaUsncjl/s320/IMG-20220827-WA0014.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJAonhZwQFYXA06UaCXsgpvccXrW0Ua_Zi0b8RLIZ09ynRW-fI0fovPRfffczzwPMR61B97D-F67iicBTxMYf3qBH7qE9N7inYXz4IC0oqjzvG38-DD2A_4QCdNeIEDabufTmOgduvqazxEh8TDc_pdeUCPnyUyDPVE1H_Wth-rs4wQy1EJb4U9f3m/s4080/IMG_20220304_204204.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4080" data-original-width="3060" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJAonhZwQFYXA06UaCXsgpvccXrW0Ua_Zi0b8RLIZ09ynRW-fI0fovPRfffczzwPMR61B97D-F67iicBTxMYf3qBH7qE9N7inYXz4IC0oqjzvG38-DD2A_4QCdNeIEDabufTmOgduvqazxEh8TDc_pdeUCPnyUyDPVE1H_Wth-rs4wQy1EJb4U9f3m/s320/IMG_20220304_204204.jpg" width="240" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUZVQ2Kn7XDaKqBa5UTgdbR5UuKjSrtNokTpyXmFobrYmUkEYy6EirVjSJKauDti1vAO16tOTBagBe4EdKTyJHWQqX-q0ydZQKrrfHMG-2Ugp1yONUk204NpqM0cs52UY_wXZp8dO3JoM-RXyoKmFWTCk6iiS2TF1WRFotuqFgPHDDqKr1s3OaV229/s4080/IMG_20220329_060356.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3060" data-original-width="4080" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUZVQ2Kn7XDaKqBa5UTgdbR5UuKjSrtNokTpyXmFobrYmUkEYy6EirVjSJKauDti1vAO16tOTBagBe4EdKTyJHWQqX-q0ydZQKrrfHMG-2Ugp1yONUk204NpqM0cs52UY_wXZp8dO3JoM-RXyoKmFWTCk6iiS2TF1WRFotuqFgPHDDqKr1s3OaV229/s320/IMG_20220329_060356.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMsjLmMkVPtwPcgkift164M00UAK71jRvEIZ4J7XOC_UEazRFfp0yvIRxsIq1EEAOtQV-H9CeLvd1owIYSWPh2q7BVnMZftkanjwzpS9aaX3AUr0NWmgaBD5MSW6uTFmxcOfa9gJxThJzrt8EJbjWEgz3Zfe7IhgIZdz9PhAP78yWldu9fabWBI-8v/s4080/IMG_20220703_180724.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3060" data-original-width="4080" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMsjLmMkVPtwPcgkift164M00UAK71jRvEIZ4J7XOC_UEazRFfp0yvIRxsIq1EEAOtQV-H9CeLvd1owIYSWPh2q7BVnMZftkanjwzpS9aaX3AUr0NWmgaBD5MSW6uTFmxcOfa9gJxThJzrt8EJbjWEgz3Zfe7IhgIZdz9PhAP78yWldu9fabWBI-8v/s320/IMG_20220703_180724.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6eSyMyeh0gCm6bo7P-IU0G4iRJn5SJwiD4zqAb9952hPSP9iPon8QT6m35rDZelOVxYkZQadoRUvEYCCOoUf_7gEr1v_KNJ6jdQBrKW6Ghf4L67CGnXwQ-foK8HdJR9ffBZxZHXG0OhZAvWtPYFt2vhhBfKTNIvWWFqj7exbwDOoUoaR_Nu0eUjg2/s4080/IMG_20220710_130014.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3060" data-original-width="4080" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6eSyMyeh0gCm6bo7P-IU0G4iRJn5SJwiD4zqAb9952hPSP9iPon8QT6m35rDZelOVxYkZQadoRUvEYCCOoUf_7gEr1v_KNJ6jdQBrKW6Ghf4L67CGnXwQ-foK8HdJR9ffBZxZHXG0OhZAvWtPYFt2vhhBfKTNIvWWFqj7exbwDOoUoaR_Nu0eUjg2/s320/IMG_20220710_130014.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDNTLvjsczY7cTtQRCaff_bUG8Q3a1GXwta7ESvGWIUukRG68k0N2X4rcIVbKyuABjMpm10F_1pqkjeD9qAPxZiq-GayAViVFC237WbGcLTp43ajtDUb4FA0yMQrMA_sUhpINrG-ZfV8KylgrX0nrzrnLKwACmiP-Qz5pl6tpKpWJc7DgncKKvK0u-/s4608/IMG_20220817_092110.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3456" data-original-width="4608" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDNTLvjsczY7cTtQRCaff_bUG8Q3a1GXwta7ESvGWIUukRG68k0N2X4rcIVbKyuABjMpm10F_1pqkjeD9qAPxZiq-GayAViVFC237WbGcLTp43ajtDUb4FA0yMQrMA_sUhpINrG-ZfV8KylgrX0nrzrnLKwACmiP-Qz5pl6tpKpWJc7DgncKKvK0u-/s320/IMG_20220817_092110.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia4kNICd1OYjmHibbRquvVhUkWznl7-PxUO9u_O7gfyIb8dweGs3bpMTMzfnv9ZJQS7f4uaCN9bUba_LyyGHbwVPlFugE-0liMgTB7YZcoutn5vTAfaRNg2MJbQlvT0oRCvbwvBy76qLiqpmUbUr-rkiTd4oV1DWIxjtxGwSwscrQ2um20YSZAA5Tp/s4080/IMG_20220826_125754.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3060" data-original-width="4080" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia4kNICd1OYjmHibbRquvVhUkWznl7-PxUO9u_O7gfyIb8dweGs3bpMTMzfnv9ZJQS7f4uaCN9bUba_LyyGHbwVPlFugE-0liMgTB7YZcoutn5vTAfaRNg2MJbQlvT0oRCvbwvBy76qLiqpmUbUr-rkiTd4oV1DWIxjtxGwSwscrQ2um20YSZAA5Tp/s320/IMG_20220826_125754.jpg" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div>Masih ada beberapa hal sebetulnya yang juga merubah kehidupan kami di tahun lalu. Yang tidak dapat saya sebutkan di sini. Tapi kami menganggap bahwa semua itu adlaah sebuah anugerah yang Allah berikan pada kami. Sebuah tantangan bagi kami untuk kembali mendaki menuju tempat yang lebih tinggi. <p></p><p>Semoga Allah selalu membersamai langkah kami. Allah mudahkan perjalanan yang kami tempuh berikutnya. </p>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-58326874786940352442023-01-18T11:45:00.002+07:002023-01-18T14:27:46.894+07:00Perjalanan di 2022 bagian 1<p>Tahun 2022 telah berlalu dua pekan. Tapi kejutannya masih banyak terasa. Bagi saya secara pribadi, tahun 2022 adalah sebuah tahun yang luar biasa. Sesuatu yang entah, tak pernah terpikirkan sebelumnya. Tapi benar-benar terjadi. Seperti sebuah hadiah yang Allah berikan kepada kami. Sesuatu yang diluar rencana. Tapi sungguh sangat sangat membahagiakan. Sebuah anugerah. </p><p>Banyak sekali hal hal menakjubkan yang terjadi di tahun ini. Hal hal luar biasa yang merubah kehidupan. </p><p>Selama ini, kehidupan yang kami jalani adalah sebuah kehidupan yang nyaman, indah, damai relatif tanpa banyak gejolak. Jika tidak dapat dikatakan sebagai kehidupan yang berjalan pelan. Yang memang bisa jadi saat itu kami menjadi campers. Menjadi orang yang berhenti dari pendakian, mendirikan tenda dan menikmati keindahan di sebuah pos pendakian. Pemandangan yang indah, sumber daya yang selalu tersedia, walau agak sulit didapatkan, tapi selalu ada. Kehidupan yang nyaman. Gangguan gangguan kecil tapi dapat diatasi dengan baik. Ya, saat itu sepertinya kami menjadi campers. </p><p>Telah bertahun-tahun kami menikmati sebagai seorang campers. Walaupun demikian ada hal yang bisa menjadi alasan mengapa hal tersebut memang cocok untuk kami lakukan. Saat itu, anak anak masih kecil. Mereka membutuhkan lingkungan dan keadaan yang nyaman dan damai untuk berkembang. Kaka yang mengalami naik turun keadaan setelah unschooling. Fawwaz yang masih kecil juga membutuhkan tempat belajar yang nyaman, stabil dan mendukung. </p><p>Tapi tahun 2022 semua berubah. </p><p>Dan kami bahagia menyambut segala perubahan yang terjadi. </p><p>Semua dimulai dari pertengahan tahun. Diundang untuk menjadi panitia kelas Inspire Psychology adalah hal yang membahagiakan. Di satu sisi, karena memang jika harus mengikuti kelas ini secara mandiri, dengan uang pendaftaran yang lumayan, tentu saja berat bagi saya. Tapi ketika menjadi panitia, maka secara otomatis saya pun tercatat sebagai peserta. Hal tersebut tentu saja membuat saya behagia. Bekerja dengan fokus dan sungguh-sungguh adalah hal terbaik yang dapat saya lakukan untuk membalasnya. Dimulai dari bulan Ramadhan, sampai beberapa bulan kemudian. Bahagia karena bisa mengikuti kuliah psikologi yang selama ini diimpikan. Dan ternyata tanpa dinyana, juga mendapatkan uang lelah dari padanya. Hal ini sungguh diluar dugaan. </p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCAf0x8weDP-awgKNFFUTa8lqg1gOf9uXwS47xSecZWqQjLiozoFXge4tx01j8oAZIIxmCQGpm0n-qEL-vvjUN-a9Vmknhuo0L8-suJJuLMXBEQZWGxDnDdSmIdz7IrItMnl9wazmljwk342anV60GOxvqYRs_pOLhyZqjTxMr_SqEH_BtwqKpcABQ/s1280/IMG-20220328-WA0014.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="852" data-original-width="1280" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCAf0x8weDP-awgKNFFUTa8lqg1gOf9uXwS47xSecZWqQjLiozoFXge4tx01j8oAZIIxmCQGpm0n-qEL-vvjUN-a9Vmknhuo0L8-suJJuLMXBEQZWGxDnDdSmIdz7IrItMnl9wazmljwk342anV60GOxvqYRs_pOLhyZqjTxMr_SqEH_BtwqKpcABQ/s320/IMG-20220328-WA0014.jpg" width="320" /></a></div><br />Dalam hal ini, memang tidak mudah melakukan hal-hal kepanitiaan sekaligus menjadi peserta kuliah. Tapi alhamdulillah, ternyata semua dapat dilakukan dengan baik. Saat ujian, nilai yang saya dapatkan pun lumayan memuaskan. Sehingga kemudian saya dapat lulus mengikuti coaching di bulan Agustus. <p></p><p>Singkat kata, ada sebuah anugerah yang kemudian saya terima di bulan Agustus 2022. </p><p>17 Agustus 2022. Ada sebuah rapat pembentukan perusahaan. Dan diluar dugaan, saya dan beberapa teman diberikan jatah saham dari perusahaan tersebut. Tidak besar memang. 5% saja. Tapi itu sesuatu yang luar biasa. Bukan hanya itu saja, saya pun diberikan kesempatan untuk bekerja di perusahaan tersebut. Di situlah kemudian secara resmi saya menjabat sebagai divisi Program dari The Aqil Baligh Institute. Lembaga yang didirikan saat itu. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqbTH7F3if51Jpiw575gBC6We1uxNNY1KkPZ_0tbJJLIPFsQqzguxtuI9xv4H_JLlo9AxlQnLCG1LyBj0e3Gr1Jg7o3BddjQLfrcf9KKeEqEOmwYIT1itDDCDcVTyp3_O7cMNr1C-DAtMArfeo6wlXMCk-QDuJ0PbRvvr__TMuYq7YSB-Xh5qmq7Rd/s1280/IMG-20220316-WA0021.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="516" data-original-width="1280" height="129" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqbTH7F3if51Jpiw575gBC6We1uxNNY1KkPZ_0tbJJLIPFsQqzguxtuI9xv4H_JLlo9AxlQnLCG1LyBj0e3Gr1Jg7o3BddjQLfrcf9KKeEqEOmwYIT1itDDCDcVTyp3_O7cMNr1C-DAtMArfeo6wlXMCk-QDuJ0PbRvvr__TMuYq7YSB-Xh5qmq7Rd/s320/IMG-20220316-WA0021.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeJndx63XQ6ZSHMOEYC0yOkS3Nt4Mld-xy4NgOpajuCjn013NBH0KiE2yrs3jA58LICKJRcgr_owjFBR9xZ0LU8H_Ew5whOxUlFdsUP_22tCXUrexDXNn9L98WBSEW_UNe0DTiyfsJ7HW_ikakvsmRY2c4yYuCCUsE__bTEmsZReaaqiRZOpyfWjr5/s1599/IMG-20220817-WA0009.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="899" data-original-width="1599" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeJndx63XQ6ZSHMOEYC0yOkS3Nt4Mld-xy4NgOpajuCjn013NBH0KiE2yrs3jA58LICKJRcgr_owjFBR9xZ0LU8H_Ew5whOxUlFdsUP_22tCXUrexDXNn9L98WBSEW_UNe0DTiyfsJ7HW_ikakvsmRY2c4yYuCCUsE__bTEmsZReaaqiRZOpyfWjr5/s320/IMG-20220817-WA0009.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCAuu6En1rY32FwzDls2uCVE34u3Ogg8Eq4b3AQAVLmsJOpex5pbcFgYmLNoPlpRElrmHEKUfmquXVQ-i7ArwoCHIrwtF0xn1mzs9Uae59Mj5Ydny2AF6_yYuzX8DC1NzO-HJYQT7RgWhawb7v6BbIweFUZZ1s7Qb49LZIutLIAtdJ-0YMlmu3v9FO/s1600/IMG-20220827-WA0009.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1204" data-original-width="1600" height="241" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCAuu6En1rY32FwzDls2uCVE34u3Ogg8Eq4b3AQAVLmsJOpex5pbcFgYmLNoPlpRElrmHEKUfmquXVQ-i7ArwoCHIrwtF0xn1mzs9Uae59Mj5Ydny2AF6_yYuzX8DC1NzO-HJYQT7RgWhawb7v6BbIweFUZZ1s7Qb49LZIutLIAtdJ-0YMlmu3v9FO/s320/IMG-20220827-WA0009.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5St-UOFJMUpSPPbS05_Hrmw3qomRVqybehUUX_1EN3mnJsmnGa6FHn16HJXvMdngANPc6l9gxgRetYI0w4WtxRX_rvJtH8je8pX9rJ9AurEMQFrK2PInkJtWW5h9eG7bqvV0MdXbNRvMVQW6715g4ahBPuGKy4o3Gq9Lo09i3W_svQBChBK4ZpJ28/s4608/IMG_20220817_092110.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3456" data-original-width="4608" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5St-UOFJMUpSPPbS05_Hrmw3qomRVqybehUUX_1EN3mnJsmnGa6FHn16HJXvMdngANPc6l9gxgRetYI0w4WtxRX_rvJtH8je8pX9rJ9AurEMQFrK2PInkJtWW5h9eG7bqvV0MdXbNRvMVQW6715g4ahBPuGKy4o3Gq9Lo09i3W_svQBChBK4ZpJ28/s320/IMG_20220817_092110.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu2e6GPXZJg8z7307FuwI7Ku6BMU3auLLO0UVL3WQIKQQar5qOESxTlLBmIj9ThKJpYF3fw8knmTlcBUnRnOcdB9A7fyKLjqO9q0glT_Gz8xuYu6ZKddnQgVULungdVjvaC077oV_E65X6GShSkL-tdNXTTxljFTFAOzvmHJvBWOZZ8HIo8xl7o2Rm/s4080/IMG_20220826_125912.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3060" data-original-width="4080" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu2e6GPXZJg8z7307FuwI7Ku6BMU3auLLO0UVL3WQIKQQar5qOESxTlLBmIj9ThKJpYF3fw8knmTlcBUnRnOcdB9A7fyKLjqO9q0glT_Gz8xuYu6ZKddnQgVULungdVjvaC077oV_E65X6GShSkL-tdNXTTxljFTFAOzvmHJvBWOZZ8HIo8xl7o2Rm/s320/IMG_20220826_125912.jpg" width="320" /></a></div><br /><p><br /><br /></p><p>Masih banyak yang ingin diceritakan tentang 2022. Tapi si anak sudah minta ditemani belajar. </p><p>Kita lanjutkan cerita nya ke sebelah ya....</p><p><br /></p>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-53016684325784396652022-07-25T22:14:00.000+07:002022-07-25T22:14:17.813+07:00ilmu parenting dan fitrah orang tuaPertama kali bisa bersentuhan akrab dengan dunia parenting adalah saat si sulung masuk ke SD. Hampir sebulan sekali, sekolahnya selalu mengadakan kajian parenting. Walaupun sebelumnya sudah pernah mendengarkan atau sedikit membaca dari beberapa artikel di majalah, tapi kajian kajian yang diadakan rutin itulah yang menambah ketertarikan pada dunia yang satu itu.<br>
Dari situlah saya makin menyadari akan arti penting pendidikan parenting bagi setiap rumah tangga yang memiliki anak. Mempelajari dunia parenting bukan hanya menjejalkan beragam ilmu dan pengetahuan tentang pengasuhan anak semata. Bukan sekedar mencari informasi dan kemudian menyerapnya saja. Lebih dari pada itu. Ilmu parenting bukan hanya outside in, memasukan sebanyak banyaknya informasi. Tetapi juga outside out. Mengeluarkan fitrah kita sebagai orang tua.<br>
Disadari ataupun tidak, sesungguhnya kita sebagai orang tua memiliki fitrah sebagai orang tua. Ya, tiap orang tua pasti memiliki fitrah sebagai orang tua. Semuanya, tanpa kecuali. Karena fitrah itu sudah menjadi paket komplit yang mucul bersama dengan lahirnya seorang anak, maka otomatis orang tuanya akan mendapatkan anugerah fitrah tersebut. Allah ketika mentakdirkan seorang manusi untuk lahir ke bumi, telah memperhitungkan secara tepat segal kebutuhan dari manusia tersebut. Termasuk saat memilihkan pasangan yang akan melahirkannya. Allah tentu saja sudah menyiapkan kesiapan dari setiap calon ayah dan ibunya kelak.<br>
Itulah mengapa, manusia dari jaman dahulu sudah punya insting, sehingga dapat mengasuh anaknya dengan baik. Bukan hanya manusia, bahkan binatang pun memiliki fitrah yang sama. Karena ilmu pengasuhan itu telah melekat dalam jiwa setiap ayah dan ibu.<br>
Lalu, mengapa tetap saja ada orang tua yang bisa berlaku kejam terhadap anaknya? mengapa tetap banyak orang tua yang dengan tega memukul, memaki, bahkan sampai ada yang menelantarkan anaknya?<br>
Hal itu bisa saja terjadi karena fitrah dia sebagi orang tua gagal tumbuh. Fitrah itu letaknya jauh di dalam jiwa seseorang. Dia perlu rangsangan agar dapat tumbuh selayaknya sehingga orang tua tersebut dapat menjalankan perannya secara maksimal.seorang ayah yang lahir ditengah lingkungan yang broken home, kurang kasih sayang,pendidikan yang kurang layak, serta penghasilan yang kurang memadai, akan membuat dia akan kesulitan menumbuhkan fitrahnya. Tapi seseorang yang tumbuh di tengah keluarga yang mengasuhnya dengan penuh kasih sayang, akan lebih mudah untuk menumbuhkan fitrah tersebut.<br>
Disitulah peran penting dunia parenting. pendidikan parenting dapat menjadi salah satu rangsangan yang akan dapat menumbuhkan fitrah tersebut. Ilmu parenting akan menuntun setiap orang tua agar dapat memahami tugas serta fungsi nya sebagai pembangun peradaban. Seyogyanya, setiap calon ayah dan ibu mendapatkan pendidikan tentang hal ini. Seharusnya ada pembekalan tentang ilmu semacam ini bagi mereka. Seharusnya ada sekolah menjadi orang tua.<br>
Karena bagaimana pun, baik dan buruknya suatu generasi yang akan datang, tergantung baik dan buruknya dari orang tua yang mendidik generasi tersebut. Jika orang tua tidak dapat mendidik anak anak nya dengan baik, maka akan timbul sebuah generasi yang hancur. semoga saja ke depan nya ilmu pendidikan parenting dapat menyentuh setiap kalangan di setiap daerah dan kota di negeri ini, agar kita dapat memperbaiki kualitas pemimpin bangsa ini di masa yang akan datang<br>
<div>
<br></div>
Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-5809962860291507952022-07-22T19:36:00.003+07:002022-07-22T19:36:45.902+07:00Talents Mapping Bagi Wanita dan Keluarga<p> </p><span id="docs-internal-guid-ad3bdc92-7fff-45df-0090-f4c815d0c1dc"><h1 dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 12pt; margin-top: 20pt;"><span style="color: blue; font-size: 21pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Talents Mapping bagi Wanita dan Keluarga</span></h1><p dir="ltr" style="line-height: 1.6799999999999995; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt;"><span style="color: #666666; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">By Rima Melanie P</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.6799999999999995; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: center;"><span style="color: #666666; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="border: none; display: inline-block; height: 280px; overflow: hidden; width: 187px;"><img height="280" src="https://lh4.googleusercontent.com/sbvfntK3p12A-5xzPAA_UOKmF1Ng0HwZhC0tjNU_y0YawC4tk5PjmNaBGoDilhHDfh_2sS4VGEywdvaKWmPYRQupYkzvIPVVD6i0DE5xMPtLdfcqvwXBYpEILPgHWwlkLCPayqcABJj_M6B16qS-" style="margin-left: 0px; margin-top: 0px;" width="187" /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.6799999999999995; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: center;"><span style="color: #666666; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Foto dari pixabay</span></p><h1 dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 12pt; margin-top: 20pt;"><span style="color: blue; font-size: 21pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 400; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">BAB 1 PENDAHULUAN</span></h1><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #ff06c3; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">LATAR BELAKANG</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Wanita yang sudah menikah memiliki peran sebagai istri, ibu dan dirinya sendiri. Sebagai seorang istri dia memiliki tugas dan tanggung jawab mengabdi kepada suami. Dengan segala kewajiban yang harus diselesaikannya. Sebagai seorang ibu, ketika dia sudah memiliki anak, wanita mempunyai kewajiban untuk mendidik, mengasuh, dan membesarkan anak menjadi seorang anak yang sukses, anak yang pintar, sholeh/ah. Sedangkan wanita pun tak bisa lepas dengan tanggung jawabnya terhadap dirinya sendiri. Sebagai seorang manusia. Sangat wajar wanita sebagai dirinya sendiri memiliki impian, cita-cita, segudang prestasi dan harapan yang ingin dia ukir sendiri.Apalagi kini zaman telah berubah. Akses wanita untuk meraih pendidikan tertinggi telah terbuka lebar. Begitu juga untuk aktualisasi diri dan karier, gender tak lagi menjadi penghalang. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Menjadi wanita bekerja di ranah publik maupun menjadi wanita bekerja di ranah domestik adalah pilihan bagi setiap wanita. Semua pilihan itu baik tergantung situasi dan keadaan masing-masing wanita. Hanya saja, bagi wanita yang bekerja di ranah domestik tingkat stress yang dimiliki menjadi lebih tinggi dibandingkan ibu yang bekerja di ranah publik. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Berdasarkan penelitian Gallup, ibu rumah tangga tidak sebahagia ibu bekerja di ranah publik. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ibu rumah tangga mengalami emosi negatif seperti khawatir, sedih, marah, stress, dan depresi. Dengan mengamati 60.799 wanita secara acak, penelitian menunjukkan bahwa 41% dari ibu bekerja di ranah domestik mengalami kecemasan, sementara hanya 34% ibu bekerja di ranah publik yang mengalami hal serupa. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari hingga April 2012.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Para ibu memiliki dilema dengan peran yang mereka mainkan. Di satu sisi ingin mendidik anak-anaknya dengan baik, dengan tangan sendiri, tapi disisi lain ingin tetap berkarya dan membantu perekonomian keluarga. (Kartono,2007)</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ibu yang bekerja di ranah domestik kerap dihinggapi perasaan bosan akan rutinitas yang itu-itu saja secara berulang-ulang, sehingga menimbulkan titik jenuh. Saat ibu ditinggal oleh anggota keluarga lainnya untuk beraktivitas diluar rumah, membuat ibu merasa kesepian. Dan stress pun dipicu oleh banyak hal, seperti masalah hubungan suami istri, hubungan ibu-anak yang kurang harmonis, masalah finansial, hubungan dengan tetangga, permasalahan dengan mertua, saudara, dan lain sebagainya. (Sundari,2007)</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Akibat stress tak jarang menimbulkan somatic seperti sariawan, sakit kepala, </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">psikologis </span><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">dan </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">somatic</span><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">. Stress yang akut dapat menimbulkan penyakit depresi, dan kecemasan. Sedangkan stress yang kronik akan menimbulkan gangguan jiwa berat</span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> (Schizophrenia</span><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">). Dan pendidikan serta status sosial yang lebih rendah akan menimbulkan stress yang lebih banyak.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-top: 0pt;"><span style="color: #ff06c3; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">TUJUAN</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Mengingat hal tadi diatas, saya memiliki sebuah mimpi untuk memberikan alternatif bagi ibu terutama yang bekerja di ranah domestik juga ranah publik untuk dapat mengaktualisasikan dirinya, sesuai dengan potensi yang dimilikinya guna mengurangi tingkat stress dan kejenuhan seperti yang disampaikan di atas. Karena ibu yang bahagia dan terlepas dari tekanan akan berpengaruh baik pada keluarga terutama pada pendidikan anak-anak. Yang secara tidak langsung akan berpengaruh juga pada masa depan mereka, yang artinya akan berpengaruh juga pada masa depan bangsa dan negara. Berpengaruh pada peradaban dunia. Jadi, mengurangi tingkat stress pada ibu, artinya pun memperbaiki masa depan dan peradaban bangsa.</span></p><br /><br /><h1 dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 12pt; margin-top: 20pt;"><span style="color: blue; font-size: 21pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 400; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">BAB 2 ISI</span></h1><ol style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; padding-inline-start: 48px;"><li aria-level="1" dir="ltr" style="color: #ff06c3; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: upper-alpha; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dasar Pemikiran</span></p></li></ol><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Manusia pada hakikatnya mempunyai tujuan hidup untuk mengembangkan dirinya. Menurut Rogers (dalam Olson dan Halgerhan,2013) mendefinisikannya sebagai kecenderungan mengaktualisasi (</span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">actualizing tendency</span><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">) yang merupakan daya pendorong dalam hidup seseorang, menyebabkan kita menjadi unik, lebih independen, dan lebih bertanggung jawab secara sosial. Maslow, seorang ahli psikologi humanistik menjelaskan aktualisasi diri sebagai suatu kebutuhan (Maslow, 1970 dalam </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Feist & Feist </span><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">2006). Oleh karena itu beberapa ahli mengartikan aktualisasi diri sebagai perkembangan atau penemuan jati diri dan mekarnya potensi yang ada atau terpendam. Oleh karena itu orang yang mengaktualisasikan diri berarti menjadi manusia sepenuhnya yang dapat melihat potensi diri yang belum tentu orang lain dapat melihat dan menemukannya. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sebagai seorang ibu yang bekerja di ranah domestik pun, tentu memiliki kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Ranah domestik pun dapat menjadi tempat bagi ibu rumah tangga untuk mengaktualisasikan diri. Kemudahan kehidupan modern di saat ini telah memberikan banyak ruang bagi ibu rumah tangga. Misalnya saja di bidang kebersihan rumah, kenyamanan rumah, beres-beres rumah, desain interior dan eksterior, bercocok tanam, kebun bunga, hidroponik, </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">laundry</span><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">, masak dan baking, keterampilan rumah tangga seperti menjahit, menyulam, crafting, menulis, berjualan ol, atau dalam hal </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">parenting</span><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">, serta masih banyak lagi bidang-bidang lain yang bisa dilakukan ibu rumah tangga saat ini sebagai wahana aktualisasi dirinya. Kemudahan informasi dan teknologi bahkan memungkinkan seorang ibu yang bekerja di ranah domestik untuk dapat melakukan banyak hal dari dalam rumah. </span></p><ol start="2" style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; padding-inline-start: 48px;"><li aria-level="1" dir="ltr" style="color: #ff06c3; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: upper-alpha; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Menemukan Kekuatan Diri lewat Talents Mapping</span></p></li></ol><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Talents Mapping adalah salah satu </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">assessment</span><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> untuk menemukan bakat dan potensi kekuatan yang dimiliki seseorang. Yang membedakan Talents Mapping dengan </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">assessment</span><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> lainnya adalah karena Talents Mapping memiliki urutan tema bakat. Ke 34 tema bakat memiliki urutan tertentu yang berbeda bagi setiap orang. Hal ini lah yang membuat hasil Talents Mapping akan mampu memperlihatkan keunikan setiap orang dibandingkan dengan orang lain.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Seorang ibu yang bekerja di ranah domestik cenderung kehilangan kepercayaan diri akan potensi yang dimilikinya. Salah satu penyebabnya adalah karena rutinitas pekerjaan yang itu-itu saja, pengulangan pekerjaan yang sama setiap hari, terbatasnya komunikasi dengan dunia luar, kerepotan dan tekanan lain dalam rumah tangga sehingga ibu bahkan tak sempat berpikir tentang potensi apa yang dimilikinya. Apalagi jika ditambah dengan jika si ibu merasa gagal dalam menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai istri dan atau sebagai seorang ibu. Hal ini tentu akan menambah tekanan pada dirinya. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dengan mengikuti </span><span style="font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">assessment</span><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> Talents Mapping (akan lebih baik lagi jika si ibu ikut workshop dan pelatihannya juga) ibu akan menjadi kembali sadar bahwa dirinya berharga. Dirinya unik, memiliki kelebihan dan potensi kekuatan untuk dapat bermanfaat bagi banyak orang. Bahwa dia pun sebagai seorang personal manusia memiliki tanggung jawab dan misi hidup yang perlu diselesaikannya. Bahwa hidup tidak sebatas sumur, dapur dan kasur semata. Ada banyak hal yang perlu dilakukannya agar dapat bermanfaat bagi sesama. Bahwa dirinya berharga dan bermanfaat. Itu yang menjadi point pentingnya.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bukan hanya itu, Talents Mapping pun dapat berguna untuk merancang visi misi keluarga saat digunakan bersama suami. Sebagai modal awal membuat peta pelayaran biduk rumah tangga. Juga untuk saling lebih mengenal antara suami dan istri. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-left: 36pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pun bagi anak anak. Talents Mapping dapat dijadikan acuan untuk memtakan bakat anak. Dan juga sebagai acuan rancangan kegiatan bagi mereka lewat Pandu 45</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="border: none; display: inline-block; height: 280px; overflow: hidden; width: 280px;"><img height="280" src="https://lh6.googleusercontent.com/k6xokcL13qLbMF4ZscVorZtZ2oJZMm9Utb6BiFsUYreKTZxHf_wHLZp7WR67a0IQbLszoGUcDBwFKSTNbvj9uHPjmeui5xxNyo1D9CWCWMbSZtTTci7Ag5c9Bm4vYqXYYtsPSyImjcjmJ3RZg_lF" style="margin-left: 0px; margin-top: 0px;" width="280" /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.56; margin-bottom: 12pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Foto dari pixabay</span></p><br /><h1 dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 12pt; margin-top: 20pt;"><span style="color: blue; font-size: 21pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 400; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">BAB 3 Kesimpulan</span></h1><p dir="ltr" style="line-height: 1.6799999999999995; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 10pt;"><span style="color: #666666; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Oleh karena semua dasar dasar pemikiran di atas, dan atas dibukanya kesempatan oleh Institut Ibu Profesional. Maka saya memberanikan diri untuk melamar sebagai salah satu narasumber IIP untuk spesialisasi keahlian Talents Mapping. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.6799999999999995; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 10pt;"><span style="color: #666666; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Saya ingin membagikan pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki tentang ilmu yang telah saya pelajari sebelumnya. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.6799999999999995; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 10pt;"><span style="color: #666666; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dan saya berharap dengan mengenal Talents Mapping akan banyak perempuan yang sadar akan potensi dirinya. Sehingga tidak lagi menjadi minder. Bahkan sebaliknya kemudian menjadi perempuan yang produktif dan bermanfaat bagi banyak orang. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.6799999999999995; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 10pt; text-align: center;"><span style="color: #666666; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="border: none; display: inline-block; height: 249px; overflow: hidden; width: 195px;"><img height="249" src="https://lh4.googleusercontent.com/Ob6QczPeyDy9iLSoEb4VifPvzcqLc0dH1AQj75A9jIBlTiY5hDENqHYntaJIcduSXQMf5EJ0gK7SXYGTAHtBxBqBUNBW3LDDwCaYIrnPU5dy4o153-kkm1UiwSKKP-3tc1bLtE6YRo1gk1wVdTrA" style="margin-left: 0px; margin-top: 0px;" width="195" /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.6799999999999995; margin-bottom: 0pt; margin-left: 36pt; margin-top: 10pt; text-align: center;"><span style="color: #666666; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Foto dari pixabay</span></p><br /><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.6799999999999995; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt;"></p><hr /><p></p><br /><br /></span>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-78784975348367377992022-07-20T11:10:00.003+07:002022-07-20T11:10:49.568+07:00Insight Domain C : Ruh, Akal, Jasad bagian 1<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuGtWCOVgrWuSy5fcXgNrDmjBh6IumnfDzhs9XPidx3-5JYxu9ulAwICQ1ozFWFERPYXmplQmlWjsH1hBe9KISWm47vKlv1VNUNhTsybrAbYLwG1l56Ee2xFQw7bJ7nXH1iziE0Ot3GX-GcoxrWZp5z2TKBDmTcoqhKEv0A8O67cgqf7dahMKaJlq6/s720/Cara-Belajar-Efektif.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="720" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuGtWCOVgrWuSy5fcXgNrDmjBh6IumnfDzhs9XPidx3-5JYxu9ulAwICQ1ozFWFERPYXmplQmlWjsH1hBe9KISWm47vKlv1VNUNhTsybrAbYLwG1l56Ee2xFQw7bJ7nXH1iziE0Ot3GX-GcoxrWZp5z2TKBDmTcoqhKEv0A8O67cgqf7dahMKaJlq6/w640-h426/Cara-Belajar-Efektif.jpg" width="640" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Domain C kuliah Psikologi Perkembangan Islami oleh ustadz Adriano Rusfi berbicara tentang Ruh, Akal, dan Jasad. </p><p>Pada awalnya, materi tentang ruh memang rumit. Gak mudah untuk memahaminya. Tapi kemudian saya sadar bahwa urusan tentang ruh itu adalah memang urusan Allah SWT. Hanya sedikit ilmu yang diturunkan tentang nya. Dan sepertinya, sedikit sekali yang bisa saya pahami.</p><p><br /></p><p><br /></p><h4 style="text-align: left;">Akal, Fikir, Ilmu</h4><p>Tentang akal. Awalnya saya berfikir bahwa yang namanya akal itu adalah kemampuan seseorang untuk mengingat, menghapal, berfikir, dan seterusnya. Tentang kepandaian semata. Tapi ternyata saya salah. Ketika berbicara tentang akal, maka kita berbicara tentang suatu kemampuan yang memang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Bukankah syarat dari semua ibadah, bahkan syarat untuk menjadi seorang muslim adalah berakal? Karena jika tidak berakal, maka dia tidak dibebankan kewajiban-kewajiban syariah. Suatu hal yang seharusnya sudah diketahui, tapi baru dapat saya sadari sekarang.</p><p>Bahwa ciri orang berakal adalah orang yang selalu mengingat Allah dalam semua keadaan. Selalu berdzikir dan mengingat Allah, memikirkan tentang penciptaan Allah. Hingga kemudian sampai pada keyakinan tentang ketuhanan. Masya Allah... Hal ini tentu mengingatkan pada kisah bagaimana nabi Ibrahim selalu mencari dan memikirkan tentang ini. </p><p>Catatan penting tentang akal adalah bahwa yang namanya akal itu bukan hanya sebatas tentang berfikir. tapi lebih dalam lagi kepada tentang memaknai buah pikiran. Juga tentang kesadaran. Sehingga apa-apa yang dilakukan seharusnya bukan hanya karena otomatisasi, kebiasaan, dan gerak yang tanpa makna. Akan tetapi seharusnya segala sesuatu dilakukan karena betul-betul dimaknai, dan disadari dengan baik. Mindfullness istilah keren nya. </p><p>Dan kualitas seorang manusia salah satu nya adalah dilihat dari tingkat kesadaran yang dimiliki. Sedangkan kesadaran itu sendiri adalah tentang sesuatu yang membuat perilaku jadi sebuah pengalaman, yang kemudian menjadi pelajaran. Jadi artinya, jika seseorang melakukan sesuatu dengan penuh kesadaran, maka dia akan banyak mengambil pelajaran. Dia akan menjadi orang yang tidak berhenti belajar. Ketika belajar, artinya orang tersebut akan terus berkembang dan bertumbuh menjadi insan yang lebih baik dari waktu ke waktu.</p><p>Dari sini, setidaknya saya mulai memahami pepatah yang mengatakan tentang belajar sampai liang kubur. Tentang bahwa belajar itu tidak melulu melalui kelas-kelas formal. Belajar sepanjang hayat. Belajar dimana pun, dan dari siapapun. </p><p>Sedangkan puncak dari seluruh ikhtiar pendidikan itu sendiri adalah akhlak. Jadi akhlak yang indah, berasal dari pendidikan yang baik. MasyaAllah... <br />Ya, dengan kata lain, ketika seseorang didik, belajar, mendapatkan pengalaman, kemudian belajar dari pengalaman nya, dia artinya akan memperbaiki dirinya. Dia akan merubah perilakunya menjadi lebih baik dan indah. Akhlak yang dimilikinya akan semakin indah dari hari ke hari. Kalo begitu, bisa dikatakan bahwa tujuan pendidikan adalah membangun manusia dengan akhlak yang indah. </p><p>Dari sini, jadi berfikir, menimbang dan membandingkan. Sampai sejauh mana hal ini berpengaruh dalam kehidupan saya sendiri sebagai personal. Apakah akhlak yang saya miliki sudah baik, sudah indah? Bagaimana dengan anak anak? Apakah saya telah mendidik mereka dengan baik? Menjadi sebuah renungan yang perlu betul betul kemudian menjadi pegangan dalam pendidikan mereka ke depannya. Juga untuk diri saya sendiri.</p><p>bersambung</p><p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvFu88ZwWDMpvrJgwrpFe1RyIx90UiJbECAfZjwRM8G2p6e-vau4MtOi7ZN8xyGpNpq6KZosbrpg7Lbx4e2YAVvh1g-I08Ikl4O8gdGm76D6AZafp3J1Buut1J6ZBfUrYJ2deSeU5_ZxYRK3FN-xh3AfzKchMbG_yHFRiBF_IknfyS5HWXaNLo7hOs/s810/Mari-Evaluasi-Akhlak-Kita.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="810" height="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvFu88ZwWDMpvrJgwrpFe1RyIx90UiJbECAfZjwRM8G2p6e-vau4MtOi7ZN8xyGpNpq6KZosbrpg7Lbx4e2YAVvh1g-I08Ikl4O8gdGm76D6AZafp3J1Buut1J6ZBfUrYJ2deSeU5_ZxYRK3FN-xh3AfzKchMbG_yHFRiBF_IknfyS5HWXaNLo7hOs/w400-h248/Mari-Evaluasi-Akhlak-Kita.jpg" width="400" /></a></div><br /><p><br /></p>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-31498289240622218202022-07-15T22:40:00.002+07:002022-07-15T22:40:55.896+07:00Insight Materi Domain B : Manusia dari Lahir Hingga Kubur<p style="text-align: left;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZutejl8soojLOr5s386X6EBjgFQG0xajpOGIIQ9cv5C0e3Aql9NMK7ohvUxQhCM-_LK5Tjmh9JiZ7zXiZ-7QZy7Si-WHIj7jsdJBX08n0CTplZrk5o7oDDAoBos9BYdvPgw8t980Tb90egjq15lwSeWW_AcVL6yMGzWWqf3aGX62yaI57N3nVmVjm/s811/Metamorfosis-kupu-kupu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="564" data-original-width="811" height="279" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZutejl8soojLOr5s386X6EBjgFQG0xajpOGIIQ9cv5C0e3Aql9NMK7ohvUxQhCM-_LK5Tjmh9JiZ7zXiZ-7QZy7Si-WHIj7jsdJBX08n0CTplZrk5o7oDDAoBos9BYdvPgw8t980Tb90egjq15lwSeWW_AcVL6yMGzWWqf3aGX62yaI57N3nVmVjm/w400-h279/Metamorfosis-kupu-kupu.jpg" width="400" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bahwa manusia hidup memiliki jalan nya, memiliki siklus dan perkembangan yang sudah ada pakem nya. Berusaha memahami tentang materi di domain B ini. Bahwa perkembangan manusia di design sedemikian rupa. Mengalami perubahan, mengalami perkembangan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dulu, waktu belajar Biologi di SD. Belajar tentang siklus hidup hewan. Kemudian berkenalan dengan metamorfosis. Sebagai sebuah daur perkembangan hidup yang sempurna. Begitu kata pelajaran. Saat itu sempat terlintas di dalam pikiran. Mengapa kupu-kupu yang memiliki daur siklus perkembangan yang sempurna? Mengapa tidak dengan manusia? Manusia sebagai makhluk yang sempurna, mengapa justru tidak memiliki siklus daur hidup yang sempurna seperti kupu-kupu? Sedikit bertanya-tanya yang kemudian hilang sudah pertanyaan itu ditelan bumi. Tidak berani ditanyakan kembali, karena pasti akan kembali di bully. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tapi Kemudian jawaban dari pertanyaan itu hadir saat ini. Sekarang, saat mengikuti kuliah Psikologi Islami bersama ust Aad. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagaimana kemudian ustadz menjelaskan bagaimana sebetulnya alur perkembangan kehidupan manusia dari lahir hingga liang kubur. Saya menganalogikannya dengan metamorfosis kupu-kupu. Sebuah daur hidup yang sudah dirancang sedemikian rupa, dengan begitu sempurna. Bukan hanya berhubungan dengan perkembangan fisik semata, tapi juga mempertimbangkan seluruh aspek di dalamnya. Temasuk juga perkembangan psikologis dari makhluk yang bernama manusia. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Begitu sempurna. Bahkan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Maha Besar Allah dengan segala kekuasaan Nya. Dapat mengatur semua begitu sempurna. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan sudah seharusnya, manusia mengikuti alur tersebut dengan sesuai fitrahnya. Tidak tergsa-gesa, tapi juga tidak boleh abai. Harus tepat pada waktunya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya ingat tentang cerita kepompong yang dibantu untuk keluar dari selimutnya. Dibantu digunting kepompongnya. Tapi justru yang terjadi adalah kupu-kupu tersebut malah gagal terbang. Karena tidak memiliki kemampuan mengepakkan sayapnya. Sayap nya lemah tak berdaya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bukankah seperti itu pula kehidupan manusia. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika seorang anak ditekan berkembang sebelum waktunya. Terlihat seperti cepat berdaya, berprestasi, tapi kemudian hampa. Tidak bertahan lama. Seperti buah yang cepat busuk.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Atau seperti yang terjadi di keluarga dekat saya sendiri. Seorang anak yang dimanjakan, selalu dibantu oleh orang tua dan sekitarnya. Tidak boleh mengalami kegagalan dan kekalahan. Hidup yang selalu mudah. Padahal seorang lelaki. Yang kemudian mengantarkannya pada pahitnya kehidupan nyata. Menjadi seorang lelaki lemah. Tak memiliki kemampuan dalam menjalani kehidupannya. Selalu memaksa orang untuk membantu kehidupannya. Menjadi beban bagi orang sekitar. Audzubillah min dzalik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya, begitulah hidup. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Harus tepat pada saatnya. Tidak boleh tergesa, tapi tidak boleh juga mengabaikannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Materi Domain B ini membuat saya banyak-banyak memanjatkan syukur pada Allah SWT yang selalu membimbing saya pada sebuah kurikulum kehidupan yang sesuai dengan yang bagaimana seharusnya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika dibawah usia 7, saya mengalami kehidupan yang indah dan penuh kemanjaan. Hingga nenek meninggal, saya ikut bersama ua. Hidup berubah drastis. Sampai usia 10, hidup bagai dipenjara. Serba tidak enak, serba tertekan. Lepas usia itu saya kembali ke pelukan keluarga besar di Bandung. Hidup tidak berubah menjadi enak. Tantangan yang datang kali ini datang dengan bentuk berbeda. Siklus hidup terus berjalan. Beragam tantangan datang, beragam pembelajaran kehidupan pun mendidik diri menjadi sosok yang lebih baik. Betapa baik nya Allah yang melimpahkan semua ini. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kini usia ku menginjak 40. Sebuah bab kehidupan baru telah hadir di depan mata. Tepat di saat saya kemudian mendapatkan semua ilmu ini. Allah sedang mengingatkan saya. Tentang hakikat kehidupan, tentang waktu, dan kebermanfaatan. Summit reaching sebentar lagi di depan mata. Waktu nya berkarya. Saatnya mengaktualisasikan diri dengan karya nyata. Menjadi insan kamil. Seperti buah mangga yang matang di pohon. Insyaallah. Semoga Allah selalu bimbing langkah ini. Aamiin ya Rabbal alaamiin...</div><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRentX9ST3f6WEIp4TiD4RsHDNS2e3zCNR1KREotvbkZ7Se4JcN1joBZyCxiu0K1b2llcULnHSiXzI7Gce5yaEj4bgGok40vjrhqpyI7m-tPubuy-8wJsm9pk-BnM4V-JDr6iJM90PMmyL7lWmfFKCbayZBbvLqvAXDYI1jIH8qug4dHJ7klVyD4ms/s265/download%20(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="190" data-original-width="265" height="287" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRentX9ST3f6WEIp4TiD4RsHDNS2e3zCNR1KREotvbkZ7Se4JcN1joBZyCxiu0K1b2llcULnHSiXzI7Gce5yaEj4bgGok40vjrhqpyI7m-tPubuy-8wJsm9pk-BnM4V-JDr6iJM90PMmyL7lWmfFKCbayZBbvLqvAXDYI1jIH8qug4dHJ7klVyD4ms/w400-h287/download%20(1).jpg" width="400" /></a></div><br /><div><br /></div>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-36368748448584248942022-07-12T21:30:00.000+07:002022-07-12T21:30:00.664+07:00Perjalanan Menemukan Design Jatidiri Keluarga-2<p>Pada tulisan kemarin, saya sudah menceritakan bagaimana proses menemukan design jatidiri keluarga. Kemarin kita telah menentukan hal-hal yang menjadi motif pernikahan dan Given factor dalam keluarga kami. Selanjutnya kita akan bahas lagi faktor faktor lain yang menjadi landasan jatidiri keluarga.</p><h4 style="text-align: left;">Karakter</h4><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtSrAn3IlD2ofTvWbs_JkRzZEbhPTfqZFcOBj6J0y5_DhdBjne9axgJMBK_k-UtZpvZtce_tlKjCtoipYI4vUY_pAI6eWK6YEAP00RCPfDRmYfPffPOU0E-1jM1ON3pw-_6EkIYgvwFKxfLP7hxiVFhcjzRPNu2y9KjrKyYTyaQ5SE_QGh3s4hFl0A/s275/images%20(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="183" data-original-width="275" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtSrAn3IlD2ofTvWbs_JkRzZEbhPTfqZFcOBj6J0y5_DhdBjne9axgJMBK_k-UtZpvZtce_tlKjCtoipYI4vUY_pAI6eWK6YEAP00RCPfDRmYfPffPOU0E-1jM1ON3pw-_6EkIYgvwFKxfLP7hxiVFhcjzRPNu2y9KjrKyYTyaQ5SE_QGh3s4hFl0A/w400-h266/images%20(1).jpg" width="400" /></a></div><br /><div><br /></div><p>Faktor selanjutnya yang menjadi pertimbangan adalah karakter. Karakter seperti apa yang sebetulnya dimiliki oleh keluarga kami. Karakter seperti apa yang penting dalam keluarga kami. Setelah berdiskusi, kami bersepakat bahwa karakter yang penting untuk dimiliki oleh keluarga kami pertama adalah karakter ke-Islaman. Tentu saja. Ini menjadi dasar awal dalam keluarga kami. Lalu karakter selanjutnya adalah berani. Tentu saja kami adalah para pemberani. Karakter petualang. Banyak hal yang diwakili oleh kata petualang disini. Termasuk juga keteguhan hati dan ketahanan. Ada krakter emosional. Ya, diakui atau tidak, kami semua emosional. lalu bersahaja. Kami memang memiliki karakter ambisius, tapi dalam perilaku keseharian kami bersahaja dan tidak neko neko. Merasa cukup dengan hal yang penting dan dibutuhkan saja. Bersahaja pun artinya mampu menghargai orang lain. Kreatif, senang belajar juga masuk dalam karakter penting dalam keluarga kami. Dan yang terakhir adalah Pantang menyerah. Tidak ada satu pun dalam anggota keluarga yang menyerah kalah dalam bertanding. Prinsip kami adalah selesaikan semua permasalahan, sesulit apapun sampai titik darah penghabisan.</p><p>Dari faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa petimbangan karakter dalam keluarga kami adalah <b><i>"Penjelajah yang smart dan bersahaja"</i></b></p><p><b><i><br /></i></b></p><h4 style="text-align: left;"><b>Mimpi dan Harapan</b></h4><div>Faktor lain adalah mimpi dan harapan. Agak sedikit kaget juga ketika ditanya tentang hal ini. Karena terus terang saya dan suami belum pernah membicarakan impian impian besar dalam keluarga kami. Impian yang selama ini kami bicarakan memang hanya menyangkut impian impian pribadi dalam keluarga. Impian kecil dan sederhana. Tidak ada impian besar, apalagi yang menyangkut keumatan. Malu-malu kami menuliskannya juga dalam form. </div><div>Impian itu adalah tentang kemakmuran dan kesejahteraan. Tentu saja, sepertinya hampir setiap keluarga memiliki impian seperti ini. Lalu tentang naik haji. Bagi keluarga lain sepertinya ini hanyalah sebagai. tapi begi keluarga kami, ini adalah sebuah impian besar. Yang bukan mudah untuk mewujudkannya. Impian selanjutnya adalah tentang berkeliling dunia, yang ingin kita mulai dengan keliling Indonesia. Dengan kendaraan pribadi, sekeluarga. Ini adalah sebuah impian besar dalam keluarga kami. </div><div>Impian selanjutnya membangun sebuah keluarga entrepreneur. Yang kuat bertahan dalam badai, bisa tegak menghadapi cobaan, dan meliuk anggun diantara tiupan topan. </div><div>Dalam masalah kebermanfaatan, tentu saja. Tujuan kami adalah memberikan banyak manfaat bagi sekitar dengan meninggalkan karya yang bermanfaat. Tentu saja karya yang dimaksudkan akan disesuaikan dengan potensi dan keunikan dari masing-masing anggota keluarga</div><div>Dari hal-hal di atas kami simpulkan mimpi dan harapan kami adalah <b><i>"Jelajahi Bumi, Menebar Mimpi"</i></b></div><div><b><i><br /></i></b></div><div>Dan sampai disinilah perjalanan kita dalam mengumpulkan faktor-faktor yang akan menjadi bahan pertimbangan kita dalam menentukan design jatidiri keluarga. Akan tetapi, masih banyak hal lain yang akan kita lakukan sebelum masuk visi keluarga. Akan kita lanjutkan pada tulisan berikutnya ya. Sampai besok.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj92pHYE_JydTIRX5B4_eOFh_jkgrzD8uxZ4e9DpUBA9hruPOtt-TXYgQnWz9rcFot5q5dERcrUfSmQ5JLdhb4ux47A_4p2_pFb8G35_setUCNkixSe8sKFPthYARCn6-Qte2oeuKbvyVlpPAHXl_eRzShMPggDrBN5Skkoow8Dcmvzc1Ab7Dyg72M-/s420/download.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="120" data-original-width="420" height="182" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj92pHYE_JydTIRX5B4_eOFh_jkgrzD8uxZ4e9DpUBA9hruPOtt-TXYgQnWz9rcFot5q5dERcrUfSmQ5JLdhb4ux47A_4p2_pFb8G35_setUCNkixSe8sKFPthYARCn6-Qte2oeuKbvyVlpPAHXl_eRzShMPggDrBN5Skkoow8Dcmvzc1Ab7Dyg72M-/w640-h182/download.jpg" width="640" /></a></div><br /><p><br /></p>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-433286737435398442022-07-12T00:02:00.003+07:002022-07-12T17:05:28.747+07:00Perjalanan Menemukan Design Jati Diri Keluarga-1<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfZx8J3PjmXZ5rOeytK6HAPMLhxfIQcTjlVvZ108HRHhTB6p4UR8eJLNS3PuQ5X4ksKyhKaKpR4CifG7XBCl8Tnkcv9Zd-nftXFAJHPN56SST-BtQYvuEuBzqzDysOqsErw2v4nHmGY6WYbRmdKf6LKWC7f8QTWh5cjBN-BR5gzNZF1dqyVA-L6xqE/s4000/IMG20200524065554.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1840" data-original-width="4000" height="147" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfZx8J3PjmXZ5rOeytK6HAPMLhxfIQcTjlVvZ108HRHhTB6p4UR8eJLNS3PuQ5X4ksKyhKaKpR4CifG7XBCl8Tnkcv9Zd-nftXFAJHPN56SST-BtQYvuEuBzqzDysOqsErw2v4nHmGY6WYbRmdKf6LKWC7f8QTWh5cjBN-BR5gzNZF1dqyVA-L6xqE/s320/IMG20200524065554.jpg" width="320" /></a></div><br />Alhamdulillah hari itu, saya dan suami berkesempatan mengikuti workshop <b>Design Jatidiri Keluarga</b> yang dibimbing oleh ustadz<b> Adriano Rusfi</b>. Workshop berjalan satu hari setengah di Hotel Citarum, Bandung. Diselenggarakan oleh <u>Aqil Baligh Institute</u> pada tanggal 2-3 Juli 2022. <p></p><p>Kisah perjalanan bagaimana agar kemudian pak suami bersedia duduk tenang selama sehari setengah adalah kisah yang lain. Dalam tulisan kali ini saya hanya akan membahas tentang bagaimana perjalanan dalam workshop yang kemudian membuat kami pada akhirnya memiliki sebuah visi keluarga, sebuah nama keluarga, dan tagline keluarga yang gue banget.</p><p>Workshop dimulai pada hari Sabtu pukul 13.00. Pada setengah hari tersebut diisi dengan materi-materi yang menjelaskan tentang latar belakang mengapa sebuah keluarga perlu menjadi sebuah tim, sebuah organisasi. </p><p>Dijelaskan dalam ceramah pembuka ini bagaimana pentingnya peran keluarga sebagai unit peradaban terkecil. Keluarga pula lah sebetulnya yang menjadi pondasi atau batu bata dari bangunan ummat. Karena memang untuk membangun sebuah peradaban itu memerlukan perjuangan yang panjang yang melibatkan lintas generasi. Dan hal ini hanya akan dapat mudah dibentuk dari keluarga. </p><p>Sebagai pondasi ke-ummat-an, peran keluarga kini banyak di obok-obok oleh para perusak peradaban. Mereka mulai berusaha merusak tatanan keluarga. Salah satunya adalah dengan di sah kan nya RUU-PKS. Dimana disana diatur bagaimana pihak luar dapat ikut campur dalam tatanan dan value keluarga. Kebudayaan dan perkembangan zaman di saat ini pun menggempur ketahanan keluarga. </p><p>Padahal, jika kita bicara tentang keluarga...</p><p>Anak adalah seorang ahli waris keturunan. Memiliki DNA yang sama dengan orang tua nya. yang artinya tentu saja memiliki banyak kesamaan. Tapi tak banyak keluarga yang menjadi bani, sebuah dinasti. Memiliki dreams, impian yang sama dari generasi ke generasi. Bahkan kenayakan keluarga keluarga di sekitar kita adalah keluarga yang memiliki siklus seperti gergaji. Ayah sukses, lalu menurunkan kesuksesan pada anak yang malah gagal, lalu cucu sukses, tapi cicit kembali gagal. Begitu terus. Jadi siklusnya naik turun. Tidak konsisten dan tidak stabil. Padahal mereka memiliki darah yang sama, DNA yang sama. Yang artinya memiliki potensi yang tak jauh beda. Mengapa fenomena ini terjadi? Karena keluarga tidak memiliki "The Family Dreams". Masing-masing berjalan sendiri-sendiri. </p><p>Untuk itu, sebuah keluarga perlu memiliki visi, misi, nilai, budaya dan filosofi yang sama yang akan diturunkan terus menerus, dari generasi ke generasi.</p><p>Hal ini berlandaskan Q.S Al Baqarah : 124</p><h4 style="text-align: center;">"Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Rabb-nya dengan beberapa perintah. Lalu ia tunaikan dengan sempurna. Sehingga Allah berfirman "Sesungguhnya Aku telah menjadikan engkau imam atas manusia". Ibrahim berkata : "Hendaklah janjiMu juga berlaku bagi anak keturunanku". Allah berfirman: "Janjiku tak berlaku bagi keturunanmu yang zalim"</h4><p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMMZGEsjST88fiGUTpcxedHEowDS5ePbA-qkwpqN8-MKHSgd9LbxtJ0eBRQrd_SaXmaTARzaMCjztNQdJcfY10oxbngFRI7Y2-_IPTIy_GDQCH-D-GByZacqt-X1drsI1PO0H28krCcF9zn9-35n88ucHsroboOSITfGpzRbAud_L8o3kUb4YOvq9S/s4000/IMG20211224194851.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4000" data-original-width="3000" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMMZGEsjST88fiGUTpcxedHEowDS5ePbA-qkwpqN8-MKHSgd9LbxtJ0eBRQrd_SaXmaTARzaMCjztNQdJcfY10oxbngFRI7Y2-_IPTIy_GDQCH-D-GByZacqt-X1drsI1PO0H28krCcF9zn9-35n88ucHsroboOSITfGpzRbAud_L8o3kUb4YOvq9S/w300-h400/IMG20211224194851.jpg" width="300" /></a></div><br /><p><br /></p><h3 style="text-align: left;"><u>Mencari, Menemukan dan Mendesain Jatidiri</u></h3><p style="text-align: left;">Hari kedua workshop diisi dengan full praktek pembuatan visi,misi, nilai, budaya dan filosofi.</p><h4 style="text-align: left;">Motif</h4><p style="text-align: left;">Hal pertama yang dicari adalah pertimbangan motif. Hal apa yang menjadi pertimbangan motif saat kami menikah dulu. Hal ini seru sekali untuk dibahas. Pada sesi ini, akhirnya kami jadi bernostalgia atas kejadian belasan tahun yang lalu. Karena bagaimana pun, pernikahan kami tergolong sebuah pernikahan yang unik. Hanya kurang lebih dua bulan saling mengenal, lalu kemudian memutuskan menikah. Adalah sebuah hal yang diluar kebiasaan. </p><p style="text-align: left;">Kemudian terungkaplah apa motif dari kami masing masing. Sesuatu yang selama ini bahkan belum pernah saya utarakan pada siapapun. Saya sesjujurnya belum pernah menjalin hubungan dengan siapa pun. Gak pernah pacaran, walau ada beberapa nama pria yang mengisi hati. Tapi saya tidak pernah bernai mengungkapkannya pada siapa pun. Lalu saat bertemu si bapak, dan dia menjadi leader saya, itu adalah hal yang kemudian menjadi pertimbangan. Bagi saya yang saat itu sedang dalam keadaan tidak baik dengan keluarga. Tentu membutuhkan seseorang sebagai pelindung. Dan saya mendapatkannya dari dia. Dia pun saat itu telah promosi menjadi manager, yang saya harapkan akan dapat mendongkrak keadaan ekonomi saya saat itu. Lagi pula, haya dia lah pria yang berani mengungkapkan perasaannya pada saya, yang kemudian dia mengajak menikah. Lalu, mengapa tidak. Saya terima tanpa banyak bertanya. Sebuah kebodohan mungkin jika orang lain melihatnya. Tapi saya pribadi melihatnya sebagai sebuah petunjuk dari Allah SWT. </p><p style="text-align: left;">Sedangkan si bapak sendiri, saat itu dalam keadaan patah hati oleh seseorang yang seharusnya dinikahinya, tapi kemudian berkhianat. Dia merasa sakit hati. Melihat saya yang menurutnya cukup cantik, baik, menarik dan juga pintar. Cocok dijadikan partner bukan hanya sebagai pasangan tapi juga dalam bisnis. Dengan tujuan untuk memperbaiki keturunan, memperbaiki perekonomian, dan keluar dari zona nyaman. Maka kami pun memutuskan untuk menikah.</p><p style="text-align: left;">Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi pertimbangan motif adanya pernikahan kami adalah <i><b>"Berlari meraih mimpi, membangun masa depan"</b></i></p><h4 style="text-align: left;">Given Factor</h4><p style="text-align: left;">Selanjutnya adalah given factor. Atau factor-factor terberi dalam keluarga kami. Setelah dirunut ke atas, ada beberapa hal yang menjadi kesamaan dalam keluarga kami berdua. Kami sama sama berasal dari keluarga entrepreneur. Keluarga si bapak memang berasal dari keluarga dengan latar belakang entrepreneur yang kuat. Begitu pun keluarga saya. Memiliki darah entrepreneur yang kuat. Kakek adalah seorang pedagang besar, seorang agan agan penjual sukses. Dari keluarga di Majalaya pun adalah tuan tanah yang memiliki banyak bisnis di saat itu. Keluarga bapak pun sama. Kakek buyutnya adalah tuan tanah, pedagang besar di pasar, memiliki banyak kebun dan sawah. Begitu pun keturunan nya yang lain. Darah seni pun mengalir deras dari keduanya, walaupun tidak pada saya dan si bapak. Akan tetapi, kakek saya adalah seniman keroncong. Beliau memiliki sebuah tim seni keroncong di saat dulu.Mengenai gambar, tentu saja. Bukankah ua-ua saya memiliki bisnis percetakan yang membutuhkan kemampuan seni di sana. Gambar menjadi seni yang kuat di kelurga saya. Sementara di keluarga bapak, yang paling terasa adalah seni musik dan suara yang indah. </p><p style="text-align: left;">Given factor lain yang kuat adalah keluarga kami sama sama keluarga pejuang. Sedikit saya baca kisah tentang Paputungan adalah nama raja di Bolaang Mongondow. Seorang pejuang yang berusaha mempertahankan wilayahnya dari caplokan suku lain. Sementara ayah si bapak pernah terlibat Permesta yang kemudian bergabung kembali ke pangkuan RI. Sementara kakek dari saya adalah seorang pejuang kemerdekaan yang diakui dan memiliki surat pengakuan dari pemerintah. Darah perjuangan itu tidak berhenti di sana, karena kemudian ke bawahnya, anak anaknya menjadi para pejuang kehidupan yang tangguh. </p><p style="text-align: left;">Persamaan lain adalah pengembara. Darah pengembara si bapak tentu saja kental. Para perantau adalah ciri khas di tanah si bapak. Orang Sunda sejatinya bukan perantau, akan tetapi darah perantau itu mengalir deras dari kakek yang sesungguhnya berasal dari daerah Jawa, yang kemudian menjadi pejuang, dan terdampar di Bandung. </p><p style="text-align: left;">Given factor lainnya adalah kami masing-masing berasal dari keluarga yang cerdas dan tegar. Walaupun bukan cerdas dalam artian persekolahan formal, tapi kami berasal dari keluarga yang cerdas secara lebih umum. Cerdas dalam menghadapi kehidupan. Terbukti keluarga kami dapat bertahan dengan segala kekurangan yang ada. Dapat mempertahan kan diri dan hidup dengan lebih baik. </p><p style="text-align: left;">Perbedaan latar belakang dan budaya menjadi salah satu given factor dalam keluarga kami. Menjadi berwarna, dan pada akhirnya kami dapat saling mengisi kekurangan yang kami miliki. Saling belajar dan saling mengingatkan satu sama lain. </p><p style="text-align: left;">Hal-hal given factor di atas, dapat disimpulkan bahwa given factor dalam keluarga kami adalah: <i><b>"Seni Berjuang Cerdas Berbekal Potensi dan Nyali"</b></i></p><p style="text-align: left;"><i><b><br /></b></i></p><p style="text-align: left;">Masih banyak lagi hal yang kami gali untuk menemukan visi kelurga dalam workshop ini. Selanjutnya akan diceritakan di tulisan berikutnya ya....</p><p style="text-align: left;"><br /></p><div><br /></div><div><br /></div>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-53434434097752691952022-06-30T07:02:00.000+07:002022-06-30T07:02:51.604+07:00Catatan tentang Pemuda Aqil Baligh<p> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4W-lWATj5JlTHRJs6NJ8VeZUrOII7YU2DZi5KNBNjXDuR_P6pgz_Jgh41zvKrJ0dwU1En0kLXPIFUDiEmZAnGODtCwig_Sm-nWg2NQ8bxt9PBtSX0lq6SoPO9f1WA5pLBQgHrU1aphIw/s1600/1656547367134182-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4W-lWATj5JlTHRJs6NJ8VeZUrOII7YU2DZi5KNBNjXDuR_P6pgz_Jgh41zvKrJ0dwU1En0kLXPIFUDiEmZAnGODtCwig_Sm-nWg2NQ8bxt9PBtSX0lq6SoPO9f1WA5pLBQgHrU1aphIw/s1600/1656547367134182-0.png" width="400">
</a>
</div></p><p><span style="background-color: white; color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; white-space: pre-wrap;">Akil baligh (Bahasa Arab: 'aqala = berakal, mengetahui, atau memahami; balagha = sampai). Akil baligh adalah seseorang yang sudah sampai pada usia tertentu untuk dibebani hukum syariat (taklif) dan mampu mengetahui atau mengerti hukum tersebut.</span></p><span id="docs-internal-guid-dfbfcd4c-7fff-d1b8-f660-0ca1dab22b1b"><p dir="ltr" style="line-height: 1.62; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Orang yang</span><a href="https://republika.co.id/tag/akil-baligh" style="text-decoration-line: none;"><span style="background-color: white; color: black; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; text-decoration-line: underline; text-decoration-skip-ink: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> akil baligh </span></a><span style="background-color: white; color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">disebut mukalaf. Akil (orang yang berakal) adalah lawan dari ma'tuh (bodoh), majnun (orang gila), dan muskir (orang mabuk). Sedangkan baligh adalah lawan dari sabiy (anak-anak).</span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.62; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Orang yang berakal adalah orang yang sehat sempurna pikirannya, dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah, mengetahui kewajiban, dibolehkan dan yang dilarang, serta yang bermanfaat dan yang merusak.</span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.62; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Seseorang yang sudah baligh dibebani hukum syarak apabila ia berakal dan mengerti hukum tersebut. Orang bodoh dan orang gila tidak dibebani hukum karena mereka tidak dapat mengerti hukum dan tidak dapat membedakan baik dan buruk, maupun benar dan salah.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Rasulullah SAW bersabda, </span><span style="background-color: white; color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">“Diangkatkan pena (tidak dibebani hukum) atas tiga (kelompok manusia), yaitu anak-anak hingga baligh, orang tidur hingga bangun, dan orang gila hingga sembuh."</span><span style="background-color: white; color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> (HR Abu Dawud). Orang gila dalam hadis ini menunjukkan orang yang tidak berakal.</span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dan beragam pun hanya diwajibkan bagi orang-orang berakal. Semua syarat wajib dari ibadah adalah berakal. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dalam hal ini, berakal berbeda dengan berpikir. Karena tidak sedikit anak-anak pun yang telah mampu dan pandai berfikir. Akan tetapi dalam hal ini belum dapat dikatakan berakal. Aqil disini diartikan dengan kematangan mental. Bertautnya antara hati dan intelektualitas. . Aqil disini berfungsi dalam hal tanggung jawab. Seseorang yang telah akil baligh, dia telah mampu memikul tanggung jawab akan diri sendiri, tanggung jawab atas hak property, tanggung jawab sosial, dan bahkan tanggung jawab akan alam semesta. Dan rasa tanggung jawab ini hanya akan dapat sempurna jika diawali dari tanggung jawab kepada Allah SWT. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Jadi kesimpulannya adalah ciri generik dan penting bagi generasi akil baligh adalah kemampuan memikul tanggung jawab : mukallaf. Bermula dari tanggung jawab pada Allah SWT, yang akhirnya menjelma menjadi tanggung jawab terhadap diri sendiri, hak milik, otoritas teritorialnya, kemanusiaan, dan alam semesta. </span></p><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ciri-ciri seseorang sudah mencapai akil baligh adalah sebagai berikut :</span></p><ol style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; padding-inline-start: 48px;"><li aria-level="1" dir="ltr" style="color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Aqil baligh adalah suatu kesatuan. Aqil baligh adalah satu kesatuan yang memang tidak dapat dipisahkan seharusnya. Ketika anak sudah masuk usia baligh, siap secara biologis harusnya dibarengi dengan kesiapan kedewasaan juga. Karena ketika seseorang sudah baligh, artinya dia siap untuk menikah. Dalam hal biologis dia sudah siap melahirkan atau siap membuahi. Hal ini tentu saja memerlukan kedewasaan secara pemikiran untuk dapat mengatur agar keinginan dan hasrat seksual yang sudah keluar. Butuh kedewasaan dalam hal ini.</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sepenuhnya dewasa. Sepenuhnya dewasa artinya adalah kesiapan untuk bertanggung jawab. Bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Terhadap fisiknya, kebutuhan pribadinya, terhadap privasinya, terhadap barang-barang yang dimilikinya, bertanggung jawab terhadap kewajiban kewajiban nya, juga memikul penuh tanggung jawab moral dan sosial. Dan kelak kemudian juga memiliki tanggung jawab terhadap bagian berbangsa serta bernegara.</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Matang fisik, Dewasa mental. Aqil baligh ditandai dengan matangnya fisik. Siap dibuahi bagi perempuan dan siap membuahi bagi laki laki. Tapi juga siap mempertanggunggung jawabkan apa yang dilakukannya. Memiliki kedewasaan mental dalam menentukan sikap dan pilihan hidupnya. </span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Mandiri. Seseorang yang sudah aqil baligh artinya sudah tidak lagi bergantung pada orang tua dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadinya. Dia sudah mandiri baik secara fisik, dan juga financial. </span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bertanggung jawab. </span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Siap memikul beban. Aqil baligh artinya siap memikul beban. Mulai dari beban syariah yang sudah dituliskan atas nama pribadinya. Kemudian juga siap memikul beban kebutuhan hidup pribadinya. </span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bagian dari solusi, bukan masalah. Menjadi aqil baligh artinya hidup sebagai bagian dari solusi kehidupan. Bukan jadi biang kerok atau biang onar yang bersikap semau gue dan masa bodo dengan lingkungan sekitar. </span></p></li></ol><br><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sementara ciri-ciri seorang anak memasuki fase baligh yaitu diantaranya :</span></p><ol style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; padding-inline-start: 48px;"><li aria-level="1" dir="ltr" style="color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Mimpi basah bagi anak laki-laki</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Menstruasi pada anak perempuan</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tumbuhnya rambut di kemaluan</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Suara mulai membesar bagi laki-laki</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tumbuh jakun bagi anak laki-laki</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Munculnya jerawat</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tumbuh payudara bagi anak perempuan</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="color: #191919; font-family: Arial; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="background-color: white; font-size: 13.5pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dan atau genap berusia 15 tahun</span></p></li></ol><br><br></span>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-9466172866208329182022-06-29T16:16:00.001+07:002022-06-30T07:00:42.104+07:00Berkomunikasi sesuai dengan Bahasa Cinta Anak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4Qjx47DnNw61cpeDNmqGkNiHkfxgwcTqMvNM6WclDIKYjkpJAapa4Lo-bhYXM9NiFz-dORBxkgDdwW1ODwuWs6X_QAbDrI_KJ67_xGG9_1o74P5gYMiEXqDjufJyDEH2duGsEhou-n1fDBYh9ErkKgMIxX-McCZ_fxgY97RASJaxECmWn1q-4aYua/s306/love-language.webp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="306" data-original-width="300" height="306" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4Qjx47DnNw61cpeDNmqGkNiHkfxgwcTqMvNM6WclDIKYjkpJAapa4Lo-bhYXM9NiFz-dORBxkgDdwW1ODwuWs6X_QAbDrI_KJ67_xGG9_1o74P5gYMiEXqDjufJyDEH2duGsEhou-n1fDBYh9ErkKgMIxX-McCZ_fxgY97RASJaxECmWn1q-4aYua/s1600/love-language.webp" width="300"></a></div><br><p><br></p><p>Menurut Gary Champan & Ross Campbell, MD,dalam buku mereka yang bertajuk The Five Love Languages of Children, terdapat 5 cara anak dan manusia memahami dan mengekspresikan cinta, yakni;</p><p><br></p><p></p><ul style="text-align: left;"><li>SENTUHAN FISIK,</li><li>KATA-KATA MENDUKUNG,</li><li>WAKTU BERSAMA,</li><li>PEMBERIAN HADIAH,</li><li>PELAYANAN.</li></ul><p></p><p><br></p><p>Umumnya setiap anak bisa menerima cinta</p><p>melalui 5 bahasa di atas, namun ada satu bahasa</p><p>yang paling dominan pada masing-masing anak.</p><p><br></p><h3 style="text-align: left;"><u>BERIKUT ADALAH TIPS DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN SI KECIL<br></u><u>SESUAI BAHASA CINTANYA.</u></h3><p><br></p><h4 style="text-align: left;">1. Apabila bahasa cinta anak kita adalah Sentuhan<br>Fisik</h4><p>Saat bertemu dan berpisah dengan si kecil, berilah pelukan.</p><p>Saat si kecil stres, beri belaian untuk menenangkannya.</p><p>Peluk dan cium si kecil saat ia tidur malam dan bangun pagi.</p><p>Setelah mengajar disiplin pada si kecil, beri pelukan sejenak dan</p><p>jelaskan bahwa pengajaran yang diberikan adalah untuk</p><p>kebaikannya dan Anda tetap sayang padanya.</p><p>Saat memilih hadiah untuknya, beri benda yang dapat ia</p><p>pegang/peluk, seperti bantal, boneka, atau selimut.</p><p>Saat menghabiskan waktu bersama si kecil, seperti menonton</p><p>televisi bersama, duduklah berdekatan dengannya, sambil</p><p>berpelukan.</p><p>Sering-seringlah bertanya padanya apakah ia mau digandeng atau</p><p>dipeluk.</p><p>Apabila ia terluka, pegang dan peluk mereka untuk memberi</p><p>kenyamanan.</p><p><br></p><h4 style="text-align: left;">2.Apabila bahasa cintanya adalah Kata-kata Mendukung</h4><p>Saat menyiapkan bekal untuknya, masukkan kertas kecil berisi kata-kata mendukung.</p><p>Saat ia berhasil mencapai prestasi, tunjukkan rasa bangga Anda dengan memberi kata-kata membangun, seperti “Mama</p><p><br></p><p>bangga dengan adik bermain adil di permainan tadi,” atau “Kakak baik sekali membantu adik membangun rumah-</p><p>rumahan itu.”</p><p>Simpan hasil karya si kecil, seperti lukisan atau tulisan, dan pajang dengan tambahan tempelan kertas mengapa Anda</p><p>bangga dengan karyanya itu.</p><p>Biasakan mengucap kata, “Mama sayang kamu,” tiap berpisah dengan si kecil atau menidurkannya di malam hari.</p><p>Saat si kecil bersedih, bangun kepercayaan dirinya dengan mengucapkan alasan-alasan yang membuat Anda bangga</p><p>padanya.</p><p><br></p><p><br></p><h4 style="text-align: left;">3. Apabila bahasa cintanya adalah Waktu Bersama</h4><p>Coba libatkan anak dalam aktivitas-aktivitas Anda, seperti belanja ke supermarket, memasak, mencuci piring, dan lain</p><p>sebagainya.</p><p>Saat si kecil ingin bercerita, hentikan sejenak aktivitas Anda untuk benar-benar menatap dan mendengarnya.</p><p>Ajak si kecil memasak bersama, seperti membuat kue atau camilan lainnya.</p><p>Tanyakan kepada si kecil mengenai tempat-tempat yang ingin ia kunjungi, dan jika ada kesempatan, beri kejutan dengan</p><p>mengajak mereka ke tempat-tempat tersebut.</p><p>Biasakan untuk memintanya menceritakan hari yang ia lalui di sekolah atau aktivitas lain yang telah ia lakukan.</p><p>Saat mengajak si kecil bermain, bermainlah bersamanya ketimbang hanya menonton.</p><p>Jika Anda memiliki lebih dari 1 anak, tetapkan jadwal bermain dengan masing-masing anak secara individu, tanpa</p><p>melibatkan yang lain.</p><p><br></p><p><br></p><h4 style="text-align: left;">4. Apabila bahasa cintanya adalah Pemberian Hadiah</h4><p>Kumpulkan hadiah-hadiah kecil (tak perlu mahal) untuk diberikan kepada si kecil di saat-saat yang pas.</p><p>Bawa permen atau camilan kecil lain yang dapat Anda berikan pada si kecil saat sedang bepergian.</p><p>Beri makanan kesukaan si kecil, Anda bisa memasaknya sendiri atau mengajak si kecil ke restoran kesukaannya.</p><p>Buat sebuah “kantong hadiah” berisi hadiah-hadiah (tak perlu mahal) yang dapat dipilih si kecil saat ia melakukan</p><p>prestasi.</p><p>Saat menyiapkan bekal untuknya, selipkan hadiah kecil untuknya.</p><p>Buatkan semacam permainan teka-teki untuknya mencari hadiah dari Anda.</p><p>Daripada membeli hadiah ulang tahun yang mahal, buatkan pesta ulang tahun meriah di tempat yang ia sukai.</p><p><br></p><h4 style="text-align: left;">5. Apabila bahasa cintanya adalah Pelayanan</h4><p>Temani ia saat mengerjakan pekerjaan rumahnya.</p><p>Saat ia sedih atau menghadapi kesulitan, buatkan makanan kesukaannya.</p><p>Daripada menyuruhnya tidur, gendong atau gandeng mereka ke tempat tidur.</p><p>Saat sedang bersiap-siap berangkat ke sekolah, bantu mereka memilih pakaian untuk hari itu.</p><p>Mulai ajarkan si kecil mengasihi orang lain dengan memberi contoh membantu orang lain atau memberi sumbangan</p><p>kepada orang yang kurang mampu.</p><p>Saat si kecil sakit, angkat semangatnya dengan menonton film, membaca buku, atau masak sup yang ia sukai.</p><p>Saat menyiapkan sarapan, makan siang, atau makan malam, selipkan makanan penutup atau camilan kesukaan mereka.</p><p><br></p><p><br></p><p><br></p><h3 style="text-align: left;">Cara mengamati bahasa cinta anak :</h3><p>1. Amati cara si Kecil mengekspresikan cintanya pada Ibunya.</p><p>Apabila si Kecil seringkali mengucapkan “Aku sayang Mama” atau “Terima kasih Bunda atas makan malam yang enak”,</p><p>Bahasa Cinta yang dominan padanya mungkin adalah “Kata-kata Mendukung”.</p><p>2. Amati cara si Kecil mengekspresikan cinta kepada orang lain.</p><p>Apabila si Kecil seringkali ingin memberikan hadiah kepada teman atau gurunya, mungkin Bahasa Cinta yang dominan</p><p>padanya adalah “Pemberian Hadiah”.</p><p>3. Pelajari apa yang seringkali diminta oleh si Kecil</p><p>Apabila si Kecil sering meminta Ibu untuk menemaninya bermain atau membacakan cerita untuknya, maka Bahasa Cinta</p><p>yang dominan padanya mungkin “Waktu Bersama”. Sedangkan kalau si Kecil sering meminta pendapat Ibu mengenai</p><p>apapun yang sedang dilakukannya, seperti “Mama suka ga sama gambarku?” atau “Bajuku bagus gak Bunda?”, mungkin</p><p>Bahasa Cinta yang dominan padanya adalah “Kata-kata Mendukung”.</p><p>4. Pelajari apa yang seringkali dikeluhkan oleh si Kecil</p><p>Apabila si Kecil sering mengeluh mengenai kesibukan Ibu atau Ayah di luar rumah, seperti “Papa kok kerja terus yah” atau</p><p>“Mama kok ga pernah mengajakku ke taman lagi,” maka mungkin Bahasa Cinta yang dominan padanya adalah “Waktu</p><p>Bersama”.</p><p>5. Beri dua pilihan kepada si Kecil</p><p>Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, Ibu bisa menanyakan apa yang diinginkan si Kecil, untuk menemukan Bahasa Cinta</p><p>yang dominan padanya. Pertanyaan yang diberikan dapat berupa pilihan antara 2 Bahasa Cinta. Contohnya, saat Mama ada</p><p>waktu luang, dapat memberi pilihan kepada si Kecil seperti “Sore ini adik mau ditemani jalan-jalan atau mau dibetulkan rok</p><p>adik yang rusak?”, dengan memberi pilihan ini maka Mama memberikan pilihan antara Bahasa Cinta “Waktu Bersama” atau</p><p>“Pelayanan”</p><p><br></p><p><br></p><p><br></p><p>Sumber Referensi:</p><p><br></p><p>Gary Chapman & Ross campbell M.D, The 5 Love language of children, jakarta, 2014</p><p><br></p><p>Eric Berne, Games people Play, jakarta</p><p><br></p><p>Eric Berne, Transaksional Analysis, jakarta.</p><p><br></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK1XHPzaDEX1ZPl7anit8o7auGCAKzr-TqQZz6psjaXrUoLTl-NxESfwij-EhlL4MeqXbzB4_YIXmZmFG9W3bOq6q4htZjE7OfZ_BwC9EAGmA8dEVB97BAt3mawAQiiAZ-7crHSLndUNp9jhql2TerdFLF4PHIBiYQ3dFDsD-bDF2YyiC1Imf2Tutb/s1024/5-love-languages-chart-1024x659.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="659" data-original-width="1024" height="206" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK1XHPzaDEX1ZPl7anit8o7auGCAKzr-TqQZz6psjaXrUoLTl-NxESfwij-EhlL4MeqXbzB4_YIXmZmFG9W3bOq6q4htZjE7OfZ_BwC9EAGmA8dEVB97BAt3mawAQiiAZ-7crHSLndUNp9jhql2TerdFLF4PHIBiYQ3dFDsD-bDF2YyiC1Imf2Tutb/s320/5-love-languages-chart-1024x659.png" width="320"></a></div><br><p><br></p><p><br></p>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-35395033421700782482022-06-28T14:56:00.000+07:002022-06-28T14:56:32.040+07:00Manusia dan Jalan Dosa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEint0tKCIC5wFuILHkB_GB_qG2fP-51F7EmGL6XebF7x42UBIGKdsjOnRP1v5Jcr2U4DrjYgjrBn6c7nu2lmBJr9EFq7CxRWWrzIfRuUI8vqntjuyy06U5vPjrvSJ6h_4ANna_9pJryHsirnzCp1FnqvzlwwhtoLdEZNLmkq36jCnKngLTz1kGaw-5C/s800/Secangkir%20kopi%20Penawaran%20Caption.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="800" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEint0tKCIC5wFuILHkB_GB_qG2fP-51F7EmGL6XebF7x42UBIGKdsjOnRP1v5Jcr2U4DrjYgjrBn6c7nu2lmBJr9EFq7CxRWWrzIfRuUI8vqntjuyy06U5vPjrvSJ6h_4ANna_9pJryHsirnzCp1FnqvzlwwhtoLdEZNLmkq36jCnKngLTz1kGaw-5C/s320/Secangkir%20kopi%20Penawaran%20Caption.png" width="320" /></a></div><br />Manusia itu aneh<div>Kadang perilakunya tak sama seperti yang dibayangkan</div><div>Sama sekali jauh dari imaji kata ideal</div><div><br /></div><div>Ah, apa makna kata ideal pun mungkin malah tak ideal</div><div>Persis seperti idealisme yang tak pernah selalu terasa sama dalam tiap sentuhan rasa</div><div><br /></div><div>Walaupun begitu, aku sadar bahwa gula akan selalu manis</div><div>(dengan kadar yang berbeda)</div><div>Tapi kopi</div><div>Dia akan selalu meninggalkan sebuah jejak jejak kepahitan</div><div><br /></div><div>Rasa getirnya tertinggal di pucuk lidah</div><div>Sebuah jejak kepahitan</div><div>yang diam diam banyak dirindukan oleh banyak insan</div><div>Hingga tak sedikit justru terjebak </div><div>dalam dekapan pahang yang melenakan</div><div><br /></div><div>Ah, manusia memang aneh</div><div>Justru tak dapat melepaskan diri dari hal yang tak sempurna</div><div>Diam diam mencintai hal yang harusnya tak membuat nyaman</div><div>Rasa yang tidak enak, ketidak-nyaman-an, penyiksaan atau pun kebusukan</div><div><br /></div><div>Bukankah manusia menyukai hal yang baik?</div><div><br /></div><div>Harusnya ia mencintai keindahan, rasa yang manis, suasana penuh kenyamanan, harmoni dan menenangkan</div><div><br /></div><div>Tapi mengapa kenyataan berkata tidak?</div><div><br /></div><div>Diam diam merindukan rasa pahit dilidahnya</div><div>Rasa busuk yang sedikit menyengat</div><div>Rasa terbakar pada lambung</div><div>Kebisingan yang mendera gendang telinga</div><div>Atau rasa lelah yang menyiksa raga</div><div>Diam diam manusia merindukannya?</div><div><br /></div><div>Lihatlah bagaimana espresso memiliki banyak penggemar fanatiknya</div><div>Durian tetap menjadi raja buah-buahan dengan bau membusuknya</div><div>Atau para pemburu capsaicin yang menggebu dengan cucuran keringat yang menderu</div><div>Walau panas tak terhapus saliva</div><div>Penikmat musik cadas beda lagi cerita</div><div>Gendang telinganya begitu mendamba getaran getaran resonansi yang menghantam dada</div><div><br /></div><div>Bukan hanya soal rasa, </div><div>tapi juga raga</div><div>Memaksa menikmati tiap tarikan sendi</div><div>memompanya hingga ambang akhir</div><div>Rasa yang biasa, hingga jadi manusia yang luar biasa</div><div><br /></div><div>Itulah warna dunia</div><div><br /></div><div>Ternyata tak hanya manis yang istimewa</div><div>Sebab pahitnya kopi banyak yang meminta</div><div>Pedasnya cabai pun diburu para juara</div><div><br /></div><div>Ternyata tak hanya rebahan dalam santai yang dapat menjadi nikmat</div><div>Karena tidur tak akan pulas tanpa rasa penat</div><div><br /></div><div>Tak hanya hening yang mendamaikan</div><div>Karena riuh rendahnya orang tersayang begitu merdu di telinga</div><div><br /></div><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: verdana;">Rupanya inilah fitrah hidup manusia<br />Seperti fitrah nya jalan dosa dan jalan takwa</span></h3><div><br /></div><div>Dulu sering iri aku akan malaikat</div><div>Yang suci dan bersih tanpa noda</div><div>Selalu taat akan semua perintah</div><div>Hanya berdzikir dan berdoa</div><div>Tak sepertiku yang berlumur dosa</div><div><br /></div><div>Tapi kemudian barulah kusadari apa makna nya</div><div>Kita manusia tetaplah jadi manusia</div><div>tak perlu jadi seperti mereka</div><div><br /></div><div>Tak perlulah membuang jalan dosa</div><div>walau kita tetap harus berusaha kembali pada jalan Nya</div><div><br /></div><div>Manusiawi jika berbuat salah</div><div>Manusiawi jika salah ambil langkah</div><div>Manusiawi jika sekali kali futur</div><div><br /></div><div>Karena jalan dosalah yang membuat kita makin mendekat</div><div>Mendekat dan memohon ampun pada Nya</div><div><div>Jalan dosa membuat kita rajin beristighfar</div><div>Mawas diri dan berhati hati</div></div><div><br /></div><div>Karena debu dan kotoran lah yang membuat kita ingin membersihkan badan</div><div>Karena perlu dan keringatlah yang membuat kita ingin mandi dan berendam</div><div><br /></div><div>Mandi dengan ibdah dan tazkiyyatun naffs</div><div>Berendam dengan dzikir dan istighfar</div><div><br /></div><div>Hingga segar jiwa sehat badan</div><div><br /></div><div>Manusia...</div><div>Yah, inilah kita sebagai manusia</div><div>Beginilah fitrahnya</div><div><br /></div><div>Selalu banyak pilihan yang dapat kita putuskan</div><div>Selalu banyak jalan yang dapat kita tempuh</div><div><br /></div><div>Mau jadi apa?</div><div>Seperti apa?</div><div>Bagaimana?</div><div><br /></div><div>Begitu banyak bekal, kemampuan dan potensi yang telah Allah berikan</div><div>Ada akal ada nurani</div><div>Biarkan keduanya menjadi kompas alami</div><div>untuk mengarungi hidup ini</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUx8FIIsM3PniTCZgeqgj7IoH97KcUeXriaW6tu4uCC4D_SzdwkSP7Af51nwhj8rcw9RbUEFGry-k2TjrWpL0DRbwTl3JBe-9DyrcR0sl1Dk31UoBpY_dqiymbj_SfKRHPJ5x_40PQJ1KJNjHEqnO1lQYssNkRUMHm0J8x6irAEp5JNPx1aRMbbF59/s2000/Tropis%20Kamar%20Mandi%20Desain%20Interior%20Kolase%20Foto.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="2000" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUx8FIIsM3PniTCZgeqgj7IoH97KcUeXriaW6tu4uCC4D_SzdwkSP7Af51nwhj8rcw9RbUEFGry-k2TjrWpL0DRbwTl3JBe-9DyrcR0sl1Dk31UoBpY_dqiymbj_SfKRHPJ5x_40PQJ1KJNjHEqnO1lQYssNkRUMHm0J8x6irAEp5JNPx1aRMbbF59/s320/Tropis%20Kamar%20Mandi%20Desain%20Interior%20Kolase%20Foto.png" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div><div><br /></div><div><i><span style="font-size: x-small;">Sebuah catatan insight dari mater-materi domain A Manusia dan Tujuan Penciptaannya</span></i></div><div><i><span style="font-size: x-small;">Kuliah Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Islami 2022</span></i></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-22525188211759545942022-06-27T21:43:00.001+07:002022-06-27T21:43:09.129+07:00Tools Kecerdasan Anak dan Pseudosains<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI5J10JCB9SAoHmpyzQgPLYhksbeOMVj6FLA94uJl_lyt_HCNyEdRHdqclK6ZKZsuKuJ7slNr9aX0Ywdm5lQ83dNdfSr9zJ2FhTQuvE7eU5J2cbh24zpC90qo2CPnRZlsUqA9VjSwdwBokjoyFuxtsOG9Ml2nh_zXwFM1IIYse4whQEQrGbtwnA9N2/s299/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="168" data-original-width="299" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI5J10JCB9SAoHmpyzQgPLYhksbeOMVj6FLA94uJl_lyt_HCNyEdRHdqclK6ZKZsuKuJ7slNr9aX0Ywdm5lQ83dNdfSr9zJ2FhTQuvE7eU5J2cbh24zpC90qo2CPnRZlsUqA9VjSwdwBokjoyFuxtsOG9Ml2nh_zXwFM1IIYse4whQEQrGbtwnA9N2/w400-h225/images.jpg" width="400" /></a></div><br /><p><br /></p><span id="docs-internal-guid-8593d560-7fff-cdef-f803-439c50e4fc81"><p dir="ltr" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 8pt; margin-top: 0pt; text-align: left;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Oleh : Rima Melanie P</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 8pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kecerdasan anak adalah salah satu hal yang menjadi fokus perhatian bagi orang tua. Setiap orang tua akan merasa sukses ketika memiliki anak yang cerdas dan berbakat. Orang tua berlomba untuk sesegera mungkin dapat mengetahui sejauh mana kecerdasan dan bakat anak-anaknya. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 8pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Abad ke 19 menjadi awal masa kebangkitan minat terhadap pengobatan yang lebih manusiawi bagi para penyandang sakit gila dan keterbelakangan mental. Tes-tes psikologi bermula digunakan untuk memahami, mengidentifikas dan mengklarifikasi kasus-kasus ini. Binet dan rekan-rekan kerjalah yang pertama kali mencurahkan waktu bertahun-tahun untuk penelitian katif dan sederhana tentang cara-cara pengukuran kecerdasan dan intellegensi. Walaupun awalnya digunakan pada anak-anak keterbelakangan mental. Skala Binet menjadi sebuah skala pemetaan intelegensi pertama di tahun 1905. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 8pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kini banyak tools kecerdasan yang dapat dilakukan, diantaranya :</span></p><ul style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; padding-inline-start: 48px;"><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">WAIS/WISC (Weschler Adult Intellegence Scale/Weschler Intellegence Scale for Children. </span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">APM/CPM/SPM (Advence/Children/Standard Pregressive Massive Matrices)</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">IST (Intellegence Structure Scale)</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">TIU (Tes Intellegensi Umum)</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">TKD (Tes Kemampuan Dasar)</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">CFIT (Culuture Fair Intellegence Test)</span></p></li></ul><p dir="ltr" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 8pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kesemua tes di atas merupakan tes psikologi yang perlu dilakukan oleh profesional. Dan tidak semua orang dapat menggunakannya secara bebas. Perlu orang terlatih untuk pengujian. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 8pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Hal ini yang menjadi salah satu daya tarik bagi banyak pihak. Hingga akhirnya bermunculan lah alat-alat atau tools untuk pemetaan kecerdasan dan pemetaan bakat yang lain. Bahkan tak jarang yang bersifat instan dan menggiurkan. Ditambah lagi dengan klaim-klaim sepihak yangmembuat orang menjadi semakin tertarik.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 8pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Yang perlu diperhatikan adalah kemunculan pesudosains tes. Di masa terakhirn ini, kemunculan tes seperti ini justru sering banyak membuat orang terlena sehingga tidak lagi menghiraukan keabsahan dari tools yang sedang digunakannya. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 8pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pesudosains atau ilmu semu adalah sebuah pengetahuan atau metodologi, keyakinan atau praktek yang di klaim,tapi tidak mengikuti metode ilmiah. Ilmu ini serinng terlihat ilmiah, pdahal sama sekali tidak ilmiah dan sering kali berbenturan dengan kesepakatan/konsensus ilmiah yang umum. Jadi, intinya pseudosains adalah ide yang benar-benar atau hanya sebagain invalid. Idenya adalah dibuat untuk mengelabui masyarakat agar berfikir bahwa itu nyata, padahal hal tersebut palsu. Hal ini muncul ketika ada seseorang yang mengklaim bahwa sesuatu telah dibuktikan secara ilmiah, padahal tidak. Sama seperti halnya dlam tes kecerdasan anak. Banyak pihak yang mengklaim bisa memtakan dan membuktikan kecerdasan anak hanya dengan metode atau caras ederhan, terbukti secara ilmiah, dan bahkan banyak yang mengklain keabsahannya sampai lebih dari 80%. Padahal kenyataannya hal tersebut tidaklah terjadi. Tidak pernah ada penelitian ilmiah tentah hal tersebut. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 8pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sebagai seorang ibu yang memahami adab dalam belajar dan menuntut ilmu pasti tak akan rela melakukan tes-tes yang ternyata tidak terbukti secara ilmiah, dan hanya berupa ilmu semu semata. Lalu apa karakteristik dari psedosains itu sendiri ?</span></p><ul style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; padding-inline-start: 48px;"><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Karakteristik pertama dari ilmu ini adalah tidak dapat diuji secara ilmiah. Tidak memiliki dukungan ilmiah, dan tidak dapat diuji.</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kurangnya testability dan konfirmasi. Pengujian independen dan kritik dari sesama ilmuwan selalu mereka nanti karena hal tersebut lah yang menjadi jalan baginya untuk dapat membuktikan keabsahan penelitiannya. Sedangkan masyarakat pseudosains biasanya menolak sanggahan. Lebih memilih mencari bukti untuk menguatkan klaim. </span></p></li></ul><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 8pt; margin-left: 18pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Contoh-contoh pseudosains dalam pemetaan kecerdasan dan bakat anak</span></p><ul style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; padding-inline-start: 48px;"><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; margin-left: 18pt; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tanggal, waktu atau hari lahir anak</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; margin-left: 18pt; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Golongan darah</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; margin-left: 18pt; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Teori aktivasi otak tengah mengklaim bahwa aktifasi otak tengah dapat meningkatkan kecerdasan berfikir, emosi dan motivasi seseorang. Pada kenyataannya, otak tengah memiliki fungsi otak primitive yaitu mekanisme pertahanan diri dan ferleks-refleks pada fungsu vegetatif. </span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; margin-left: 18pt; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Grafologi atau tulisan tangan. Menebak kepribadian, dan bakat seseorang dari bentuk tulisan tangan.</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; margin-left: 18pt; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bentuk wajah</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; margin-left: 18pt; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Aura</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; margin-left: 18pt; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sidik jari. </span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; margin-left: 18pt; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Psychoop. Adalah tes tes non ilmiah yang marak di media sosial yang mengklaim bisa mengetes berbagai macam kepribadian maupun kecerdasan seseorang hanya dari sebuah gambar.</span></p></li></ul><p dir="ltr" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 8pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bagaimana tes tes tersebut tergolong begitu mudah dan sederhana juga instan. Tinggal setor garis tangan, dan keluar semua sifat, kepribadian dan kecerdasan seseorang. Pada kenyataannya menilai seorang manusia tidak semudah itu. Kapabilitas manusia meliputi potensi (organism), proses pembentukan (stimuli) dan lingkungannya (Antecedent). Jika dilakukan tes pun harus dilakukan oleh ahli yang memang sudah dapat melakukannya. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 8pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Banyak klaim-klaim yang mengatakan akurasi dari tes-tes itu sampai pada 87%. Tapi klaim-klaim tersebut hanya mereka yang mengeluarkan statement tersebut. Belum terbukti. Karen ahanya sebatas klaim semata. Bahkan seornag psikolog senior seklalipun, tidak ada yang berani mengkalim akurasi setinggi itu. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 8pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Hal yang membuat mengapa masyarakat mempercayai klaim tersebut adalah karena laporan dari tes semacam itu hanya berupa gambaran umum, sehingga dianggap cocok dan gue banget. Belum lagi ditambah dengan sugesti yang diterima. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 8pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sebagai ibu kita perlu memikirkan apa yang perlu kita lakukan dan bagaimana. Tidak mudah terbawa arus informasi yang tidak jelas. Cerdas literasi, cerdas memilah informasi, termasuk juga cerdasa memilah alat bantu yang digunakan dalam mendidik anak. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 8pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Daftar Pustaka :</span></p><ul style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; padding-inline-start: 48px;"><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Anastasi,Anne.2007.</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tes Psikologi</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">.Jakarta:Indeks Jakarta</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Coker, Rory.2014.</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Membedakan Sains dan Pesudosains</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">.https://www.google.com/amp/s/indonesianskepticsociety.wordpress.com/</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Rofalina,Fanny.Desember 2016.Analisis Bakat lewat sidik Jari, emang bisa ?. https://www.zenius.net/blog/14249/tes-bakat-sidik-jari</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: "Noto Sans Symbols", sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.295; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Wade, carol dan Carol Tavris.2007</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">.Psikologi</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">.Jakarta:Gelora Aksara Pratama</span></p></li></ul><br /></span>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-28083355800127088112022-06-24T18:37:00.001+07:002022-06-24T18:37:39.954+07:00TM for Couple<h4 dir="ltr" id="docs-internal-guid-17c34653-7fff-ad22-602a-e204fac5681a">Talents Mapping bagi Pasangan</h4><p dir="ltr">Bahwa setiap individu itu unik. Setiap orang dilahirkan dengan ciri khasnya tersendiri. Setiap individu memiliki potensi dan misi spesifiknya masing masing.</p><p dir="ltr">Lalu bagaimana jika individu itu kemudian terikat sebuah janji ikatan suci dalam tali pernikahan? Apakah akan berpengaruh pada misi hidupnya?</p><br><p dir="ltr">Bahwa jodoh ada di tangan Nya. Itu kita yakini. Pernahkah kita bertanya mengapa kita ditakdirkan menikah dengannya, hidup dengan nya, dan menjalani hari hari bersamanya?</p><p dir="ltr">Dari sekian banyak laki laki di dunia ini, mengapa dia?</p><br><p dir="ltr">Pasti ada maksud serta tujuan nya. Pasti Allah menghendaki sesuatu karenanya. Karena segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini ada maksud dan tujuannya. Termasuk pernikahan kita.</p><br><p dir="ltr">Seperti saat penciptaan kita ke muka bumi, yang Allah titipkan misi spesifik bagi hidup kita. Pun begitu dengan pernikahan kita. Ada misi spesifik yang Allah titipkan dalam pernikahan kita.</p><br><p dir="ltr">Menikah artinya menyatukan dua insan dalam sebuah sinergi. Bersinergi artinya saling menghargai perbedaan ide, pendapat dan bersedia saling berbagi. Bersinergi artinya tidak saling mementingkan diri sendiri, namun berpikir win win solution. Tidak ada pihak yang dirugikan atau merasa dirugikan. Bersinergi bertujuan memadukan bagian bagian terpisah. Sinergi adalah hasil lebih besar yang didapatkan dalam sebuah kerjasama.</p><br><p dir="ltr">"_The essence of synergy is to value differences - to respect them, to build on strength, to compensate for weakness_" Stephen Covey</p><br><p dir="ltr">Lalu bagaimana cara agar suami istri bisa bersinergi dengan hasil yang lebih maksimal demi memberikan lebih banyak manfaat bagi sekitar?</p><br><p dir="ltr">Pertama yang jelas dan pasti adalah saling mengenal. Suami istri perlu lah saling mengenal lebih dalam siapa sebetulnya pasangan kita. Pada kenyataannya tidak sedikit pasangan yang sudah bertahun tahun menikah tapi belum mengenal secara mendalam siapa pasangannya tersebut.</p><p dir="ltr">Banyak suami yang jengkel ketika diajak belanja oleh istrinya, karena sang istri terlalu lama memilih2 baju yang hendak dibeli hingga harus keluar masuk banyak toko. Atau begitu banyak istri yang tidak sabar dengan suaminya yang selalu menyimpan barang barang tidak pada tempatnya hingga sering lupa.</p><p dir="ltr">Itu salah satu contohnya. Kejengkelan 2 kecil ini pada akhirnya bisa membuat sebuah perang besar yang akan menghambat sinergi dalam rumah tangga. Padahal jika saja sang suami memahami bahwa istrinya adalah seorang deliberative plus maximizer yang memang memiliki selera yang tinggi, juga pemilih yang selalu hati hati dalam menentukan pilihannya. Tentu suami akan lebih memaklumi dan malah harusnya merasa bahagia. Dengan demikian sang istri akan cenderung memilih sesuatu yang pasti memiliki kualitas yang tinggi.</p><p dir="ltr">Begitupun istri di kasus kedua, jika saja dia memahami bahwa konsisten dan disiplin tidak ada dalam urutan teratas tema bakat sang suami. Dia akan membantu suami nya untuk membuat tempat khusus bagi tiap barang dna bersabar mengingatkannya agar sang suami bs menyimpan barang tertentu hanya di tempat tertentu sehingga tidak lagi kehilangan barang barang yang dimilikinya.</p><p dir="ltr">Itulah sinergi.</p><br><p dir="ltr">Untuk hal ini, TMA bisa menjadi salah satu solusinya. Dari hasil TM kita bisa lebih memahami sifat sifat pasangan. Urutan bakatnya, potensi kekuatan nya, pun juga kelemahan2 yang dimilikinya. Dengan memahami hal tersebut, suami dan istri akan memahami apa saja yang menjadi kekuatan dari keduanya. Dan apa kelemahan dari masing masing. Dari kekuatan keduanya, mereka bisa menentukan sinergi apa yang bisa mereka lakukan. Posisi mana yang seharusnya paling tepat bagi keduanya.</p><p dir="ltr">Pun begitu dengan kelemahan. Mereka bisa saling sinergi mensiasati kelemahan yang dimiliki.</p><br><p dir="ltr">Intinya adalah bahwa memahami hasil TM bagi pasangan artinya kita bisa lebih memahami siapa pasangan kita, dan bagaimana cara kita berperilaku terhadap nya. Dan apa yang bisa dilakukan bersama, bersinergi bersama demi meberbarkan banyak manfaat bagi orang banyak dari potensi spesifik yang dimiliki oleh keluarga.</p><p dir="ltr">Hingga akhirnya kelak akan menjadi visi misi keluarga (Family Core Missions)</p><br><h4 dir="ltr">Dapat disimpulkan langkah-langkah yang bisa diambil untuk bersinergi dengan pasangan sesuai bakat adalah sebagai berikut :</h4><ul><li aria-level="1" dir="ltr"><p dir="ltr" role="presentation">Mengenal Talents Mapping</p></li><li aria-level="1" dir="ltr"><p dir="ltr" role="presentation">Mengenal bakat, kekuatan dan kelemahan yang kita miliki menurut Talents Mapping</p></li><li aria-level="1" dir="ltr"><p dir="ltr" role="presentation">Mengenal dan memahami bakat, kekuatan serta kelemahan pasangan.</p></li><li aria-level="1" dir="ltr"><p dir="ltr" role="presentation">Menumbuhkan empathy akan hal tersebut.</p></li><li aria-level="1" dir="ltr"><p dir="ltr" role="presentation">Merumuskan sinergi yang bisa dilakukan dengan keunikan masing masing.</p></li></ul><br><p dir="ltr">Dengan mengenal, kita akan saling memahami. Dengan memahami akan menumbuhkan empathy, dari empathy akan memudahkan untuk bersinergi atas dasar saling menghargai segala keunikan yang dimiliki. Bersama-sama membangun sebuah visi misi keluarga demi menggapai jannah Nya dengan menebar banyak manfaat bagi lingkungan. <br>Jika pasangan suami istri elah saling menghargai, dapat saling bersinergi, maka anak anak khususnya, juga yang akan mendapatkan dampak positif nya. Akan lebih mudah bagi ayah dan bunda menjalankan pendidikan bagi buah hatinya. </p><br>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-48513604441108692742022-06-18T12:31:00.003+07:002022-06-18T12:44:34.311+07:00Kewajiban Menuntut Ilmu<p>Berubah atau kalah !</p><p>Quotes yang sering kali kita dengar. Dan menurut saya, hal ini sangat relevan dengan kehidupan itu sendiri. Jika kita ingin menang dalam mengarungi kehidupan, maka kita harus berubah. </p><p>Berubah seperti apa? Perubahan seperti apa yang seharusnya kita jalani?</p><p>Inilah dia point pentingnya. Mari sama-sama kita gali lebih jauh. </p><p>Dalam Al-Qur'an, Allah telah menitipkan pesan bagi kita ummat Muhammad untuk belajar. Tidak tanggung-tanggung, bahkan perintah untuk belajar itu termaktub langsung pada ayat pertama yang turun dari Al-Quran. Bayangkan. Hal ini langsung disampaikan dalam ayat pertama, dan perintahnya pun jelas sekali. Tanpa penghalang. IQRA ! Bacalah !<br /></p><p>Allah memerintahkan manusia membaca (mempelajari, meneliti, dan sebagainya.) apa saja yang telah Ia ciptakan, baik ayat-ayat-Nya yang tersurat (qauliyah), yaitu Alquran, dan ayat-ayat-Nya yang tersirat, maksudnya alam semesta (kauniyah).Membaca itu harus dengan nama-Nya, artinya karena Dia dan mengharapkan pertolongan-Nya. Dengan demikian, tujuan membaca dan mendalami ayat-ayat Allah itu adalah diperolehnya hasil yang diridai-Nya, yaitu ilmu atau sesuatu yang bermanfaat bagi manusia.</p><p>Allah menginginkan kita untuk dapat mempelajari banyak hal di dunia ini agar kita dapat berkembang, dapat mempelajari sesuatu yang membuat kita menjadi lebih baik dan kemudian dapat bermanfaat bagi manusia. </p><p>Dari sinilah kemudian saya menyimpulkan. Bahwa sesungguhnya Allah itu pengen kita belajar lo, untuk apa? Agar kita berpengetahuan. untuk apa? agar kita dapat berkembang. Berkembang menjadi lebih baik. Sehingga kemudian kita dapat memberikan banyak kebermanfaatan bagi manusia itu sendiri. </p><p>Bukankah Allah telah memberikan otak dan pikiran bagi manusia agar dapat berfikir?</p><p>Bukankah Allah telah menganugerahkan hati bagi manusia sehingga dia dapat memilih?</p><p>Ya, Allah menyuruh kita berubah. Berubah menjadi lebih baik dengan cara belajar. </p><p>Bahkan dalam Al Quran banyak ayat ayat yang menjelaskan kewajiban bagi manusia untuk belajar. Menuntut ilmu. Allah meninggikan derajat bagi muslim yang berilmu. Dan kewajiban belajar itu sendiri, bagi seorang muslim berlaku hingga akhir hayat. Seumur hidup. Sampai nafas di ujung kerongkongan. Itulah batas kewajiban belajar bagi seorang muslim.</p><p>Jika tidak, maka kita akan kalah. <br /><br />Berbicara tentang perubahan. Saya sendiri belajar tentang perubahan dan perbaikan diri di kelas matrikulasi Instut Ibu Profesional. Di sana kami dikenalkan tentang mengenal diri, kemudian kami dibangun kesadaran tentang perkembangan diri. Bahwa hidup itu perlu berubah, berkembang dan terus menjadi lebih baik. </p><p>Saat itu akhir tahun 2016. Saya kemudian menuliskan tentang impian impian yang ingin saya capai dalam tahun tahun mendatang. Sekarang tahun 2022. Dan impian itu secara garis besar.</p>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-40651636367123063512022-06-17T13:37:00.000+07:002022-06-26T15:04:39.878+07:00Kisah Uwais Al Qarni<p> <span style="font-family: Calibri;">Uwais Al Qarni sang Penduduk Langit</span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"> </span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">Uwais Al Qorni adalah seorang pemuda fakir berpenyakit sopak, dan tubuhnya belang-belang. Dia tinggal di Yaman bersama ibunya yang sudah tua yang lumpuh. Tapi dia sangat mencintai ibunya. Apapun permintaan ibunya akan dia usahakan untuk dapat dipenuhinya. Hingga kemudian suatu hari sang ibu membuat sebuah permintaan yang agak sulit untuk dikabulkan. Yaitu beliau ingin naik haji. </span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">Uwais merenung, perjalanan ke Mekah bukanlah hal yang mudah. Melewati padang pasir yang tandus dan panas. Orang biasanya pergi ke sana dengan menaiki unta. Tapi Uwais adalah seorang fakir yang tidak memiliki kendaraan. </span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">Bagaimana ya caranya ? Kemudian Uwais membeli seekor anak lembu. Buat apa ya anak lembu ? Tidak mungkin berangkat ke Mekkah dengan menaiki lembu. Olala... rupanya Uwais yang cerdas memiliki rencana lain. </span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">Dia membuatkan kandang anak lembu tersebut di atas bukit. Setiap hari dia bolak balik menggendong anak lembu tersebut ke kandangnya. Banyak orang yang mengejek dan menertawakan apa yang dilakukannya itu. Tapi Uwais tak perduli. Yang dia pikirkan adalah bagaimana agar dia bisa meluluskan keinginan ibu nya untuk naik haji. </span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">Hari berlalu. Makin hari, si lembu makin besar. Bahkan setelah 8 bulan berlalu si lembu sudah memiliki berat 100kg. Itu artinya bahwa Uwais sekarang menjadi jauh lebih kuat. Otot nya makin terlatih karena dia setiap hari menggendong si lembu. </span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">Oh, kini orang-orang menjadi paham apa tujuan Uwais menggendong si lembu setiap hari. Ya, dia sedang melatih otot-otot nya agar lebih kuat. Sehingga saat musim haji tiba, Uwais menjadi lebih kuat dan mampu menggendong ibunya pergi ke Mekkah. Uwais menggendong ibunya ke Mekkah, bertawaf di sana, dan sampai kembali lagi ke rumah. Sungguh hebat sekali ya rasa cinta dan pengorbanan Uwais pada ibunda.</span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">Uwais dengan tegap menggendong ibunya berthawaf mengelilingi Ka’bah. Ibunya terharu sampai mencucurkan air mata. Di depan Ka’bah keduanya lalu berdoa. </span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">“Ya Allah, ampunilah segala dosa ibuku.” Doa uwais</span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">“bagaimana dengan dosamu ?” tanya ibunya.</span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">“Dengan terampunnya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari ibu yang akan membuatku masuk ke surga.” Jawab uwais.</span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">Subhallah, begitulah keinginan tulus dari Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah SWT memberikan karunianya. Uwais disembuhkan dari penyakit sopaknya. Hanya tersisa sedikit tanda putih di tangannya. Itulah yang kemudian menjadi tanda bagi Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib untuk dapat menemukan Uwais.</span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">Uwais Al Qarni dikenal sebai seorang yang taat beribadah dan sering melakukan puasa. Apabila malam tiba, Uwais berdoa dan meminta petunjuk Allah SWT. Hatinya sering sedih setiap kali mendengar orang yang baru pulang dari Madinah dan bertemu dengan Rasulullah. Sedang dia sendiri pun belum pernah bertemu Rasulullah. Hari demi hari kerinduan Uwais terhadap Rasul semakin dalam. Hatinya bertanya-tanya kapankah dirinya akan bertemu Rasulullah SAW. Kerinduan yang mendalam karena iman.</span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">Akan tetapi, dia memiliki seorang ibu yang telah renta dan buta. Bagaimana bisa dia meninggalkannya. Hatinya gelisah. Siang malam pikirannya diliputi kerinduan untuk memandang wajah nabi Muhammad SAW. </span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">Akhirnya kerinduan itu tak tertahankan lagi. Uwais meminta ijin kepada ibunda. Dengan berat hati sang bunda pun mengijinkannya. “Pergilah wahai Uwais, anakku ! Dan bila bertemu dengan nabi, segeralah pulang. ” pesan sang bunda. </span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">Sebelum keberangkatan Uwais menyiapkan segala keperluan bagi sang bunda. Termasuk menitipkan ibundanya pada tetangga. </span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">Maka berangkatlah Uwais menuju ke Madinah. Setelah beberapa hari perjalanan, sampailah Uwais ke rumah Rasulullah. Segera diketuknyalah rumah Rasul. Yang keluar saat itu adalah bunda Aisyah istri Rasulullah. Ternyata Rasulullah sedang pergi berperang. Betapa kecewanya hati Uwais. Setelah perjalanan jauh, tetapi nabi tak dapat ditemukannya. </span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">Dalam hati Uwais bergolak ingin menunggu kepulangan nabi Muhammad SAW dari medan perang. Akan tetapi dia teringat akan ibundanya. Teringan akan pesan sang bunda yang sudah tua dan sakit-sakitan. Akhirnya ketaatanya pada sang bunda mengalahkan kemauannya untuk menunggu Nabi Muhammad SAW. Dengan perasaan berat, akhirnya dia meninggalkan Madinah dan pulang kembali menuju yaman. </span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">Sepulang dari medan perang, nabi Muhammad bertanya pada Aisyah tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais adalah seorang yang sangat taat pada ibunya. Uwais adalah seorang penghuni langit. </span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">Hal aneh kelak terjadi saat Uwais wafat. Banyak orang-orang yang tidak dikenal mengurusi jenazah Uwais. Mulai dari memandikan menyolati, sampai mengantarkannya ke liang lahat. Meninggalnya Uwais menggemparkan kota Yaman. </span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">“Siapakah engkau wahai Uwais Al Qarni ? Bukankah Uwais yang kita kenal hanya seorang fakir yang tidak memiliki apapun dan hanya seorang penggembala kambing. Tapi mengapa saat pemakaman mu begitu banyak orang-orang yang tidak dikenal mengurusi jenazahmu. Apakah mereka jelamaan dari malaikat yang turun ke bumi ?”</span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';">Uwais Al Qarni seorang penghuni langit, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. </span><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"> </span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-spacerun: 'yes';"> </span></p>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-3494708670655380482022-06-08T08:39:00.000+07:002022-06-08T08:39:30.979+07:00Ibu Pembelajar ( sebuah cerpen) bagian 5<div><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-81943ad4-7fff-8601-2cfa-177e0e85b745">Beragamnya ilmu-ilmu pengasuhan yang bertebaran tidak lantas seketika membuatku berubah menjadi orang tua yang baik bagi anakku. Beragam perbedaan pendapat dan beragamanya penagmbilan sudut pandang, serta perbedaan dasar hukum yang diambil dalam pengasuhan justru sering menimbulkan perdebatan terbuka. Hal tersebut malah membuatku semakin kebingungan mengambil keputusan. Hingga akhirnya aku tak melakukan apa apa. Diam di tempat. </p><p dir="ltr">Tak ada kemajuan dalam hal pengasuhan yang ku lakukan di rumah. Kecuali hanya sebatas pengetahuan sedikit saja. Tanpa dapat tahu bagaimana cara mempraktekannya di rumah. Karena sesungguhnya mempraktekan sebuah teori itu lebih sulit dari pada sekedar berteori semata. </p><p dir="ltr">Hingga kemudian aku dipertemukan dengan sebuah komunitas parenting. Komunitas ini yang menurutku paling pas, paling sesuai dengan gaya keluarga kami. Dasar hukum yang diambil sangat jelas dan begitu meyakinkan. Di sanalah aku mulai menemukan apa yang selama ini kucari. Menemukan teman teman yang hebat, yang senantiasa memberi motivasi serta dorongan dalam mendidik anak. </p><p dir="ltr">Tak berhenti hanya di situ, kemudian aku dipertemukan juga dengan sebuah komunitas lain yang tak kalah keren. Sebuah komunitas khusus ibu dan calon ibu untuk belajar menjadi ibu rumah tangga. Ya, selama ini tak pernah ada memang mata kuliah menjadi ibu rumah tangga. Bagaimana menjalankan roda rumah tangga tak pernah ada kelasnya. Komunitas ini dijalankan dengan penuh profesionalitas dan kesungguhan. Dari sini pula aku menemukan sesuatu yang baru. Menemukan jati diriku, menemukan passion, misi hidup, serta dapat menebarkan kebermanfaatan bagi orang lain.</p><p dir="ltr">Dari sanalah aku mempelajari banyak hal baru. Menemukan banyak teman-teman baru, berguru pada orang-orang hebat. Menemukan begitu banyak hal-hal menarik dalam kehidupan. Dan disini pulalah akhirnya aku mempelajari segala hal tentang kesungguhan dalam menjalankan peran sebagai istri dan ibu bagi anak-anakku. </p><p dir="ltr">Suamiku pun kini sedikit banyak telah berubah. Bagaimana dia kini telah berubah lebih sabar pada anak anak. Mau ikut terlibat dalam mendidik mereka. Dan terlebih dia selalu mendukung saat-saat aku menimba ilmu. Dia berkata bahwa dia bahagia melihat banyak perubahan yang ku lakukan dalam hal mendidik anak-anak dan juga dalam hal management rumah tangga. Katanya, kini aku lebih terlihat bergairah dan penuh dengan kegembiraan. </p><p dir="ltr">Ah ya, menjadi ibu itu perlu sekolah. Perlu belajar. Dan perlu banyak-banyak berdiskusi dengan ibu-ibu lain. Selain ilmu, ibu juga perlu banyak motivasi dan masukan dari ibu lain. Sehingga menjadi lebih percaya diri. Lebih berani dan paham apa yang paling tepat bagi keluarganya. Karena pada dasarnya setiap keluarga tentu berbeda. Memiliki design nya masing masing. Dengan diskusi dan belajar akan membuat ibu semakin terbuka wawasannya.</p><p dir="ltr">Ibu pembelajar. Aku bahagia menyandang satatus itu. Menjadi ibu yang mau terus belajar menggali ilmu demi kepentingan keluarganya. Demi dapat menjalankan roda rumah tangga dengan profesional. Demi dapat mendidik anak-anaknya dengan penuh kesungguhan. Demi mempersiapkan sebuah generasi peradaban di masa depan. Ya, bagaimana pun cara yang paling efektif dalam mempersiapkan sebuah generasi adalah dengan mendidik ibu. Karena ibu lah tonggak terdepan dalam pendidikan anak-anak. Anak yang kelak bakal tumbuh dan menjadi penerus sebuah bangsa. </p><p dir="ltr">Kembali ke ruang tengah. Diskusi mereka bertiga makin seru. Ayahnya sedang menceritakan dongeng Abunawas favorit keluarga. Kami selalu menyukai dongeng-dongeng itu. Suamiku pandai menambahi dan membumbui setiap cerita. Hingga cerita yang didongengkannya selalu berubah tiap waktu. Selalu ada kejutan yang diselipkan di ceritanya. Aku jadi tertarik untuk ikut mendengarkan dari dekat. Ku simpan semua data di file khusus. Kumatikan laptop, dan berlari untuk bergabung bersama ketiga jagoan ku.</p></div>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-13015107926984934912022-06-04T19:30:00.000+07:002022-06-04T19:30:47.395+07:00Ibu Pembelajar (sebuah cerpen) bagian 4<div><div>Malu ? tentu saja. Punya anak dengan label anak nakal, anak jahil, anak hiper aktif. Ya, bagi masyarakat awam pada umumnya, memiliki anak yang hiper aktif manjadi sebuah aib tersendiri. Hal memalukan. Seperti penyakit ganas yang tak ada obatnya. Anak hiper aktif itu gak punya adab, gak tau tata krama, dan nakal. Belum lagi dengan gunjingan dan omongan orang sekitar tentang hal ini.</div><div>Walaupun sebetulnya, tak pernah sekali pun tuduhan itu dibuktikan secara ilmiah. Kakak tak pernah diperiksakan ke psikolog atau ahli lain yang dapat membuktikan bahwa dia hiper aktif. Tentu saja itu hanya sebuah julukan yang diberikan orang sekitar untuk menjuluki anak yang kebanyakan tingkah sepertinya.Ah, siapa sih orang tua yang tak sedih dibuatnya. </div><div>Tapi nyatanya, sifat tak mau diam, dan aktif itu hanya dilakukannya di sekolaha atau saat bersama teman teman akrabnya saja. Dan tidak dilakukannya saat saat di tempat lain. Di rumah misalnya. Di rumah dia malah tergolong anak pendiam. Lebih suka membenamkan dirinya dengan tumpukan buku-buku kesukaannya. Atau dengan mainan hewan-hewan plastik koleksinya. </div><div>Awalnya aku tak merasa terlalu terganggu dengan omongan di sekitar. Bekerja di ranah publik menyita seluruh tenaga dan pikiranku. Tapi lama kelamaan gosip itu toh sampai juga ke telinga suamiku. Dia yang awalnya merasa risih. Akibatnya, dia jadi makin keras dan disiplin pada anak sulungnya itu. Dia jadi mudah marah-marah dan banyak melarang kakak. Apapun yang dilakukan kakak, tak ada yang benar di hadapannya. </div><div>Ternyata perubahan sikap suami ini lah justru yang membuatku menjadi berfikir. Sebagai seorang ibu, aku tentu tak rela seorang pun memarahi, apalagi membentak putra kesayangannya. Walau itu ayahnya sendiri. Tapi di sisi lain aku pun dapat memahami perasaan suami. Dia pasti bingung dan malu, dia juga sesungguhnya pasti tak tega anaknya jadi bahan pergunjingan orang. Hingga dia ingin membentuk anaknya jadi anak yang lebih baik. Hanya saja dia tak tau cara yang tepat untuk memperbaikinya. Hal tersebut mendorong ku untuk menggali lebih banyak tentang ilmu-ilmu pengasuhan. Aku mulai menyadari pentingnya ilmu tersebut bagi keluarga ku saat itu.</div><div>Itulah awal bagaimana hingga kemudian aku mulai tertarik akan ilmu-ilmu pengasuhan. Aku mulai membeli buku-buku yang berhubungan. Segala macam hal yang berbau pengasuhan pasti akan langsung menarik perhatianku. Bagaimana cara mendidik anak yang baik dan benar. Bagaimana mendidik anak menjadi anak yang sukses, bagaimana membesarkan anak di jaman global. Dan segudang bagaimana-bagaimana lainnya. </div><div>Kala itu, internet baru saja naik daun. Media sosial facebook baru mulai ramai digunakan oleh kaum millenial. Seperti buku, media sosial yang satu ini pun menawarkan berbagai macam kajian parenting yang menarik. Mulai dari ilmu pengasuhan dari luar, ilmu pengasuhan berdasarkan keyakinan, atau pun ilmu pengasuhan berdasarkan hal-hal lainnya.Toko-tokoh parenting bermunculan dengan segudang ciri khasnya. Baik dari dalam, mau pun dari luar negeri. </div></div><div><br></div>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-374328799619815221.post-20776319855991498032022-06-03T14:07:00.000+07:002022-06-03T14:07:51.206+07:00Ibu Pembelajar (sebuah cerpen) bagian 3<div><div>Tersenyum aku mendengar celotehan nya akan kesibukanku. Rupanya selama ini dia memperhatikan apa yang kulakukan.</div><div>“Emang adek gak suka gitu kalo mama belajar ?” selidik suamiku lagi</div><div>“Gak, sih. Cuman pengen tau aja.” Jawabnya tanpa beban.</div><div>“Mama itu belajar buat bekal nemani kita, dek.” Kakak yang baru masuk ke rung tengah tiba-tiba ikut menanggapi.</div><div>“Makanya mama kita kan jadi mama yang asyik. Selalu punya ide yang asyik buat ngajak main kita, selalu punya cara buat ngajarin kita dengan mudah. Mama tuh jadi selalu tau apa aja jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kita kan, dek ?” lanjut kakak yang mengambil tempat duduk diantara adek dan ayahnya.</div><div>“Iya, ya kak. Yang pasti mama kita gak pernah cerewet. Gak pernah marah-marah gak jelas. Hihihi...” sambung adek sambil cekikikan.</div><div>“Iya bener, dek. Mama kita mah sabar.” </div><div>“Aku sayang banget ama mama.” Sisi melankolis nya si adek mulai muncul.</div><div>“Yang pasti satu hal yang harus kalian contoh dari mama kalian. Buat mama, belajar itu bisa dimana aja. Mama kalian senang belajar dimana aja. Belajar itu kan gak perlu hanya di sekolah aja. Bahkan di kehidupan nayata seperti ini lah sebetulnya akan lebih banyak hal yang perlu dipelajari. “ jelas suamiku panjang lebar. </div><div>Dalam hati aku berbunga bunga mendengar penjelasn darinya. Jarang-jarang dia mengomentari kegiatan-kegiatan belajar ku. </div><div>“ jadi kalian pun sama, ya. Harus rajin belajar. Jangan menyerah. Terus gali ilmu di mana pun kalian berda.” Tutup suamiku memberi motivasi bagi kedua anaknya. </div><div>Diskusi tadi mengantarkanku pada pengalaman sepuluh tahun yang lalu. Saat itu, kakak masih berusia empat tahun. Anak kecil bertubuh mungil, dengan bibir merah dan kulit yang putih. Paras yang tampan membuatnya kerap menjadi perhatian orang yang memandang. Sekilas orang pasti menganggapnya anak yang pendiam. Tak banyak bicara, dan pemalu. Tak mudah baginya untuk berkenalan dengan orang yang baru dikenalnya. Jika diajak ke tempat yang belum dikenal, dia hanya akan bersembunyi di balik badan orang tuanya. Malu, takut, tak mau memperlihatkan diri. Butuh setidaknya waktu rata-rata setangah jam sampai kemudian dia mau keluar dari persembunyiannya. </div><div>Tapi tampilan itu akan berbeda seratus delapan puluh derajat di sekolahnya. Di Tk, dia akan berubah menjadi anak yag super aktif. Teramat sangat aktif sehinga bahkan tak jarang orang melabeli nya sebagai anak yang hiper aktif. Tak bisa diam. Berlari ke sana kemari, melompat, memanjat, bergulingan, terus menerus dengan aktifitas fisik yang tak kunjung usai. Seperti tak pernah kehabisan energi. </div><div>Beberapa kali bunda guru mengingatkan bahkan sampai menegurnya agar bisa duduk diam. Tapi pada kenyataannya hal tersebut tak pernah dapat membuat kakak berhenti dan duduk diam. Sebab bahkan di dalam kelas pun dia tak pernah bisa lama lama duduk diam. Beberapa kali pihak sekolah memanggil ku menghadap untuk menyelesaikan masalah tersebut. </div><div>Hal ini tentu saja membuat diriku terguncang. Aku, yang saat itu masih aktif bekerja, sebagai asisten manager di kantor milik suami. Tentu sangat menjaga images di hadapan teman dan terlebih tetangga, serta orang orang di sekitar. Tapi, kelakuan kakak di sekolah yang tak jarang membuat ketidaknyamanan teman-teman yang lain. Membuatku jadi akrab dengan ruan konsultasi di sekolah. </div></div><div><br></div>Rimahttp://www.blogger.com/profile/07241193646650115550noreply@blogger.com0