Manusia dan Jalan Dosa


Manusia itu aneh
Kadang perilakunya tak sama seperti yang dibayangkan
Sama sekali jauh dari imaji kata ideal

Ah, apa makna kata ideal pun mungkin malah tak ideal
Persis seperti idealisme yang tak pernah selalu terasa sama dalam tiap sentuhan rasa

Walaupun begitu, aku sadar bahwa gula akan selalu manis
(dengan kadar yang berbeda)
Tapi kopi
Dia akan selalu meninggalkan sebuah jejak jejak kepahitan

Rasa getirnya tertinggal di pucuk lidah
Sebuah jejak kepahitan
yang diam diam banyak dirindukan oleh banyak insan
Hingga tak sedikit justru terjebak 
dalam dekapan pahang yang melenakan

Ah, manusia memang aneh
Justru tak dapat melepaskan diri dari hal yang tak sempurna
Diam diam mencintai hal yang harusnya tak membuat nyaman
Rasa yang tidak enak, ketidak-nyaman-an, penyiksaan atau pun kebusukan

Bukankah manusia menyukai hal yang baik?

Harusnya ia mencintai keindahan, rasa yang manis, suasana penuh kenyamanan, harmoni dan menenangkan

Tapi mengapa kenyataan berkata tidak?

Diam diam merindukan rasa pahit dilidahnya
Rasa busuk yang sedikit menyengat
Rasa terbakar pada lambung
Kebisingan yang mendera gendang telinga
Atau rasa lelah yang menyiksa raga
Diam diam manusia merindukannya?

Lihatlah bagaimana espresso memiliki banyak penggemar fanatiknya
Durian tetap menjadi raja buah-buahan dengan bau membusuknya
Atau para pemburu capsaicin yang menggebu dengan cucuran keringat yang menderu
Walau panas tak terhapus saliva
Penikmat musik cadas beda lagi cerita
Gendang telinganya begitu mendamba getaran getaran resonansi yang menghantam dada

Bukan hanya soal rasa, 
tapi juga raga
Memaksa menikmati tiap tarikan sendi
memompanya hingga ambang akhir
Rasa yang biasa, hingga jadi manusia yang luar biasa

Itulah warna dunia

Ternyata tak hanya manis yang istimewa
Sebab pahitnya kopi banyak yang meminta
Pedasnya cabai pun diburu para juara

Ternyata tak hanya rebahan dalam santai yang dapat menjadi nikmat
Karena tidur tak akan pulas tanpa rasa penat

Tak hanya hening yang mendamaikan
Karena riuh rendahnya orang tersayang begitu merdu di telinga

Rupanya inilah fitrah hidup manusia
Seperti fitrah nya jalan dosa dan jalan takwa


Dulu sering iri aku akan malaikat
Yang suci dan bersih tanpa noda
Selalu taat akan semua perintah
Hanya berdzikir dan berdoa
Tak sepertiku yang berlumur dosa

Tapi kemudian barulah kusadari apa makna nya
Kita manusia tetaplah jadi manusia
tak perlu jadi seperti mereka

Tak perlulah membuang jalan dosa
walau kita tetap harus berusaha kembali pada jalan Nya

Manusiawi jika berbuat salah
Manusiawi jika salah ambil langkah
Manusiawi jika sekali kali futur

Karena jalan dosalah yang membuat kita makin mendekat
Mendekat dan memohon ampun pada Nya
Jalan dosa membuat kita rajin beristighfar
Mawas diri dan berhati hati

Karena debu dan kotoran lah yang membuat kita ingin membersihkan badan
Karena perlu dan keringatlah yang membuat kita ingin mandi dan berendam

Mandi dengan ibdah dan tazkiyyatun naffs
Berendam dengan dzikir dan istighfar

Hingga segar jiwa sehat badan

Manusia...
Yah, inilah kita sebagai manusia
Beginilah fitrahnya

Selalu banyak pilihan yang dapat kita putuskan
Selalu banyak jalan yang dapat kita tempuh

Mau jadi apa?
Seperti apa?
Bagaimana?

Begitu banyak bekal, kemampuan dan potensi yang telah Allah berikan
Ada akal ada nurani
Biarkan keduanya menjadi kompas alami
untuk mengarungi hidup ini




Sebuah catatan insight dari mater-materi domain A Manusia dan Tujuan Penciptaannya
Kuliah Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Islami 2022





Posting Komentar

0 Komentar