💎✨💎✨💎✨💎✨💎✨
*INSIGHT LEARNING*
_Resume dari materi yg disampaikan oleh Ustadz Adriano pada JamNas Fasilitator HEbAT_
_Baturraden, 25 November 2017_
*Insight Learning* (IL) adalah pendidikan yg paling hakiki, belajar dari kehidupan, dari alam, dari pengalaman. *Belajar langsung dari Allah SWT.* Inilah kurikulum Allah yg hakiki.
Kini banyak orang lebih mengandalkan internet, wikipedia buku, maestro sedangkan belajar langsung pada Allah malah amatlah kurang.
Ketika menemukan suatu pertanyaan, berfikirlah. Bertanya pada Allah sebelum bertanya pada yg lain, narasumber, buku, internet. "Cerewetlah pada Allah"
*QS Al Alaq 1-5* (ayat yg pertama kali Allah turunkan)
_Iqro_ tidak ada objek (menunjukkan diri sendiri, berfikir)
_alladzi 'allama bil qalam_
_allamal 'insanu maa lam ya'lam_
ingin mendapatkan ilmu yg belum Allah turunkan di dunia maka peganglah kalam/pena.
IL hanya bagi orang yg berfikir.
Di neraka nanti akan ditanya _afala ta'qiluun / afala tatafakkaruun_/ _afala tadzakkaruun_ sedangkan bagi penghuni surga tdk akan ditanya pertanyaan seperti itu, karena sudah berfikir _(lihat di alquran banyak sekali pertanyaan yg diawali kata tersebut dilanjutkan dengan penghuni neraka)_
Inti dari iqro adalah *_reading universe_*
IL adalah bertanya pada Allah apa hikmah/ pelajaran dari semua peristiwa yg dialami.
Ayah Bunda bertanya pada anak apa hikmah yg kamu dapatkan dari suatu kejadian. Kemudian orang tua memperkaya.
Anak yg dilepaskan tanpa dididik tetap aqil baligh karena ada kurikulum Allah.
*QS Al Imran 190*
Orang2 yg mempergunakan akalnya adalah orang2 yg pandai membaca yg terselubung, pandai membaca tanda2 alam. Orang yg pandai membaca tanda alam maka akan pandai membaca ayat Allah (kitabullah).
Alam memberikan pelajaran lewat tanda2, hal yg terselubung, makna tersirat. Tanda tersebut bisa ditangkap oleh anak yg lembut hatinya. Anak yg lembut hatinya dididik oleh feminitas (diajari dengan rasa, nurani dan firasat)
Feminitas Bunda menurun karena :
- Perkuliahan yang terlalu memuja intelektualitas telah menumpulkan kewanitaan.
- Pekerjaan yang mengandalkan profesionalitas makin menggerus femininitas.
- Peran ganda dalam mendidik anak kian memudarkan keibuan : cinta, kasih-sayang, ketulusan, nurani, empati, rasa, intuisi.
Sehebat apapun fikir seseorang belum tentu punya insight. Orang yg punya rasa tanpa fikir belum tentu juga punya insight. Sehingga diperlukan *FIKIR DAN DZIKIR*
Fikir bagus dan dzikir tajam akan mendapatkan _*AHA*_
Bagaimana mendapatkan AHA :
1. Orang2 yg mengingat Allah dalam 3 posisi duduk, berdiri, dan tidur (QS Al Imran 191). Berarti dalam setiap keadaan berdzikir
Fikir hanya alat, sedangkan penggeraknya hati. Sehingga ketika keduanya berjalan, tdk ada yg sia2 di bumi ini.
2. Mengambil pelajaran apapun di alam ini. Apa prasyarat nya :
- pasang antena kepekaan yg tinggi
- jangan remehkan peristiwa sesederhana apapun
- Percaya diri, sampaikan AHA apapun
- Bengal, Slengean, badung. Tidak takut salah tapi tetap harus takut dosa
Metode IL ini ada yg mengistilahkan dengan _*TABEL (Tasking, Behaving, Experiencing Learning)*_.
Learning pada tiap anak bisa berbeda, walaupun pengalaman kehidupan yg sama. Menyusuri alam yg sama bisa menghasilkan hasil yg berbeda pada tiap anak. Insight yg dihasilkan bisa berbeda tergantung umur, jenis kelamin, serta wawasan.
Dzikir adalah mengingat Allah. Tapi jangan hanya ritual saja dari tasbih, takbir, tahmid. Yang penting adalah mengingat Allah, mengingat Allah adalah dzikir feminitas. Jadi jangan pembiasaan tanpa penyadaran. Penyadaran penting, Supaya hati lembut/ peka supaya intuisi terbangun.
Penemuan ilmiah terbanyak justru berasal di alam semesta bukan di laboratorium.
Dzikir maskulinitas adalah bagaimana informasi yg masuk di gudang, ditata, diingat, lalu informasi diputar punya reaksi antar informasi, punya asosiasi, taruh di orbital, sehingga antar asosiasi informasi bisa menghasilkan sintesa baru. Dan akhirnya lahir kreatifitas.
Jika hati mati, maka seseorang tidak bisa jadi pakar.
Norma kadang2 membuat kita terbentur saat melakukan AHA. Maka akhlak diajarkan terakhir, supaya anak2 kita tdk takut melanggar norma.
Namun *pondasinya adalah aqidah yg lurus*.
Anak yg sholeh, adalah anak yg amalannya melejit, maka biarkan ia jalan dulu. Mengapa akhlak diajarkan terakhir? Karena *akhlak adalah remnya*.
Maka norma juga diajarkan terakhir, biarkan anak beramal/berbuat/ngegas dulu.
Jika akhlak diajarkan di awal maka akan memangkas kreatifitas. Namun jika akhlak diajarkan terakhir maka dia akan memancing kreatifitas.
Islam mengajarkan segalanya adalah boleh kecuali yg dilarang. Yg boleh lebih banyak dari yg dilarang. Yg dilarang adalah apa2 yg diharamkan.
Pembelajaran harus sesuai dgn ajaran Islam. Anak yg ditakuti tak akan terlahir cinta/ merusak akidah krn takut dg Allah. Padahal yg harus dibangun dulu adalah cinta pada Allah.
AHA, yg penting produktif dulu, AHA sifatnya berantakan, tidak ada AHA yg tidak berguna, remeh, terlalu simpel, nakal. Semuanya berguna. Adam diciptakan dg sifat kenakalan.
Tugas orangtua memanage AHA anak2, merapikan, dibangun cara berpikirnya bagaimana AHA bisa menjadi suatu pelajaran. Sehingga anak2 mendapat hikmah.
Jika ingin menjadi manusia yg menarik, maka kamu harus menggunakan kontras dlm hidupmu.
Jika anak kita dibiasakan untuk berpikir, maka ia akan punya mesin konstruksi sehingga anak nantinya bisa memanage AHA nya, sehingga bisa _self construction_, dan bisa menjadi pembelajar otodidak.
Forest Gump adalah bukti bahwa ada orang yg dibesarkan oleh alam.
Jika orang sering berpikir, maka informasi antar synaps di otak sering tersambung, sehingga mudah mengasosiasikan segala pernyataan/ kejadian.
_Pertajam kemampuan insight learning mu, temukan AHA di setiap momen hidupmu. Rasakan betapa Allah begitu dekat denganmu._
_Diresume oleh Artri HEbAT Banjar, Ika Nurmaya HEbAT Surabaya, Ulfah HEbAT Banyumas_
#HEbATCommunity
#JamnasHEbAT
✨💎✨💎✨💎✨💎✨💎
0 Komentar
Silahkan memberi komentar
Emoji