Belajar Proses Demokrasi dari Pilkada

Hari ini bertepatan dengan pilkada serentak seluruh Indonesia. Dimana hampir seluruh rakyat Indonesia memilih peminpin di daerahnya masing masing.

Tak terkecuali di daerah kami. Hari ini kami melakukan pemilihan bupati dan Gubernur baru.

Pagi pagi saya dan suami telah siap berqngkat ke TPS yang kemudian si kecil bertanya. Apa itu pilkada, mau ngapain disana? Lama atau gak?

Akhirnya kami duduk bersama sama sebelum pergi. Sedikit kami jelaskan tentang apa itu pilkada. Apa itu proses denokrasi. Bahwa kita memilih pemimpin dengan cara pemungutan suara.

Tapi sepertinya bahasa bahasa yang kami lontarkan masoh terlalu berat buat si kecil. Dia terlihat banyak kebingungan.

Akhirnya kami putuskan untuk membawa dia ke tps.

Beruntung di tps masih sangat kosong. Tak ada antrian sama sekali. Kami langsung mendapatkan surat suara saat datang dna mendaftar.

Fawwaz saya jelaskan sedikit trntang proses pemungutan suara sambil berjalan ke pos.

Fawwaz terlihat antusias dan ingin ikut melobangi surat suara. Yang akhirnya saya berikan kesempatan padanya melobangi surat suara sesuai dengan pilihan saya.

Usai dari bilik suara, kami diminta mewarnai jari sebagai tanda telah memilih. Tapi rupanya Fawwaz tidka mau lagi mewarnai jarinya.

Tau kenapa?
Karena dia telah puas bermian tinta dan mewarnai tangannya dengan tinta beberapa hari sebelumnya saat bermain.

Ehhm...
Jadi, apakah Fawwaz paham tentang pesta demokrasi hari ini?

Entahlah...

Mungkin masih jauh dari jangkauan pemikirannya

Posting Komentar

0 Komentar