Pengalaman Iktikaf Pertama kali buat Fawwaz

Malam tadi adalah pengalaman iktikaf pertama buat Fawwaz. Alhamdulillah kali ini kakak pun bersedia iktikaf di mesjid yang sama.
Iktikaf membawa balita tentu adalah hal yang cukup membuat hati berdebar. Kuatir tentu saja.
Maka untuk mengantisipasi segala kemungkinan, saya snegaja menyiapkan berbagai macam benda yang kira kira dapat membuatnya nyaman.
Sebetulnya mesjid ini secara sah tidak mengijinkan anak dibawah 15 tahun ikut iktikaf. Hanya saja panitia membolehkan dengan syarat agar anak bisa dikondisikan.
Hal ini tentu saja menjadi hal yang baik buat kami. Tantangannya adalah bagaimana caranya agar anak nyaman tanpa mengganggu kenyamanan jamaah lain.
Mesjid Fatimatuzahra yang menjadi tujuan iktikaf kami memiliki bangunan semi terbuka. Untuk ikhwan di bagian  bawah hampir  seluruhnya tanpa tembok samping. Untuk akhwat bagian atas agak lebih tertutup walau tetap saja bagian dinding banyak yang terbuka.
Karena itu saya harus mengantisipasi udara dingin. Oleh karena itu saya menyiapkan sebuah selimut, 2 buah bantal kecil, kaos kaki, topi hangat, dna jaket buat fawwaz.
Tak lupa baju ganti pun masuk dalam koper.
Selain udara dingin, udara panas pun tetap harus masuk perhitungan. Oleh karena itu kipas angin tangan masuk juga dalam tas.
Selain itu makanan ringan, buku aktifitas, buku menggambar, buku cerita, dan mainan pun masuk dalam barang barang yag dibawa.
Repot memang. Begitu banyak barang bawaan kami. Untuk jadwal iktikaf satu malam saja, kami harus membawa satu koper mini, satu ransel, dan satu tas berisi makanan.
Alhamdulillah semua kerepotan tersebut terbayar lunas. Karena ternyata barang barang tersebut sangat dibutuhkan saat berada di sana.
Fawwaz ceria, bisa menysuaikan diri, bahkan antusias berada di mesjid.
Dia berjalan jalan sendiri saat saya melaksanakan sholat tarawih. Cukup baik dan tidak mengganggu jamaah lain insyaallah.
Setelah tarawih, saat saya mulai murojaah Qur'an, Fawwaz masih antusias mengekplorasi mesjid. Dia pun bahagia karena kakanya ada di lantai bawah sedang membaca Quran juga.
Hampir tengah malam Fawwaz baru bisa tertidur. Setelah makan snack, membaca buku, menggambar, dan menempel stiker.
Semalaman tidurnya cukup lelap. Bahkan tidak terbangun saat beberapa kali posisi tidurnya saya geser. Dia tetap lelap teetidur.
Saat sahur sayangnya dia tidak terbangun dan berjanji akan sahur pagi hari.
Usai subuh, saat menanti syuruk Fawwaz terbangun dengan mata yang berbinar.
Dan kami pulang ke rumah di pagi hari.

Total malam itu kami lewati dengan penuh kegembiraan.
Dan Fawwaz ketaguhan untuk segera berangkat kembali iktikaf di mesjid malam nanti.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Maasyaa Allah... Fawwaz brp tun bunda?

    Oia salam, saya dr grup iip juga bun l

    BalasHapus

Silahkan memberi komentar

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)