Kau dan aku sangat berbeda

Menjadi berbeda itu memang tidak membuat nyaman. Sepi, sendiri, dan meyakitkan. Semua pergi meninggalkan. Bahkan sahabat pun beranjak. Kesedihan hanya dapat dibagi dengan sembilu. Kesepian hanya dapat dipecahkan oleh rintik hujan di awan kelabu.
Menjadi diri sendiri yang sesungguhnya pun ternyata tidaklah mudah. Karena menjadi diri sendiri artinya kita siap dengan jati diri kita sesungguhnya. Kita yang asli tanpa topeng tanpa kepura puraan. Menjadi kita yang unik dan berbeda.
Tapi tentu saja ada beban yang diemban. Ada konsekuensi yang berat menghadap. Sanggupkah menjadi seseorang yang berbeda diantara sekian banyak kesamaan. Akankah berani mengambil langkah sendiri saat orang lain tiada menemani?
Aku muak menjadi pengekor. Yang selalu mengatakan iya atas dasar segala kesamaan. Menghilangkan bisikan nurani dalam berdiri.
Aku lelah terus menyerah. Hingga hilang ditelan terserah.
Aku harus berdiri, sendiri, mandiri.
Berani mengambil jalan sendiri. Walau pahit harus kupenuhi.
Aku tiada takut lagi..
Karena yg ku tempuh tiada  menyalahi aturanAturan aturan yg telah ditentukan Illahi Rabbi. Hanya sebuah cara berbeda yang ingin kujalani.
Ah rasanya tiada yang kusalahi. Hanya persepsi kita yang tiada sama.
Aku memahami mereka dan berusaha menyamakan diri menjadi bagian posisinya. Karena aku oun tau mungkin esok lusa aku akan mengalami hal yang sama.
Sedangkan kau begitu teguh dengan aturan yang kau milki. Aturan yang aku pun tiada dapat memahami.
Rasa kita berbeda kawan. Cara berfikir kita tidaklah sama. Aku dan kau sangat berbeda.

Posting Komentar

0 Komentar