Kecanduan Games atau eSports?

*KECANDUAN GAMES vs eSPORTS?*
Oleh : Muhamad Nur Awaludin, S.Kom
_27 Tahun_
_Co Founder & CEO Kakatu_
_Mantan Pecandu Games_

“Anak saya main games dan bahkan sulit lepas dari games? saya harus gimana?”

Semakin banyak kini orangtua yg kebingungan terhadap perilaku bermain games anaknya. Percakapan antara anak dan ibu dibawah ini misalnya, bukannya menyederhanakan masalah malah sebaliknya!
_Ibu: "Duuuh ini anak main game mulu kerjaannya!"_
_Anak: "iya buu, aku emang cita-cita pengen kerja jadi atlet games."_
_Ibu: "hah maksud kamu apa???!!"_

Nah loh! Apa yang akan Ayah Bunda lakukan jika anak menjawab seperti itu?
Tahukah Ayah Bunda apa yang dikemukakan oleh bapak Presiden kemarin dihadapan mahasiswa dalam acara YOTNC : Young On Top National Conference, itulah kini  yang menginspirasi anak diatas dan anak muda lainnya, yaitu: Dia mau jadi “Atlet” GAMES!
Karena dengan menjadi “atlet games”, seperti di contohkan oleh bapak Presiden tentang Jess No Limit yang  pernah menduduki peringkat pertama Top Global  Mobile Legends season 6, hadiah / pendapatan yang diperkirakan bapak presiden berjumlah hingga ratusan juta rupiah.

Benar menjadi atlet games atau eSports merupakan bisnis baru yang sangat menantang di era revolusi industri 4.0  ini. Tapi semua orang pasti tahu ini bukanlah hal mudah.
Atlet games ini adalah  pekerjaan atau profesi khusus untuk para gamers yaitu eSports (Elektronik Sports). *Tapi, Ayah Bunda harus dapat membedakan antara Gaming (Sekedar Main Game) dan E-Sports itu sendiri. Gaming (sekedar main game bahkan bisa membuat kecanduan) itu adalah rekreasi, sementara eSports itu adalah profesi.*

Dalam tulisan ini saya akan coba memberikan sedikit pandangan saya tentang *eSports sebagai bisnis yang menjanjikan dan berbagai resikonya, termasuk menjadi atletnya.*

Bisnis game itu dewasa ini terbilang bisnis yang sangat menjanjikan. Lewat Game, salah satu Band papan atas luar negeri pernah  meraup keuntungan lebih besar dibanding semua album yang pernah mereka rilis, karena musiknya digunakan di salah satu game terlaris di dunia yaitu Guitar Hero.

Apalagi, dengan hadirnya eSports, game makin berkembang dari mulai genre sampai platform (alat / tempat) untuk memainkannya. Saat ini bahkan beberapa game yang dipertandingkan di eSports dapat dimainkan langsung di HANDPHONE tanpa harus punya laptop, console, atau PC.
Game-game yang dimainkan di eSports ini sangat  beragam, mulai dari Mobile Legend, Point Blank, DOTA 2, AOV, League Of Legends, sampai Game Bola sekalipun.
                                                                  
*Tetapi, pada kenyataannya mencapai tahapan menjadi atlet games di e-Sport sangat, sangat tidaklah mudah.*
Saya ingin berbagi pengalaman sebagai seorang gamers yang sejak SD sudah main games dan juga sudah pernah punya pengalaman ikut berbagai lomba / kompetisi game. Saya sempat memainkan beberapa game di atas, bahkan saya sempat bermain game 30 jam non-stop ketika pertama kali kenal dengan Game Online. Kenapa bisa begitu?
Selain karena sifat dasar game yang menyenangkan dan menantang. Hal itu disebabkan juga karena lewat game online kita dapat bermain dengan orang-orang dari berbagai daerah dan negara, saya bermain tidak hanya dengan orang Indonesia, tapi dengan orang Amerika, Russia, Singapore, dll. *Perbedaan zona waktu membuat saya makin lupa waktu.*

*Penting untuk dicermati bahwa SAYA, orangtua dan keluarga saya, BARU SADAR bahwa saya mengalami kecanduan games sedari SD itu SETELAH beberapa tahun belakangan ini saja.* Jadi dari mulai SD sampai kuliah baik itu saya, orang tua dan keluarga saya ga sadar tuh saya ini "perlu dibantu untuk keluar dari kecanduan saya".
*Nah Ayah Bunda, apa kabarnya kita dan anak-anak kita?*

Tanpa bermaksud mengeneralisir semua gamers karena tidak semua gamers itu mengalami kecanduan, tapi inilah fakta yang terjadi pada diri saya yang  sudah mengalami kecanduan games belasan tahun lamanya.
*Apa yang terjadi  pada saya selama kecanduan games?* Mulai dari munculnya perilaku menyendiri karena sudah punya dunia sendiri, jadi sering marah-marah, ngomong pake kata kasar karena beberapa mencontoh dari games juga. Bahkan sampai berbohong, mencuri, dan berjudi, itu semua saya lakukan agar saya punya uang untuk tetap bermain games (Menghalalkan segala cara).
Kok bisa? karena kebutuhan main games pada waktu itu dan juga sekarang, tidak hanya untuk bayar internet tapi ada hal lain yang perlu "dibeli" dalam game tersebut.

Kecanduan games ini bukan hanya  masalah anak Indonesia saja tapi juga anak dan remaja diseluruh dunia. Oleh karena itu *Pada tahun 2018 ini WHO sebagai organisasi kesehatan dunia sudah menyatakan bahwa Kecanduan Games Online itu = Gangguan Mental!!*
*Ciri-cirinya dapat dilihat dari 3 hal dan perubahan perilaku yang menyertainya* sesudah diobservasi selama 12 bulan:

1. Tidak dapat mengendalikan kebiasaan bermain game, ga kenal waktu.

2. Game sudah menjadi prioritas di atas segalanya, sudah tidak punya ketertarikan lagi dengan hal lainnya termasuk cita-citanya dulu.

3. Terus bermain games meski ada konsekuensi negatif dari segi fisik maupun sosial yang dialami, dirasakan oleh diri sendiri bahkan sudah dilihat dan dirasakan  oleh orang lain. Dimulai dari yang paling ringan seperti jadi males mandi, susah makan, sering sakit-sakitan karena pola tidur rusak, dsb.

Ketiga hal diatas, semuanya  pernah saya alami, sampai saya sering sakit-sakitan, tabrakan karena sulit konsentrasi, dsb.
Sampai dititik ini, apa kabar dengan anak kita, ponakan atau anak anak disekitar kita? Apakah mereka  hanya gamers ? atau sudah di tahap kecanduan dan menujukkan perilaku gangguan mental?

====

Sayangnya *selama masa-masa saya kecanduan games* tersebut, justru saya *lebih banyak menghabiskan uang* dibanding *menghasilkan uang dari game*. Tidak seperti atlet eSports yang katanya bisa menghasilkan ratusan juta rupiah.

*Lantas  kalau jadi  atlet eSports darimana sebenarnya mereka  mempunyai pendapatan?*
Beberapa diantaranya dari sumber sumber berikut ini:

*1. Gaji*, dari mulai jutaan sampai ratusan juta rupiah. Dari mana ?  Yah dari tim / klub gaming professional yang meng’hire’/ memperkerjakan mereka. Jadi persis seperti pemain sepak bola professional  yang dapat gaji dari klub dimana dia bernaung. Klub sepak bola itu kan  ada manajemennya, latihan yang terstruktur, dsb.

*2. Kompetisi*, jika juara hadiahnya sangat menggiurkan misalnya  DOTA 2 itu hadiahnya bisa sampai puluhan Milyar.
Jauh sebelum eSports booming di Indonesia khususnya, kompetisi seperti eSports itu sebenarnya sedari dulu  sudah pernah saya ikuti, walau dalam skala kecil. Dulu misalkan ketika momen 17 Agustus-an beberapa tempat Rental PS selalu mengadakan kompetisi main game bola di Playstation. Saya bisa meraup keuntungan setidaknya puluhan sampai ratusan ribu ketika menang. Bahkan saya sempat dijuluki "dewa games bola" karena itu adalah salah satu game yang saya gemari.

*3. Konten yang dibuat.* Biasanya para gamers ini dapat membuat konten tentang game yang mereka mainkan dan mem-publishnya di media video streaming seperti youtube atau Twitch (www.twitch.tv). Penghasilannya didapatkan dari pengiklan dan youtube itu sendiri (adsense) atau dari sponsored content.

======

*Jadi  sebenarnya apa saja yang perlu diperhatikan anak dan orang tua terkait kecanduan games & eSports ini?*

*1. Hal yang paling penting untuk diingat adalah: Tidak serta merta modal Main games doang bisa jadi atlet eSports!!*                                                                         Diperlukan kerja yang sangat keras dan perjalanan yang panjang untuk menjadi atlet eSports. Jangan sampai cita-cita menjadi atlet eSports hanya berujung kecanduan yang merusak kehidupan pribadi, keluarga, dan sosial. Sudah banyak contoh yang saya lihat selama perjalanan 3 tahun saya turun ke lapangan.                                               *Umumnya beberapa orang tua BARU TAKUT, MARAH, sekaligus KHAWATIR ketika anaknya mengalami kecanduan games, anak dan orang tua tersebut tidak menyadari gejala-gejalanya dari awal dan apa yang bisa menyebabkan hal tersebut terjadi.*

2. Dari apa yang saya ketahui *untuk menjadi atlet eSport, banyak hal yang harus diperhatikan agar tidak sampai kecanduan:*
- Dimulai dari disiplin dalam waktu bermain, justru bukan berlama-lama main gamenya tapi lebih ke arah gamers tersebut harus punya tujuan yang mau dicapai / di “maintain” perkembangan skill nya setiap waktu.
- Makannya diperhatikan
- Tetap menjaga komunikasi dalam keluarga agar harmonis
- Pendidikan attitude yang baik
- Jadwal tidur yang sehat
- Fisik yang bugar salah satunya dengan olahraga rutin
- Bisa daftar atau di hire oleh club tertentu,  bahkan bisa juga membuat club sendiri tapi pastinya memerlukan dana yang tidak sedikit.
  - Hubungan sosial "diluar layar" yang tetap harus dijaga karena sejatinya kita adalah mahluk sosial.
*Nah, apakah orang tua sanggup melakukan semua ini kalau tanpa klub dan manajemennya? Sanggupkah orang tua menjadi "klub" itu sendiri?*

*3. Baik orang tua maupun anak harus hati-hati! karena beberapa games itu mengandung konten pornografi dari segi karakter ataupun komponen lainnya dalam game itu* misal iklan yang kadang muncul tiba tiba. Berdasarkan hasil penelitian ilmiah Yayasan Kita dan Buah Hati dengan Kementrian PP&PA menunjukan bahwa ada gangguan fungsi otak bagian depan anak yang adiksi pornografi sehingga anak itu terganggu fungsi KONTROL DIRI nya, bahkan bisa dikatakan gak ada bedanya dengan orang yang terkena adiksi narkoba. Informasi lebih lanjut tentang penelitian ini dapat menghubungi langsung Yayasan Kita dan Buah Hati atau tim bu Elly Risman.
*Oleh karena itu orang tua sudah seharusnya mengajarkan dan melatih anak untuk menjaga pandangannya, tutup mata sejenak, tekan close jika ada iklan bermuatan pornografi, hindari memainkan karakter yang seperti itu dan cara apapun agar kita terhindar dari hal-hal yang dapat merusak otak kita dan anak-anak kita.*

*5. Main games itu secukupnya saja* baik dari segi jenis game maupun waktunya. Sesuaikanlah minimal dengan usianya. Bahkan di Indonesia ada IGRS yang mengatur rating games itu sendiri untuk usia berapa.

6. ‎Game menurut Jesse Schell itu artinya adalah sebuah aktifitas untuk menyelesaikan masalah yang dikemas dengan cara yang menyenangkan. Jadi akan lebih baik jika games dijadikan alat bantu orang tua dalam mengajarkan berbagai hal yang anak perlu ketahui, *bukan hanya sekedar hiburan semata.*

7. ‎Untuk mencegah anak dari kecanduan Games, carilah aktivitas  yang sama atau bahkan lebih menarik dibanding Games itu sendiri. Dibuatkan jadwal yang jelas, bila perlu didampingi oleh orang tuanya. *Karena anak perlu dilatih banyak keterampilan lain bukan hanya  kognitifnya saja.*

======

Seringkali perasaan marah, takut, kesepian, stress, lelah fisik dan jiwa yang dihadpi sehari hari, membuat anak mencari pelarian lain untuk mengisi kebutuhan psikologisnya dan salah satu media yang dapat memenuhi itu adalah games.
_Jika memang games yang bukan siapa-siapanya anak kita, bisa  sebegitu menyenangkannya bagi anak, lantas kita yang jelas-jelas orangtuanya harusnya bisa "lebih menyenangkan" dibanding games bukan? :)_

Kemudian bagaimana jika anak ingin menjadi atlet eSports?
Pada akhirnya yang memutuskan adalah kepada keluarga itu sendiri. *Bagaimana value keluarga itu mau dibentuk? Apa sebenarnya harapan Ayah Bunda kepada anak-anak? Apa yang ingin Ayah Bunda lihat dari anak-anak 5, 10, 15 tahun kedepan?  Keberhasilan materil sajakah karena mampu berpenghasilan ratusan juta atau milyaran rupiah perbulannya? atau ada hal hal lain yang ingin juga dicapai  menyangkut spiritualitas, hubungan sosial, kehidupan keluarga dsb?*

Apapun tujuannya  dampingi anak untuk menyusun step by step  / action plan  guna mencapai tujuan tersebut. Jangan sampai berfikir dengan memberikan dia fasilitas dan materil itu semua sudah cukup agar dia bisa mencapai tujuannya dengan baik.

Mungkin kita perlu waktu untuk berfikir, refleksi sejenak, dan berdiskusi bersama membicarakan hal ini di dalam keluarga kita, sehingga sampai pada keputusan yang bijak dengan tetap mengutamakan Ridha Allah SWT.
Wallahu A'lam.

Saya jadi ingat tausiahnya AaGym: "Mulailah dari hal kecil, dari diri sendiri, dan dari yang bisa dilakukan sekarang juga." 

*Mari #KolaborasiSelamatkanGenerasi !*

========

Kita bisa berdiskusi lebih lanjut di:
http://www.instagram.com/kakatu.id
http://www.instagram.com/mumuawaludin

atau lebih detailnya dari pembahasan ini dapat dilihat di: https://medium.com/@muhamadnurawaludin/kecanduan-games-vs-esports-4edb9fc85d97

Posting Komentar

0 Komentar