Matematika di Museum Wayang

Seiring berjalannya waktu, intensitas Fawwaz dalam bermain wayang berkurang. Dia banyak menghabiskan waktu dengan mainan mainan lain.
Saya kira itu adalah hal yang wajar. Suatu saat hal itu memang akan terjadi. Dan kami memnag sudah siap. Bahwa dalang cilik Fawwaz akan berganti dengan gelar lain.
Akan tetapi hari ini, yang dengan tanpa swngaja kami mampir ke museum wayang banyumas kembali. Disini, saat ini, saya baru menyadari. Bahwa binar binar matany, antusiasnya, kecintaannya akan seni wayang ternyata belumlah pudar. Masih sangat kuat walau lama tidak menampakkan diri.
Hmm..  jadi pe er sendiri untuk memahami mengapa hal itu lama pergi, dan mengapa dia menyembunyikan keinginan nya bermain wayang.
Tapi tulisan ini tentang tantangan matematika logis. Apakah bermain wayang ada hubungannya dengan bermain wayang?
Tentu saja banyak. Seperti siang ini. Memasuki museum, Fawwaz sudah berceloteh tentang banyak dan sedikit. Dia bercerita bahwa biasanya museum ini sepi, dan sedikit orang yang masuk. Tapi hari ini museum begitu ramai. Banyak sekali orang di dalam. Baiklah, ini tentang konsep banyak dan sedikit. Sebuah konsep matematika logis dalam kehidupan sehari hari.
Kemudian, dia menghitung jumlah wayang yang tersedia untuk dimainkan. Ada 5. 2 buah gunungan, dan 3 wayang.
Naik ke atas panggung pentas. Panggung dilatar belakangi oleh layar permainan wayang kulit. Di depannya dilengkapi alat alat musik karawitan lengkap sebagai pengiring.
Ada sebuah alat yang paling dekat dengan layar pentas. Alat musik itu tertulis sebagai gender barung. Di atas papan papan musiknya dilengkapi dengan angka angka notasi. Swbagai pembantu bagi anak anak yang mau berlatih memainkannya.
Fawwaz mencoba memainkan alat musik tersebut. Sampai kemudian dia bertanya
"Mah, ini kok habis 3 angkanya jadi 5? Angka empatnya kemana?"
"Owh iya ya de. Angka empatnya gak ada. Ini karena memang dalam karawitan jawa tidka dikenal tangga nada fa atau biasa digambarkan angka empat." Sayang aku hanya bisa menjelaskan sedikit sekali. Hanya segitu pengetahuan yang aku punya ttg karawitan.
"Kenapa ma? Kok gitu?" Tanya nya lagi penasaran.
"Nah itu juga mama gak tau alasannya. Yuk kita cari tau" jawabku terus terang.
Ya, aku emang jadi oenasaran sangat dwngan hal itu. Tadi sore sempet browsing2 di mba google. Tapi blm ada artikel yang menjelaskan mengapa tangga nada itu menghilang dalam karawitan jawa. Atau adakah teman teman yang tau alasannya?

#ILoveMath
#MathArroundUs
#KuliahBunsayIip

Posting Komentar

0 Komentar