Apakah Keyakinan Seseorang tergantung pada Lingkunagnnya?

Apakah keyakinan seseorang hanya bergantung pada lingkungannya?"
Ambil beberapa kisah di Qur'an>>
🔎Lingkungan yg sangat tidak mendukung untuk mempertahankan imannya.
(Kisah nabi Ibrahim)
🔎Meskipun lingkungan baik tapi belum tentu juga semua anaknya akan jadi baik.
(Kisah nabi Yaqub & Yusuf dg saudara2nya)
🔎Meskipun ayahnya seorang nabi tapi belum tentu anaknya akan beriman pada Allah.
(Kisah nabi Nuh)
💡Intinya: kita tdk punya kontrol sama sekali mengenai anak2 kita, tapi kita punya responsibilities untuk mendidik mereka. Harus bisa membedakan kedua hal ini!

❗❗❗Permasalahan banyak keluarga saat ini:
Ada beberapa ortu yg merasa anaknya berubah dari begitu baik, sopan, perfect menjadi pembangkang (completely becoming different people). Terjadi pertengkaran hebat antara ortu-anak.
Penyebabnya: orang tua yg terlalu 'sering' menasehati anaknya, mengingatkan ibadah berkali2, sehingga tiba2 anaknya berkata that's enough! I just wanna be happy. I don't wanna hear that anymore. (Slam the door)😰
Peristiwa ini Allah jelaskan dlm Qur'an, itu bukanlah peristiwa baru tapi telah terjadi ribuan tahun lalu.
Saran: untuk anak >> boleh saja mempertanyakan ttg agama tapi jangan perlakukan ortu dg merciless, karena mereka telah memberikan cinta dan perhatian yg berlimpah; untuk ortu >> teruslah berdo'a pada Allah seperti yg nabi Ibrahim, Yaqub, Nuh lakukan. Ketika anakmu sudah dewasa (>18thn) mereka secara langsung bertanggung jawab pada Allah, maka semakin kamu berusaha utk mengontrol mereka tell them what to do 'pray pray pray' >> the farther they will run from the prayer.
2 level relationship ortu-anak(semakin dewasa) >>
1. Spiritual relationship
2. Emotional relationship (just be mom or dad...just be a parent)
Itu 2 hubungan yg berbeda & harus dipisahkan.

Saat anak anda sudah dewasa, yang paling utama adalah menjaga hubungan emosional pada anak bukan spiritual (seperti seorang da'i/syekh yang terus2an menceramahinya), karena tantangan zaman sekarang anak2 (yg sudah remaja, beranjak dewasa) terkadang malah menolak mentah2 ketika 'disuruh' ortunya untuk beribadah, menonton ceramah...
Maka jika kita merasa anak kita 'out of control' >> teruslah berdo'a pada Allah agar anak2 kita diberikan kemudahan untuk mendekat pada-Nya. Bersabarlah seperti yg nabi Yaqub contohkan ketika diberi kabar bahwa nabi Yusuf meninggal (demonstrate beautiful patience, keep smile, maintain the emotional relationship, just be a parent).
Kemudian sbg ortu bisa meneladani Luqman, mencari waktu yg tepat untuk berbicara pada anaknya (strategi). Be wiser parent.
Semoga Allah melembutkan hati kita dan anak2 kita untuk semakin dekat pada-Nya.

Urgensi mendidik anak🌟
Q.S. Al-Ghafir:7-8
Jika ortu dan anak ada pada level yg berbeda dlm surga, bisa saling menarik ke level yg lebih tinggi.
Jadikan anak sarana untuk naik level surga.
Q.S. Al-Mujadilah:16-17
Jika anak masuk surga, ortu masuk neraka, anaknya tidak bisa menarik ortunya.
Karena itu tdk cukup hanya mengusahakan anak masuk surga, kita sendiri harus masuk surga terlebih dahulu. Minimal surga tingkatan paling rendah.
Para ortu jangan hanya memikirkan anak tapi juga memikirkan diri sendiri untuk mendekat pada Allah.
🌟Hubungan ortu-anak🌟
Q.S. Yusuf:4
Ayah mendengarkan cerita anaknya meskipun tidak masuk akal (mimpi nabi Yusuf).
Bentuk perhatian ortu = komunikasi yg baik sejak kecil.
Q.S. Maryam:54-55
Hubungan anak dewasa-ortu adalah hasil dari anak saat masih kecil dg ortunya.
🌟Peran ayah🌟
Q.S. Al-Baqarah:132
Agama bukan warisan, tapi dari Allah.
Pendidikan agama untuk anak dlm Al-Qur'an berasal dari ayah, jadi ayah harus belajar parenting juga.
Ayah mendidik anak laki2nya untuk menjadi ayah yg baik.

sesi#1
oleh "Irfan Habibie Martanegara"
🌟The Quranic Essence of Parenting (video NAK

Posting Komentar

0 Komentar