P.U.L.A.N.G


Perjalanan memang selalu terasa mengasyikan. Apalagi jika telah bertemu dengan segala tantangan dan rintangan. 
seperti perjalanan kali ini. Takterasa sudah hampir dua pekankami keluar darirumah. Menikmati segala tantangan dan rintangan yang menghadang. Di awali dengan segala antusiasme. Penuh harap dan doa. 
Memang tak selalu ramah. Tak jarang kami pun kalah. Tapi kami bahagia menerima. Karena kami tetap bersama. Tantangan memang akan selalu ada. Takpeduli kamu ada dimana. Entah itu di rumah, atau saat berkelana. hanya saja,memang saat berkelana semua jadi makin tak dapat diduga.Ada saja hal-hal yang tak pernah diraba. 
Dalam perjalanan kali ini, yang tidak diprediksi sebelumnya adalah masalah cuaca. Ya, seharusnya bisa diraba sebelumnya. Tapi tak diduga ternyata diluar kira. Dingin nya Bandungan jauh lebih dingin dari yang diperkirakan. Cuaca rata-rata setiap hari sekitar 19 derajat celcius.Itu hampir sama dengan cuaca pagi di Banjaran. Dingin dan lembab. Sebetulnya mengasyikan, jika saja kami mempersiapkan selimut tebal dan pakaian yang sesuai. Belum lagi beberap terkhir yang ternyata hujan hampir setiap hari. Makin membuat malas untuk bergerak. Bukan hanya itu, jaringan wifi di hotel tempat kami menginap pun menjadi masalah yang lainnya. Saya hampir tidak bisa untuk nge-zoom dan terhambat dalam melakukan kegiatan online lainnya. Makin membuat kesal dan mati gaya. 
Kini rasa itu telah tiba. Rasa rindu pada nya. Rindu pada sesuatu yang disebut rumah. ah, ternyata ini rasa yang baru saja. Selama ini, jika aku berkelana, asal ada dia, dia, dan disampingku,aku tak pernah merasa rindu. Hingga saat itu dengan gagah aku berkata, bahwa rumah adalah tempat dimana pun kalian berada. 
Ternyata kini telah berbeda. Aku merasa rindu untuk pulang. 
Aku ingat ustadz Aad pernah berkata : " Sejauh-jauhnya Albatros terbang, dia selalu perlu untuk pulang" 
Bahkan Rasululh pernah berkata : "Sesungguhnya safar itu fitnah. Maka jika kalian selesai safar, segeralah pulang kerumah." (al hadits)
Sesungguhnya petualangan itu meletihkan dan menguras emosi. Oleh karena itu, kontrol lah emosi saat safar. Pulanglah kerumah saat ruhiyah sedang lemah. Karena chargernya ada di rumah.
Apakah kemudian ini artinya aku telah memiliki keterikatan dengan rumah ini? Entahlah. Semoga ini suatu pertanda baik dari Allah SWT. Bahwa kelak rumah ini akan selalu menjadi tempat kami untuk pulang. 

Posting Komentar

0 Komentar