Sekolah bagiku...


Sekolah... 

Bagiku, pendidikan adalah hal yang penting dan utama. Betapa aku mencintai dunia ini. Sedari kecil, sekolah adalah satu-satunya tempat pelarianku. Di sekolah lah tempat aku bisa membuktikan kemampuan diri. Di sekolah pula lah aku bisa diterima apa adanya. tanpa embel-embel apapun. Mereka menerima segalanya aku. Mereka menghargai prestasi-prestasi yang kuraih. Mereka juga mendorong dan selalu memberiku semangat. 

Di sekolah, aku menemukan sosok-sosok yang aku kehilangan di tempat lain. Aku menemukan sosok ibu di sekolah. Aku bahkan selalu menemukan sosok ayah disana. Sosok yang tak pernah aku miliki seumur hidupku. Tapi aku menemukan para pengganti ayah di sekolah. Pria-pria yang secara tulus membimbing dan mendidik ku. Bahkan beberapa dari mereka melimpahkan kasih sayang nya kepada ku.Beruntungnya aku menemukan mereka. 

Saat SD kelas satu, maka wali kelas ku lah yang mampu memberikan bimbingan dengan baik. Lalu yang teringat sampai sekarang adalah pak Yono. Guru ku saat di SD di Situbondo. Belau guru IPA yang bukan hanya seorang guru, tapi juga banyak membimbingku dengan penuh kasih. Tak jarang saat pulang sekolah, dia memboncengku di belakang sepeda kumbangnya. Dan itu adalah saat yang paling membahagiakan bagiku. Dibonceng seorang pria selayaknya ayah membonceng anaknya. Dia pun sering memintaku datang ke rumahnya untuk kelas tambahan. Juga persiapan ku mengikuti berbagai perlombaan. Lomba IPA atau P4. Bukan hanya di sekolah, dia juga perhatian dalam banyak hal. Aku memang lupa dengan detai-detailnya.Bahkan wajahnya pun hanya samar saja. Tapi segala kasih sayang yang dilimpahkannya padaku, tak akan pernah kulupakan. Segala doa terbaik bagai pak Yono. Semoga Allah limpahkan segala keberkahan dalam hidupnya. 

Masa SD, adalah masa yang berat bagiku. Awalnya memang menyenangkan. Aku masuk SD di Banjaran. SD Sastrawinata namanya. Guru pertamaku namanya pak Dedi. Orangnya baik. Saat itu nenek masih ada. Nenek lah yang sering mengantar dan menjemputku sekolah. Memang sekolahku agak lumayan jauh dari rumah. Berjalan kaki sekitar 10-15 menit. Saat itu kendaraan memang masih jarang. Kelas satu SD adalah masa terbaik bagiku. Nenek memperlakukan ku bak seorang putri. Bekal makanan yang terbaik. Peralatan sekolah yang cantik dan unik. Mama selalu membawaku ke kota untuk membeli peralatan sekolah yang lucu-lucu dan menarik. 

Prestasi sekolah ku pun bisa dibilang baik. Aku telah belajar membaca, menulis dan berhitung sebelum masuk sekolah. Mama dan nenek mengajari ku di rumah dengan sabar. Kelas 1 SD di masa itu hanya berfokus pada latihan membaca, menulis dan mengenal angka. Pake buku ini budi, ini bapak budi. Ah, betapa menyenangkan. Aku sangat menyukai kegiatan bersekolah. Nilai-nilaiku bagus. Rangking pun bagus. Kalo tidak rangking 1, ya rangking 2. Bahagia rasanya.

Tapi ternyata kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Naik ke kelas 2, semua berubah pilu. Nenek meninggal dunia karena kanker payudara. Singkat cerita aku berpindah ke Malang, ikut bersama ua ceuceu. Kelas 2 SD di Malang. Sampai kemudian pindah lagi ke Situbondo. Sampai kelas 5 SD. dan kelas 6 pulang ke Banjaran.

Aku selalu menikmati masa masa bersekolah. Itu adalah masa terindah bagiku. Saat mempelajari sesuatu, kemudian mencoba memahami hal baru, lalu melakukan hal-hal lain dengan ilmu ilmu yang baru. 

Masa SMP aku habiskan di SMP Negeri 1 Banjaran. Sekolah favorit di Banjaran. Banyak hal menarik di saat saat SMP. Salah satunya adalah aku berkenalan dengan ke-Pramuka-an. Dimana saat itu aktif menjadi salah satu tim inti SMP. Disinilah kemudian jadi tempat berkenalan dengan organisasi. Mengenal OSIS, mulai ikut bergabung di kepengurusan OSIS juga. Walau memang masih menjadi tim hore, tapi memang sangat berarti. Dari sinilah awal mula aku merasakan sesuatu yang membuat mataku berbinar saat mengerjakannya. Saat berorganisasi.

(bersambung)


Posting Komentar

0 Komentar