Uji Coba Kampung Wisata dan Budaya Kober


Beberapa hari yang lalu, bersama teman teman Pokdarwis Manggar Jaya kelurahan Kober melakukan uji coba wisata di beberapa spot yang akan menjadi spot desa wisata Kober. 

Pukul delapan pagi kami sudah berkumpul di depan kelurahan. Tidak menunggu terlalu lama sehingga seluruh peserta berkumpul. Dipandu oleh mas Risal sebagai ketua acara, kemudian ada pak Agus sebagai ketua Pokdarwis, juga mba Gobedh yang selalu membuat seru sepanjang perjalanan dengan guyonan khas nya. 

Tujuan dari perjalanan kali ini adalah melihat kesiapan dari tiap titik wisata. Melihat sejauh apa, dan bagaimana. Kali ini kami memposisikan diri sebagai seorang wisatawan. Karena kemudian kami perlu menimbang apa saja yang sudah terasa nyaman, mana yang perlu ditambahkan, dan lain sebagainya. 


Dari kelurahan, kami berjalan menuju spot pertama. Yaitu wisata budaya gamelan. Ini dia tempat yang memang menjadi tujuan utama saya membawa Fawwaz serta dalam acara ini. Masing-masing dari diberikan kesempatan untuk memegang sebuah alat musik tertentu. Saya dan Fawwaz kebagian memegang alat musik demung. Sebuah pilihan yang menurut saya sangat tepat. Karena ternyata memainkannya cukup sederhana dan mudah dihapalkan. Dalam kesempatan kali ini, pak Sri, selaku tuan rumah memberikan arahan dan pengajaran sedemikian rupa, sehingga kami dapat memainkan alat musik dengan indah. Dengan waktu yang tidak sampai dua jam, kami telah berhasil memainkan sebuah tembang dengan cukup baik. Bukan hanya memainkan nya saja, tapi ternyata kami pun dapat mengikuti tempo seperti arahan kendang yang dimainkan oleh pak Sri. 




Spot wisata gamelan ini yang jadi favorit buat kami berdua. Fawwaz terlihat begitu bahagia saat memainkannya. Oh iya, saya jadi teringat sesuatu. Dalam konsep bakat, kami meyakini bahwa jika sesuatu merupakan bakat bagi seseorang, maka hal tersebut akan mudah dipelajari. Entah bagaimana. Tapi dalam permainan tadi, terlihat bagaimana Fawwaz menikmati dengan baik, dan beberapa kali menjadi contoh bagi yang lain karena kemampuan tersembunyi yang dimilikinya. kaget juga sebetulnya. But, it is so cool.


Saat pamitan, tak lupa kami berkenalan dengan pak Sri. Berharap besok lusa dapat berlajar dan berguru kembali kepadanya. 


Spot berikutnya adalah jemparingan. Di spot ini sebetulnya adalah spot beristirahat bagi kami. Kami sering memainkan jemparingan di rumah. Kerena bahkan memiliki spot panah nya di rumah. Jadi, baik Fawwaz maupun saya tidak terlalu ingin mencobanya. 

Tak lama, kelapa muda datang dan dihidangkan. Masing-masing kebagian sebutir. Masya Allah, tentu saja ini sangat menyegarkan dan mengenyangkan. Cocok diminum tengah hari yang panas seperti ini.

Selepas menikmati kelapa muda, kami melanjutkan perjalanan menuju kebun jambu kristal. Karena jarak yang lumayan jauh, kami menaiki mobil om Ari untuk menuju ke sana. 





Suasana di kebun jambu begitu sejuk. Jambu jambu kristal menggantung menggoda iman. Yah, bagaimana pun saya adalah penikmat jambu kristal. Salah satu buah yang menjadi makanan favorit. Kami diperkenankan untuk memilih dan memetiknya sendiri dari pohon. Jambu yang baru dipetik sendiri tentu memiliki rasa yang lebih segar dan lebih manis. 

Selepas lelah dari kebun, kami langsung disuguhi dengan makan siang plus rujak jambu kristal. Wow, begitu segar. 

Terlepas dari beberepa kekurangan yang memang perlu diperbaiki, tapi perjalanan kali ini sungguh mengasyikan. Penuh dengan inspirasi, ilmu, dan yang pasti menyenangkan. Cukup lah kalo cuman buat healing mah. Healing, healing....hahaha...

Menantikan kembali perjalanan perjalanan berikutnya.

Dan ini rangkuman perjalanan kami ada di sini

Posting Komentar

0 Komentar