Quran Journalling Q.S Al Qiyamah ayat 16-17

16. Jangan engkau (Muhammad) gerakan lidahmu (untuk membaca Al-Quran) karena hendak cepat-cepat menguasainya.

17. Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkan (di dadamu) dan membacakannya. 


Pada saat awal-awal turunnya wahyu, Rasulullah belum terbiasa dengan datangnya wahyu. Sehingga beliau sering tergesa-gesa mengikuti bacaan saat Jibril membacakan sebuah wahyu. Hal ini didorrong karena keinginanya yang begitu kuat untuk menghapal. Beliau menggerakkan bibir bersamaan dengan malaikat Jibril. 

Kemudian di ayat di atas, Allah mengajarkan nabi Muhammad tentang kesabaran. Tidak perlu tergesa-gesa. Karena Allah-lah yang akan bertanggung jawab untuk membuat Al-Quran terkumpul di dada Sang Nabi, dan akan membacakannya. Allah yang menjamin keberhasilan tersebut. 

Di ayat-ayat di atas saya sendiri seperti sedang diingatkan oleh Allah tentang adab dalam menuntut ilmu. Termasuk dalam mempelajari Al-Quran. 

Dalam menuntut ilmu. Bukankah demikian Allah dan Rasulnya telah memberikan contoh bagaimana cara menuntut ilmu yang baik. Belajar itu tidak perlu buru-buru. Cepat belajar, kemudian lalu buru-buru menghapal kemudian menyebarkannya kembali pada orang lain. Padahal ada hal yang sering tidak kita sadari tentang hakikat belajar itu sendiri. Belajar bukan hanya untuk sekedar tau. Belajar itu bukan perlombaan, siapa yang lebih cepat tau, siapa yang lebih cepat hapal. Tapi ketika belajar, maka apa yang kita pelajari tersebut haruslah menjadi bagian dari diri kita sendiri. Kita harus dapat menjadi "being" atas ilmu yang kita pelajari. Kita tau, hapal, paham, kemudian mempraktekan, dan lalu ilmu tersebut menjadi bagian dari diri kita. Itulah sebenarnya hakikat dari menuntut ilmu. Tidak perlu tergesa-gesa untuk menguasainya.

Kemudian hal kedua mengenai apa yang sedang saya sedang pelajari saat ini. Yaitu taddabur Quran. Ada satu bagian dari diri yang begitu jumawa ingin segera memahami dan menguasai ayat-ayat yang ditaddaburi. Astaghfirullahaladziim... Bukankah itu sebuah kesalahan yang besar. Kesombongan yang teramat sangat. Taddabur Quran itu tidak dapat diburu-buru. Perlu diresapi, dipahami, bolak-balik diulangi sehingga kemudian menjadi bagian dari kehidupan. Agar ayat-ayat tersebut bukan hanya dihapal, tapi kemudian saya dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak bisa buru-buru, tidak bisa hanya sekali saja. Dan yang paling penting adalah memohon kepada Allah SWT agar saya dapat mentaddaburi ayat-ayat Nya dengan baik. Karena ayat Quran adalah milik Nya, hati kita pun milik Nya. Dia sajalah yang akan dapat memberikan kemampuan tersebut pada seseorang yang dikehendaki Nya. Dia saja lah yang akan mengumpulkan ayat-ayat Nya di dada orang-orang yang dikehendaki Nya.

Ya Allah yang Maha Memiliki ilmu, Ya Allah Sang pemilik hati, Berikanlah kesempatan kepada hambamu ini untuk dapat mentaddaburi ayat-ayat Mu. Berikanlah kepada kami pemahaman, kebaikan, dan lapangkanlah hati kami untuk dapat memahaminya. Kemudian, berikanlah kami kemudahan serta kelapangan agar dapat mengaplikasikan ayat-ayat Mu dalam kehidupan kami sehari-hari. Mudahkanlah bagi kami untuk dapat menjadikan Al-Quran sebagai pedoman  hidup kami. Hindarkanlah kami dari sifat sombong saat belajar, hindarkanlah dari kami sifat tergesa gesa dalam memaknai ayat-ayat Mu. Aamiin ya Rabbal alamiin...


Posting Komentar

0 Komentar