Buletin Al-Mufarriduun Edisi No. 28, Tahun III, Mei 2011
Setiap orang tua pasti menginginkan buah hatinya menjadi anak yang shalih dan shalihah. Anak shalih shalihah merupakan harta yang paling berharga bagi orang tua. Untuk mendapatkan itu semua, tentu harus ada upaya keras dari orang tua dalam mendidik anak. Salah satu yang wajib diajarkan kepada anak adalah segala hal tentang Al-Qur’an karena ia adalah pedoman hidup manusia. Mengajari anak Al-Qur’an berarti mengajak anak untuk dekat kepada pedoman hidupnya. Dengan cara itu, mudah-mudahan kelak ketika dewasa anak-anak benar-benar dapat menjalani hidup sesuai dengan Al-Qur’an. Inilah satu-satunya jalan untuk membentuk menjadi manusia yang shaleh. Tak heran bila Rasulullah mengingatkan kita untuk mendidik anak dengan Al-Qur’an.
Rasulullah SAW bersabda:
Didiklah anak-anak kamu pada tiga perkara: mencintai Nabi kamu,
mencintai ahli baitnya dan membaca Al-qur’an, sebab orang-orang yang
memelihara Al-qur’an itu berada dalam lindungan singasana Allah pada
hari tidak ada perlindungan selain dari pada perlindunganNya beserta
para Nabinya dan orang-orang suci. (HR. Ath-Thabrani)
“Sesungguhnya Al-qur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang
lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang
mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (QS.
Al-Isra : 9).
Sejak kapan Al-Qur’an sebaiknya diajarkan pada anak? Tentu, sedini
mungkin. Semakin dini semakin baik. Akan sangat bagus bila sejak anak
dalam kandungan seolah-olah calon anak kita itu sudah terbiasa “hidup
bersama” Al-Qur’an. Yakni ketika sang ibu yang mengandungnya, rajin
membaca Al-Qur’an.
Bagaimana Agar Anak Selalu Hidup Bersama Al-Qur’an
1. Mengenalkan
Saat yang paling tepat mengenalkanak.Tentu
dilengkapi dengan gambar dan warna yang menarik. Dengan sering melihat,
akan memancing anak untuk bertanya lebih lanjut. Saat itulah kita boleh
memperkenalkan huruf-huruf Al-Qur’an.
an Al-Qur’an adalah ketika anak sudah
mulai tertarik dengan buku. Hal ini penting, karena banyak orang tua
yang lebih suka menyimpan Al-Qur’an di rak lemari paling atas. Sesekali
perlihatkanlah Al-Qur’an kepada anak sebelum mereka mengenal buku-buku
lain, apalagi buku dengan gambar-gambar yang lebih menarik. Mengenalkan
Al-Qur’an juga bisa dilakukan dengan mengenalkan terlebih dulu
huruf-huruf hijaiyyah. Bukan mengajarinya membaca, tetapi sekedar
memperlihatkannya sebelum anak mengenal A, B, C, D. Tempelkan
gambar-gambar tersebut ditempat yang sering dilihat
2. Memperdengarkan
Memperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an bisa dilakukan secara langsung
atau dengan memutar kaset atau CD. Kalau ada teori yang mengatakan bahwa
mendengarkan musik klasik pada janin dalam kandungan akan meningkatkan
kecerdasan, Insya Allah memperdengarkan Al-Qur’an akan jauh lebih baik
pengaruhnya buat bayi. Apalagi jika ibu yang membacanya sendiri. Ketika
membaca Al-Qur’an, suasana hati dan pikiran ibu akan menjadi lebih
khusyu’ dan tenang. Kondisi seperti ini, akan sangat membantu
perkembangan psikologis janin yang ada dalam kandungan karena secara
teoritis, kondisi psikologis ibu tentu akan sangat berpengaruh pada
perkembangan bayi khususnya perkembangan psikologisnya. Ibu yang sering
mengalami stress, tentu akan berpengaruh buruk pada kandungannya.
Memperdengarkan Al-Qur’an bisa dilakukan kapan saja. Tidak mengenal
batas usia anak. Untuk anak-anak yang belum bisa bicara, Insya Allah
lantunan ayat Al-Qur’an itu akan terekam dalam memorinya. Dan jangan
heran kalau tiba-tiba si kecil lancar melafadzkan salah satu surat dari
juz amma’yang pernah ia dengar.
3. Menghafalkan
Menghafalkan Al-Qur’an bisa dimulai sejak anak lancar berbicara.
Menghafal bisa dilakukan dengan cara sering-sering membacakan ayat-ayat
Al-Qur’an kepada anak, dan latihlah anak untuk menirukannya. Hal ini
dilakukan berulang-ulang sampai anak hafal di luar kepala. Masa
anak-anak adalah masa meniru dan memiliki daya ingat yang luar biasa.
Orang tua harus menggunakan kesempatan ini dengan baik, jika tidak ingin
menyesal kehilangan masa emas (golden age) pada anak. Menghafal bisa
dilakukan kapan saja. Usahakan di saat anak merasa nyaman. Walau
demikian, hendaknya orang tua tetap mempunyai target baik tentang ayat,
atau jumlah yang akan dihafal anak. Agar anak lebih mudah mengingat,
ayat yang sedang dihafal anak bisa juga sering dibaca ketika ayah
menjadi imam.
4. Membaca
“Barang siapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka dia akan
mendapat satu kebaikan. Sedang satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh
kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa “alif lam mim” adalah satu
huruf. Akan tetapi Alif adalah satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim juga
satu huruf”. (HR. At-Tirmidzi)
Sungguh luar biasa pahala dan kebaikan yang dijanjikan kepada siapa
saja yang biasa membaca Al-Qur’an. Kepada anak, bimbing dan doronglah
agar terbiasa membaca Al-Qur’an setiap hari walau cuma beberapa ayat.
Orang tua penting memberikan contoh. Jadikanlah membaca Al-Qur’an,
utamanya di pagi hari usai shalat subuh atau usai shalat maghrib sebagai
kegiatan rutin dalam keluarga. Sementara, anak-anak yang belum bisa
membaca ajaklah untuk bersama-sama mendengarkan kakak-kakaknya yang
sedang membaca Al-Qur’an. Orang tua punya kewajiban untuk mengajarkan
kaidah-kaidah dan adab membaca Al-Qur’an. Alangkah baiknya, membaca
Al-Qur’an ini dilakukan secara bersama-sama oleh anak-anak dibawah
bimbingan orang tua. Ketika satu membaca, yang lain menyimaknya. Bila
anak salah membaca, yang lain bisa membetulkan. Dengan cara itu, rumah
akan selalu dipenuhi dengan bacaan Al- Qur’an, sehingga berkah.
5. Mengkaji
Ajaklah anak mulai mengkaji isi Al-Qur’an. Ayah bisa memimpinnya
setelah shalat maghrib atau subuh. Paling tidak seminggu sekali kajian
sekeluarga ini dilakukan. Tema yang diangkat bisa saja tema-tema yang
ingin disampaikan berkaitan dengan perkembangan perilaku anak selama
satu minggu atau beberapa hari. Kajian bersama, dengan merujuk pada satu
atau dua ayat Al-Qur’an ini sekaligus sebagai sarana tausiah untuk
seluruh anggota keluarga. Atau sekali waktu, tema yang akan dikaji
diserahkan kepada anak-anak. Adakalanya anak yang diminta untuk memimpin
kajian. Orang tua bisa memberi arahan atau koreksi bila ada hal-hal
yang kurang tepat. Cara ini sekaligus untuk melatih keberanian anak
menyampaikan isi Al-Qur’an.
6. Mengamalkan dan Memperjuangkan
Al-Qur’an tentu tidak hanya untuk dibaca, dihafal dan dikaji. Tetapi
justru yang paling penting adalah diamalkan seluruh isinya dan
diperjuangkan agar Al- Qur’an benar-benar dapat menyinari kehidupan
manusia. Sampaikan kepada anak tentang kewajiban mengamalkan dan
memperjuangkan Al-Qur’an dan pahala yang akan diraihnya. Insya Allah hal
ini akan memotivasi anak. Kepada anak juga bisa diceritakan tentang
bagaimana para sahabat dulu sangat teguh berpegang pada Al-Qur’an serta
ceritakan pula bagaimana mereka bersama Rasulullah sepanjang hidupnya
berjuang agar Al-Qur’an tegak dalam kehidupan. Inilah cara efektif
mendidik anak sejak dini menjadi mujahid pengembang dakwah. Insya Allah.
oleh : Zulia Ilmawati
0 Komentar
Silahkan memberi komentar
Emoji