Kemarahan seekor ular...

Pada suatu sore, seekor ular merayap memasuki sebuah gudanng peralatan kayu di pinggir sebuah desa. Gudang itu sangatlah berantakan. Rupanya tukang kayu punya kebiasaan buruk yaitu tidak pernah merapikan peralatan yang telah dipergunakannya.

Ular itu merayap kian kemari mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat. Tanpa senagaj, dia merayap melewati sebuah gergaji yang tergeletak di lantai. Gigi gergaji itu melukai perutnya. Sang ular marah, dia menyangka bahwa gergaji tersebut sengaja menyerangnya. Ular segera memasang kuda-kuda dan balas menyerang dengan mematuk matuk gergaji.

Hal ini tentu saja membuat mulut dan lidahnya menjadi terluka.
Sang ular semakin marah dan putus asa. Dia mengeluarkan segenap kemampuannya untuk melakukan jurus pamungkas andalannya. Ular membelitkan badannya sekuat tenaga pada gergaji.

Walhasil, tubuhnya terluka parah. Dan dia pun mati...

Kadangkala, di saat kita marah, kita ingin melukai orang lain. Tapi sesungguhnya tanpa disadari, yang dilukai adalah diri kita sendiri.
Mengapa? Karena perkataan dan perbuatan di saat marah adalah perkataan dan perbuatan yang biasanya akan kita sesali di kemudian hari..

 Begitulah, kemarahan tentu saja tidak bisa kita andalkan sebagai jalan keluar.
Menjadi marah memang manusiawi. Tapi sebagi manusia, kita punya kemampuan untuk dapat mengendalikan amarah tersebut. Jangan sampai amarah hanya akan membimbing kita pada kehancuran.

Sebaliknya, jika kita bisa mengendalikan amarah kita pada hal yang positif, bisa saja amarah itu akan membimbing kita pada kesuksesan.


Saya jadi teringat akan sebuah hadist :
"laa taaghdhob walakal jannah"
"jangan marah, bagimu surga"

Posting Komentar

0 Komentar