Apa itu Home Education (bag 1)


Alhamdulillah, akhirnya diskusi perdana HE-Cilacap telah berjalan dengan seru nya. Diskusi diadakan pada Rabu, 4 Februari 2015. Diskusi kali ini langsung dipimpin oleh SME HE, yaitu pak Harry Santosa.
Dalam diskusi perdana ini, dibahas mengenai apa itu Home Education. Home Education sebetulnya adalah penerapan dari fitrah kita sebagai orang tua. Saat anak pertam kita lahir,maka saat itulah kita memiliki peran, dan tugas sebagai pendidik bagi anak anak kita. Tugas tersebut adalah amanah yang telah Allah berikan pada kita, yang tidak dapat didelegasikan pada orang lain. Sepenuhnya, seratus persen menjadi tanggung jawab kita sebagai orang tua.
Home Education tentunya berbeda dengan Home Schooling (HS) yang sekarang juga sedang marak. Schooling adalah persekolahan akademis, fokus pada akademis dan wataknya adalah pengajaran atau outside in. Sementara education adalah upaya menumbuhkan (outside out) kodrat atau fitrah anak kita. HE bukanlah memi dahkan sekolah ke dalam rumah kita. Namun kita bebas untuk menumbuhkan fitrah anak kita sesuai dengan keunikan mereka masing masing dengan framework yang telah kita rancang.
Lalu apa saja sih yang menjadi fitrah anak itu?
Setiap anak setidaknya memiliki 4 potensi fitrah sejak dilahirkan, yaitu :
1. Potensi fitrah keimanan.
     Setiap bayi  yang lahir pernah bersaksi bahwa Allah sebagai Rabbnya. Maka pada dasrnya, setiap orang akan selalu punya fitrah untuk mengenal dan merindukan sosok Nya.
2. Potensi fitrah belajar.
     Setiap bayi yang lahir adalh seorang pembelajar yang tangguh. Bahkan dia sesaat begitu dilahirkan lun dia telah belajar. Dia belajar mencari susu ibunya, kemudian dia belajar menandai harum ibunya. Menandai bau bau orang sekitar dia. Dia banyak belajar bahkan ketika dia masih bayi. Bagaimana  pula ketika tanpa menyerah dia belajar berjalan. Bahkan berkali kali jatuh pun dia tetap berdiri dan berusaha untuk berjalan lagi. Jadi sebetulnya tiap anak adalah seorang pembelajar tangguh yang pantang menyerah.
3. Potensi fitrah bakat.
     Sesungguhnya tiap bayi yang dilahirkan memiliki keunikannya sendiri. Mereka memiliki sifat bawaan yang istimewa. Potensi inilah yang kelak akan menjadi  panggilan hidupnya.
4. Potensi fitrah perkembangan.
     Semua bayi mempunyai potensi perkembangannya masing masing. Kadang tidak semua anak memiliki perkembangan yang sama. Ada bayi yang lebih cepat tumbuh giginya, ada yang lebih cepat berjalan nya, ada juga yang lebih dulu pintar berbicara. Semua memilki fitrah perkembangan nya masing masing. Bukan berarti bahwa yang lebih cepat berjalan akan menjadi seorang pelari, dan tidak ada jaminan pula bahwa yang lebih cepat berbicara kelak akan menjadi seorang pengacara. Sama juga dalam hal kemampuan membaca. Seorang anak yang dapat membaca saat berusia 3 tahu, dan anak yang dapat membaca pada usia 7 tahun, maka akan memiliki kesamaan kemampuan membaca saat berusia 10 tahun.Dalam hal perkembangan ini, tidak ada kaidah lebih cepat akan lebih baik. Tidak perlu memberikan over stimulus pada mereka. Cukup berikan rangsangan yang memang mereka butuhkan. Tidak perlu terlalu terburu buru mengajarkan membaca untuk membuat anak cinta buku. Cukup sering saja bacakan buku, maka mereka akan tertarik sendiri untuk belajar membaca.
Keempat potensi fitrah ini ada baiknya berjalan secara simultan. Agar kita bisa mendapatkan hasil secara menyeluruh.
Fitrah bakat tanpa fitrah keimanan akan melahirkan seorang professional yang berbakat tapi berakhlak buruk. Begjtu juga sebaliknya,fitrah keimanan tanpa fitrah bakat akan melahirkan orang orang yang faham agama, tapi kurang bermanfaat.
Fitrah belajar tanpa fitrah bakat akan melahirkan seorang pembelajar yang tidak sesuai dengan jatidirinya.sebaliknya fitrah bakat tanpa fitah belajar akan melahirkan orang yang berbakat tapi kurang inovatif. Mentok disitu situ aja.
Fitah belajar tanpa fitrah keimanan akan melahirkan scientis yang merusak bumi. Sebaliknya fitrah keimanan tanpa fitrah belajar, akan melahirkan generasi agamis yang tidak kreatif dan mandul kreasi.
Semua fitrah tersebut haruslah tumbuh sesuai dengan fitrah perkembanga. Jika tidak, maka akan membuat generasi karbitan yang tidak matang.
Tapi jika ketiga fitrah itu tumbuh secara bersamaanakan melahirkan generasi yang inovatif, produktif dan berakhlak mulia.

(bersambung ke artikel berikutnya ya...)

Posting Komentar

0 Komentar