Setiap Anak Pasti Berbakat

Seorang ibu merenung di sudut ruang tamu. Hatinya gundah, kecewa, dan sedih. Bagaimana tidak, ditempat arisan tadi teman temannya sibuk membanggakan prestasi anak anak mereka. Seperti Rayhan anak bu Yuli yang baru saja menyabet medali emas cabang taekwondo di Porda kemaren. Juga Agnes yang yang baru saja lolos audisi pemilihan bintang tarik suara. Atau Bagas yang mewakili sekolah dalam olimpiade matematika.
Si ibu merasa sedih mengapa anaknya, Doni tidak seprti anak anak lain? Mengapa anakanya tidak memiliki prestasi apapun? Jangankan meraih medali emas, mengikuti perlombaan pun Doni segan. Tidak suka memilki bakat, begitu yang dikatakan temannya untuk menyindir Doni.
Benarkah anak semata wayangnya itu tidak memiliki bakat? Pentingkah bakat? Lalu jika iya bagaimna dengan masa depan Doni?
Benarkah Allah hanya memberi bakat pada orang orang tertentu saja? Atau orang tuanyalah yang belum mengenal bakat anaknya?
Sesungguhnya Allah maha adil. Jika satu orang diberikan bakat, maka begitu juga yang lain. Bakat adalah salah satu dari fitrah yang diberikan oleh Allah pada setiap manusia dalam awal penciptaaanya. Bakat itu fitur unik, fitrah yg telah terinstal sebelum seorang manusia dilahirkan. Ada dua sumber yang bisa didefinisikan sebagai bakat. Yaitu *potensi fisik/panca indera*(ini yang biasa kita kenal sebagai bakat selama ini) misalnya melukis, menari, acting, olahraga, dsb.  Dan ada pula potensi berupa *sifat produktif*. 
Inilah mengapa selama ini kita menganggap hanya orang tertentu saja yang memiliki bakat. Karena kita selama ini mengenal bakat hanya dari kelebihan fisik atau inderwi saja. Sedangkan sifat produktif tidak kita anggap sebagai bagian dari bakat. Inilah yang disebut dengan *Potensi kekuatan*
Rumus yang paling mudah  untuk menemukan bakat anak adalah dengan *4E. Easy, Enjoy, Excellent, dan Earn.*
Lalu bagaimana cara mengetahui bakat anak?
1⃣Memahami bakat yang dimiliki orang tuanya.
2⃣Memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan.
Ada beberapa anak yang cepat menemukan AHA nya, ada beberapa yang membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk itu. Ini berhubungan dengan pengalaman dan pengetahuan tadi. Maka memberikan banyak pengalaman akan sangat membantu anak untuk mnemukan passion, minat, dan bakatnya. Bu Septi memperkanalkannya dengan Pandu 45. Memberikan banyak ragam kegiatan, akan membantunya menemukan apa yang paling dia sukai.
3⃣Emisol
Empati (Menyerap)
Imajinasi (Mengolah)
Solusi (Menyajikan)
Menyerap adalah bagian dari proses mengamati anak, bisa dilakukan dengan mengamati saat melakukan kegiatan bersama, dokumentasi kegiatan, juga dengan banyak bertanya. Kemudian diolah/dipikirkan kemungkinan kemungkinan terbaiknya, dan terakhir disajikan sebagai sebuah solusi kegiatan. Ulangi proses secara berputar (melingkar) dan selalu dipikirkan untuk mekar. Mekar di sini adalah usaha untuk mempertajam/mengasah bakat anaknya
 
4⃣Membuat catatan atau portofolio.
Catatan2 khusus ini akan kita perlukan untuk akhirnya dapat mengelompokkan mana yang sebetulnya bagian dari 4E yang dimiliki anak. Dan mana yang tidak.
5⃣Memfasilitasi
Memfasilitasi dsni bukan berarti kita harus siap dengan segala fasilitas dan kemewahan yang memudahkan. Memberi fasilitas disni artinya
memberikan ruang, kebebasan bagi anak untuk mengekspresikan apa yang menjadi bakat yang dimilikinya.
Memberikan apresiasi atas kelebihan yang dilimilikiny, sehingga anak akan merasa percaya diri dengan kelebihan yg dimilikinya
Memberi tantangan
Merancang kegiatan bersama dalam rangka mengembangka talents anak
6⃣Selalu siap untuk memulai kembali
Try and trial itu sangat dibutuhkan dalam menemukan passion. Jadi ketika anak kehilangan passion dalam satu hal, tidak perlu terlalu rendah diri dan merasa gagal.  Maka bersiap siaplah ketika mereka menawarkan sebuah minat yang baru.
Tidak perlu merasa khawatir ketika minat anak cenderung berubah ubah dan sering berganti. Karena passion yang sesungguhnya tidak akan pernah berganti. Passion itu akan selalu sama, dan dia akan terus 'nagih' sepanjang hidupnya.
Menemukan bakat anak anak dan membantu mereka mengembangkan bakatnya menjadi sebuah kekuatan
*_"The real task of parenting is not to prepare the path of our children_*
*_-rather , to prepare them for the path they will inevitably need to walk"_*
Wayne Hammond

Posting Komentar

0 Komentar