NHW10# Membangun Komunitas, Membangun Peradaban

Koordinator Kota

Purwokerto diakui atau tidak, sampai saat ini telah menjadi kiblat atau ibukota tidak resmi bagi wilayah BARLINGMASCAKEB (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap dan Kebumen). Kota kecil yang bahkan tidak dilalui jalur utama pulau Jawa ini makin hari makin menggeliat memperlihatkan kekuatannya. Makin hari makin banyak gedung gedung yang didirikan. Mall mall semakin berlomba menarik minat pengunjungya. Hotel hotel wisata berlari menunjukkan tajinya. Purwokerto kini menjadi kekuatan tersendiri. Menjadi tempat transit strategis bagi para pebisnis, tempat tepat menanamkan investasi, sekolah di sini pun cukup menjanjikan, belum lagi dunia pariwisata yang makin hari makin berkembang dengan Baturraden dan gunung Slamet sebagai daya tariknya. Akhir pekan dan libur panjang kota ini selalu dipenuhi oleh mobil mobil berplat kota besar.
Kemajuan kemajuan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk hijrah atau sekedar menetap sementara di kota ini. Belum lagi pembangunan di bidang properti yang selalu memanjakan pendatang. Pendatang dari berbagi kota tersebar disini. dari daerah baratdidominasi pendatang dari Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, atau kota kota lain dari Jawa Barat dan Jakarta. Dari arah timur pun tidak sedikit yang tinggal dan menetap disini. Banyak yang merupakan lulusan perguruan tinggi disini dan kemudian melanjutkan kehidupannya di kota ini. Mereka beralasan karena sudaha terlanjur kerasan di kota ini.
Kemajuan kemajuan yang telah dibuat Purwokerto menjadikannya leader, atau pemimpin diantara kabupaten kabupaten lain di eks karesidenan Banyumas. Yang meliputi Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, dan Cilacap dan Kebumen
Kondisi diatas membuat masyarakat danmember di wilayah Barlingmascakeb adalah sebuah masyarakat yang heterogen. Beragam. Berasal dari berbagai macam latar belakang. Baik suku, bahasa, budaya, keluarga, dan pendidikan yang bermacam macam. Hal ini tentu saja akan menjadi sebuah kekuatan tersendiri yang apabila dimanfaatkan akan dapat menciptakan sebuah komunitas yag kuat dan memiliki banyak kemampuan.
Keanekaragaman ini tentu saja akan menjadi sebuah kekuatan bila bisa dimanfaatkan dengan baik, saling berkolaborasi dan bersinergi. Tetapi tentu saja ini pun bisa menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk dapat menyatukan visi dan misi. Menyatukan berbagai macam keragaman agar memiliki tujuan yang sama. Selanjutnya yang menjadi tantangan dalam mensinergikan komunitas baik secra online maupun offline. Di daearah kami smartphone belumlah menjadi sebuah kebutuhan utama. Masing masing hanya online dalam waktu tertentu saja. Dan menjadi sebuah kebiasaan di beberapa grup wa, orang Banyumas dsk lebih senang diam diam dan menyimak diam diam dan menjadi Silent Reader. dalam hal offline punkami memliki tantangan tersendiri. Hal ini dikarenakan jarak antar kabupaten yang tidak dekat. Tapi tentu saja semua permaslahan tersebut akan dapat diatasi bersama sama.
Allah telah menganugerahkan kemampuan marketing, significance, leaner,communication, command, ideation,developer, dan maximazer pada saya. Bakat Maximazer, Command dan semangat developer membuat saya tidak dapat diam ketika teman teman hanya diam serta saling mempertanyakan ketiadaan grup IIP Banyumas. Tentu saja saya tidak hanya bisa diam dan berpangku tangan saja. Setelah menanyakan kesanggupan dari teman teman yang ada, saya datang ke acara IIp Jogjakarta, ngobrol ngobrol dengan pengurusnya. Kemudian memberanikan diri langsung bertanya ke bu Septi. Buat saya lebih baik langsung bertanya pada sumbernya dari pada sekedar duduk diam dan menunggu datangnya keajaiban. Karena keajaiban itu diciptakan bukan datang dengan tiba tiba. Saya kira hal itulah yang membuat saya berani untuk mengambil amanah ini. Insyaallah. Sampai komunitas IIp Banyumas benar benar bisa berjalan pada jalurnya. on the track.
Insyaallah bakat bakat di atas juga  akan sangat membantu saya untuk dapat berkontribusi bagi komunitas. Memberi ide, motivasi, memajukan, mengembangkan, dan memberikan yang terbaik bagi komunitas. Kemampuan marketing dan significance tentu saja akan sangat membantu ketika saya harus berhadapan dengan masyarakat di luar komunitas, memberikan penampilan terbaik, menjaga nama baik komunitas, dan menjual program program komunitas kepada masyarakat luas.
Mimpi saya tahun depan komunitas IIp Banyumas sudah berjalan pada jalurnya. Memiliki rumah rumah belajar yang berjalan aktif. Ada kegiatan kegiatan offline yang juga aktif dan memiliki kegiatan rutin. Saya bermimpi IIP bisa menjadi jalan bagi kami untuk dapat berbagi ilmu bagi masyarakat luas, termasuk dapat menyentuh lapisan masyarakat kalangan menengah kebawah yang selama ini minim tersentuh ilmu pendidikan kerumah tanggan dan ilmu parenting. Setiap anggota komunitas dapat membagi ilmunya di dalam maupun diluar komunitas. Komunitas memberi kebermanfaatan bagi masyarakat luas itu adalah impian terbesarnya.

Posting Komentar

0 Komentar