Mengenal Konsep Membagi Uang

Hari ini kami masih di tempat nenek di Bandung. Baiknya adalah kaka masih bersama aama kami. Kesempatan untuk menganlkan konsep membagi keuangannya.
Selama ini kaka mendapat jatah 50.000 rupiah tiap pekan sebagai uang jajan nya. Uang itu pin biasanya dititipkan di musyrif di asramanya. Hingga akhirnya dia sendiri tidka memgang uang lagi. Karena tiap hari dia dijatah 5ribu rupiah saja. Dan kejadiannya lagi adalah ketika dia membutuhkan sesuatu dia akan kembali meminta pada kami di rumah.
Materi kali ini mengingatkan saya untuk mengenalkan Ghazy konsep membagi keuangannya ini.
Agar ketika dia membutuhkan sesuatu tidka lagi meminta pada ornag tua.
Kami mulai berhitung pagi ini. Jika 50rb jatah Ghazy, maka 1500 atau 2,5% adalah jatah untuk infak.
20.000 atau 20% adalah jatah masa depan. Dan 15.000 atau 30% jatah teman jika memang dia punya hutang. Sisa nya adalah jatah dia sendiri. Kami pun mulai mensiasati bagaimana agar jatah2 itu bisa benar benar terpenuhi. Apakah Ghazy membagi dlu uangnya sebelum berangkat ke asrama dan menyimpan tabungannya di rumah. Atau menabungkannya di musyrif di sekolah.
Awalnya saya menawarkan untuk membeli celengan sendiri di rumah. Tapi Ghazy menolak. Dia memilih untuk menabungkannya di musyrif. Karena disana, akan lebih sulit baginya untuk mengambil tabungan tersebut. Jadi relatif lebih aman dri pada disimpan di rumah yang kemungkinan diambilnya lebih mudah.

Posting Komentar

0 Komentar