Bahasa Kasih dalam Pernikahan



Bahasa Kasih Dalam Pernikahan

Awal pernikahan menjadi sebuah hal yang paling indah dan menyenangkan bagi semua insan. Tidak ada suatu hal pun yang buruk dari pasangan kita. Wajahnya adalah yang paling tampan sedunia.Semua hal yang dilakukannya selalu manis dan membuat hati berbunga bunga. Tiada yang cacat. Sungguh sempurna.
Bangun tidur dikejutkan dengan kecupan mesra. Masakan yang dihidangkan selalu tandas tak bersisa, diganti dengan ribuan pujian atas rasanya. Hadiah hadiah kecil selalu datang di saat yang tak terduga. Walau itu hanya sebatang cokelat sepulang kerja, tetapi dikemas dengan sepenuh hati dan rasa. Dunia serasa hanya milik berdua...
Awal pernikahan, sayangnya hal tersebut hanyalah terjadi di awal pernikahan saja. Hanya di tahun, bulan, atau beberpa pekan di awal saja.
Sayangnya masa masa itu cepat sekali memudar. Hari makin hari semua seakan mulai berkurang baik secara kualitas dan kuantitas.
Kedua insan mulai kembali pada dunia yang nyata. Dimana para suami mulai kembali sibuk dengan berbagai macam hal yang menyangkut pekerjaan, kelelahan, dan stress di dunia profesional. Tuntutan kebutuhan hidup bagi keluarga yang menjadi prioritas sayangnya malah semakin hari semakin membawa para suami makin jauh dari keluarganya. Kini makin sulit mencari waktu untuk sekedar mampir di minimarket dan membungkuskan sebatang cokelat bagi sang istri. Tekanan pekerjaan membuatnya tidak lagi sanggup membuat lidahnya menikmati betapa lezatnya masakan yang dibuat sang istri. Atau jika itu memang masih terasa nikmat, bibirnya telah lelah untuk sekedar memuji sang koki. Toh tiap hari dia selalu menikmati masakan yang sama. Pagi hari, kini selalu terburu oleh waktu. Tiada lagi waktu untuk bermanja dan romantis seperti sedia kala. Tidak ada yang salah, semua normal dan baik baik saja. Toh memang itulah  tugas seorang pria, bekerja dan mencari nafkah.
Sang istri pun tiada berbeda. Apalagi  kini dia telah memiliki seorang anak. Hampir seluruh waktu dan tenaganya tercurah bagi sang buah hati. Semangat dan kasih sayang pada kehadiran makhluk mungil di rumah membuatnya betul betul memfokuskan diri pada segala kebutuhannya. Merawat, menimang, mengajak bermain semua dilakukan sepenjang hari. Tidak lupa membaca buku, dan menghadiri forum forum yang membahas tentang bpertumbuhan, perkembangan serta pengasuhan anak. Semua hal tentang anak, telah sai kewajibannya sangat menyita waktunya. Belum lagi pekerjaan pekerjaan domestik lain yang menantinya. Rumah yang perlu dibereskan, disapu dan dipel agar terlihat selalu rapi serta bersih. Memasak makanan yang nikmat dan sehat untuk sang suami juga buah hati nya agar terjaga kesehatan tubuh mereka. Baju baju yang perlu dicuci dan disetrika rapi. Semua hal tersebut makin menyita waktu dan tubuhnya. 24 jam seperti kurang saja baginya. Semua terlihat normal dan baik baik saja. Yah, memang itulah tanggung jawab seorang ibu rumah tangga. Anak dan rumah. It’s ok.
Keadaan seperti ini berjalan waktu demi waktu. Pasangan suami istri ini disibukkan dengan dunia nya masing masing. Awalnya semua terlihat biasa saja dan normal. Tiada yang keberatan diantaranya. Hari berubah pekan, pekan berubah bulan, kemudian berlari menjadi tahun. Semua berjalan sama. Terus menerus tiap hari. Hingga kehampaan pun mulai menyapa.
Suami makin hari makin merasa asing di rumahnya sendiri. Istri yang selalu sibuk dengan sang buah hati tak pernah lagi sempat untuk melayaninya. Tidak lagi ada pijitan pijitan kecil di bahunya saat pulang bekerja, karena sang istri terlalu sibuk mengajak bermain anak mereka. Hampir tiada pernah lagi mereka memiliki waktu berdua. Makhluk kecil yang amat disayanginya itu telah menggantikan tempatnya di hati sang istri. Semua percakapan, semua candaan, bahkan semua masalah, selalu saja tentang anaknya. Kini istrinya pun makin mudah mengeluh dan marah marah. Mula mula dari hal sepele. Seperti ketika sang suami lupa menyimpan kembali sepatu kerja ke rak nya, atau karena suara ngorok dari tidurnya. Ah, padhal  dulu diawal pernikahan, sang istri tak pernah protes akan hal tersebutt. Kemudian kebiasaan marah sang istri makin meningkat dan mulai menyerang pribadi sang suami. Dia mulai cemburuan, apapun yang dilakukan oleh sang suami selalu dianggap salah oleh sang istri. Membuatnya makin enggan pulang ke rumah, hingga dia sering menunda waktu kepulangannya hanya dengan berlama lama di kantor atau sekedar kongkow dengan teman temannya.  Perang terjadi hampir setiap hari. Hal kecil apapun dapat menjadi pemicu pertengkaran pertengkaran hebat. Yang bisa berlangsung beberapa hari. Hingga akhirnya keduanya lelah dan akhirnya berpura pura bersikap seolah tidak pernah terjadi apa apa. Tapi tidak lama, karena kemudian hal yang lain lagi akan menimbulkan konflik yang sama. Terulang kembali, dan terjadi kembali.
Ternyata sang istri di sudut lain rumah itu meratapi hal yang tak jauh berbeda. Dia kini merasa tidak lagi mengenal suaminya. Setiap hari pulang malam dalam keadaan yang selalu sama. Selalu pulang dengan keadaan cemberut dan wajah yang tak pernah sumringah. Sang suami terlihat tidak mau bermain dan berdekatan dengan anak mereka. Bahkan bertemu pun keduanya sangat jarang. Jangankan diajak ke forum forum parenting, Setiap diajak membicarakan perkembangan anaknya, sang suami selalu terlihat menghindar. Semua apa yang dilakukan oleh suaminya kini makin membuatnya kesal. Sang suami terkesan seakan akan memang selalu memancing keksalan dan emosinya. Makin kacau dan makin tidak mau mengerti keadaannya. Pulang malam, jarang di rumah, tidak lagi ada pengertian dan perhatian.
Kosong, hampa, itulah yang dirasakan keduanya. Cinta yang dulu terlihat indah dan menggebu sekan akan tiada lagi yang terrsisa. Segala kebaikan dan keindahan pasangannya seakan akan kini hanya menjadi angan belaka. Sepertinya orang lain lah yang mereka nikahi. Bukan lagi pangeran tampan yang dulu sangat dipunya, bukan lagi putri jelita yang manis dan romantis. Semua berubah seakan di neraka.
Apakah memang semua pernikahan akan selalu berujung seperti ini suatu hari ? apakah ini yang membuat banyak pasangan akhirnya menyerah dan memutuskan untuk bercerai ? lalu bagaimana dengan pasangan yang memilih tetap bertahan dengan kondisi sperti ini? Bagaimana mereka hidup penuh dengan kekosongan seperti ini? Ataukah sesungguhnya beberapa pernikahan justru tidak pernah mengalami hal seperti ini? Cinta selalu tumbuh diantara mereka? Jika iya, bagaimana caranya?
Ada banyak hal yang menjadi penyebab kehampaan dan keksosongan yang terjadi dalam rumah tangga. Begitu banyak sisi yang bisa kita kupas dan bahas. Baik itu secara spiritual, psikologis, atau pun  hal lainnya.
Tapi ada satu hal yang menrik juga untuk kita kupas. Yaitu mengenai bahsa kasih. Ternyata kasih sayang pun memiliki bahasnya sendiri. Dan tiap orang memiliki bahasa yang berbeda beda. Logikanya hampir sama seperti bahasa lingual yang kita pahami selama ini. Seseorang yang menggunakan bahasa Indonesia, dan tidak memahami bahasa Jepang akan kesulitan ketika seseorang datang padanya dan berbicara bahasa Jepang. Begitu pun sebaliknya. Bahasa kasih pun sama. Orang yang  memiliki bahasa kasih tertentu, akan kesulitan memahami saat seseorang datang padanya dan menawarkan bahsa kasih yang berbeda dan tidak dipahaminya.
Sebelum mengenal masing masming bahasa kasih, kita perlu mengenal dahulu filosofi tangki kosong. Setiap orang memiliki sebuah tangki emosional yang perlu diisi oleh kasih sayang. Jika tangki itu penuh, seseorang dapat hidup dengan normal, bahagia karena merasa berharga dan dicintai. Hal itu akan memacunya untuk dapat memberikan kontribusi yang sama pada sekitar. Membagikan cinta serta ksih sayangnya.Akan tetapi jika tangki itu kosnng, maka dia kan merasa hampa, kosong, sehingga cenderung melakukan hal hal yang negatif akibat dari rasa frustasi dan kehampaannya.
Apabila tangki emosional pasangan kita penuh, dan ia merasa mentap dnegan cinta kita, seluruh dunia tampak cerah. Dan psanagn kita kan termotivasi untuk menjadi sesronag yeng terbaik dengan potensinya. Akan tetapi jika tangki kasihnya kosong dan ia hanya merasa dimanfaatkan saja tapi tidak dicintai, maka dia akan merasa seluruh dunia suram, dan mungkin dia tidak akan pernah dapat mencapai potensi terbaiknya.
Ada lima bahasa kasih yang dikenalkan oleh Gary Chapman.dalam bukunya “5 Bahasa Kasih”. Kelimanya adalah kata kata pendukung, saat saat mengesankan, menerima hadiah, pelayanan, dan sentuhan fisik. Setiap orang memiliki satu bahasa kasih yang dominan, atau gabungan beberapa diantaranya.
Bahasa kasih yang pertama adalah kata kata pendukung. Bahsa kasih tipe ini meliputi kalimat motivasi, penyemangat. Sanjungan, pujian dan apresiasi atas kerja keras dan apa yang dilakukannya. Sekecil apapun itu. Serta kalimat kalimat pendukung lainnya. Kalimat kalimat tersebut akan membuat mereka percaya diri, bahagia, merasa dihargai,  terlecut dan bergairah sepanjang masa. Meringankan beban berat dalam dadanya, membuat langkah mereka ringan dan bersemangat. Kata kata pendukung pun memiliki dialek atau gaya bahsanya sendiri. Maksud nya adalah ada cara dan gaya yang paling tepat untuk setiap orang. Bagaimana cara kita mengungkapkanya, waktu dan cara yang mempengaruhinya. Intonasi dan bahasa sangat berpengaruh. Kalimat yang sama akan menajdi berbeda ketika diucapkan dengan intonasi serta roman dan gestur yang berbeda pula. Kita perlu hati hati disini. Ketulusan hati sangat diperlukan saat mengucapkannya. Hal ini dilakukan bukan untuk menekan pasanngan anda untuk melakukan sesuatu. Tapi sebaliknya, kita melakukan ini sebagi bentuk rasa kasih sayang, aga pasangan merasa dicintai dan dihargai. Karena sesungguhnya Sasaran cinta bukanlah untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Melainkan untuk memeberikan kebahagiaan bagi orang yang kita cintai. Akan tetapi kenyataannya adala saat kita mendapat kata kata yang mendukung, akan membuat kita lebih termotivasi untuk memberi respon yang sama dan melakukan hal yang diinginkan oleh pasangan kita.
Bahasa kasih yang kedua adalah saat saat mengesankan. Inti dari saat saat mengesankan adalah kebersamaan. Bukan kedekatan. Sepasang suami istri yang duduk bersama sama di sofa sambil menonton TV bukanlah sedang bersama. Mereka hanya berdekatan. Karena bagaimana pun pusat perhatian dan fokus mereka pada televisi, bukan pda pasangannya. Akan tetapi ketika Tv diomatikan, gadget di matikan, dan mereka betul betul fokus pada masing masing, saling menatap mata, bertukar cerita, menggemgam tangan, itulah yang disebut dengan kebersamaan, saat saat yang mengesankan.
Betapa saat ini kita sering dipertontonkan sebuah keluarga yang terlihat bahagia masuk ke sebuah restoran dan kemudian duduk dalam meja yang sama. Tapi kemudian masing masing sibuk dengan gadget mereka. Ayah sibuk menelepon kliennya. Ibu sibuk ngobrol di grup wa dengan teman teman arisannya. Kakak  happy berselancar di dunia maya, adik tenggelam dalam game online di ipadnya. Semua duduk bersama, tapi tenggelam dalam dunianya sendiri. Jiwa dan raganya tidaklah di tempat tersebut. Ini lah yang disebut dengan kedekatan tanpa kebersamaan. Disinilah cinta dan kasih sayang akhirnya sering menghilang.
Saat saat mengesankan juga bukan berarti bahwa kita harus terus menerus menatap mata pasangan kita tanpa henti. Akan tetapi artinya kita melakukan sebuah hal bersama dan bahwa kita sedang memberi perhatian sepenuhnya pada orang di hadapan kita. Yang penting dari segi emosi adalah bahwa kitab sedang mengahabiskan suatu waktu yang dipusatkan pada satu sama lain. Jiwa raga, emosi, dan seluruh perhatian kita tercurah satu sama lain.banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan saat saat mengesankan. Bisa dengan membuat percakapan mengesankan, atau aktifitas yang mengesankan. Atau malah kombinasi dari keduanya.
Bahsa kasih yang ketiga adalah menerima hadiah. Ini merupakan salah  yang satu bahsa kasih yang mudah dipelajari. Jika bahasa kasih pasangan anda adlah menerima hadiah, maka anda bisa belajar menajdi pemberi hadiah yang handal. Satu hal yang perlu kita ketahui adalah memberi hadiah bukan ahanya mengenai masalah uang. Hadiah bagi ornag yang memiliki tipe bahsa kasih yang satu ini, bukanlah masalah berapa harga brang yang menjadi hadiah. Bukan masalah apa dan berapa harganya. Tetapi mengenai hadiah yang diberikan sebagai suatu simbol kasih sayang dan cinta. Hadiah bisa dibeli, ditemukan, atau bahkan dibuat. Bahkan jika itu hanya berupa seikat bunga liar yang ditemukan di jalan, jika itu diberikan pada pasangan kita, akan membuat tangki cintanya menjadi penuh. Maka oleh oleh akan menjadi sangat penting untuk menjadi suatu hal yang tidak kita lupakan saat pulang dari bepergian. Bagi mereka yang memiliki bahasa kasih yang satu ini, setiap pemberian dan hadiah memiliki makna khusus dan luar biasa. Mereka akan menyimpan barang barang tersebut, menjaganya, dan selalu mengingatnya. Mereka akan selalu mengingat siapa yang telah memberikan barang tersebut, kapan, dan dimana. Bahkan dia akan sangat mengenal suasan serta situasi emosianal yang terkandung dalam benda benda tersebut.
Tapi sekali lagi hadiah bukan hanya berbicara tentang uang saja. Hadiah bukan tentang barangnya, tetapi tentang rasa cinta, dan ksih sayang yang mengalir di dalamnya. Dan ada satu hadiah yang paling besar yang bisa kita berikan pada pasangan. Hal tersebiut adalah pemberian diri atau pemberian kehadiran. Kehadiran fisik saat kritis adalah hal yang terbaik. Memberi dukungan, support bagi pasangan saat dibutuhkan. Tubuh anda adalah simbol dari cinta anda.
Hampir segala hal mengenai cinta berbicara tentang memberi. Mmepelajari bahsa kasih pun menuntut kita untuk dapat memberikan sesuatu pada pasangan kita sesuai dengan bahsa kasihnya. Akan tetapi bagi beberapa orang, menerima pemberian, hadiah, dan simbol simbol cinta tetap menjadi hal yang dibutuhkan.
Sekali lagi pemberian atau hadiah bukanlah mengenai masalah uanga. Bukan tentang harganya. Tetapi pemberian berkaitan dengan nilai kasih sayang dan cinta.
Selanjutnya kita mengenal bahasa kasih pelayanan. Ini artinya kita perlu melakukan sesuatu yang pasangan kita ingin agar kita melakukannya. Kta berusaha menyenangkannya dengan melakukan berbagai hal untuknya. Tentu saja hal ini bisaenjelang tidur.  dimuali dari hal hal yang kecil dan mudah di sekitar kita. Mencuci baju, memasak, menyetrika,membereskan tempat tidur, menyemir sepatu,atau menyeduhkan kopi di pagi hari. Bagi seorang perempuan,hal seperti itu tentu saja dilakukan tiap hari. Tapi bagi seornag suami yang memiliki tipe bahsa kasih pelayanan, diperlukan hal hal khusus lainnya yang perlu dilakukan oleh istri. Misal dengan memijat bahu disaat suami pulang kerja, menhidangkan teh hangat di sore hari, merapikan kancing bajunya saat pagi hari, menyemirkan sepatu, memasak masakan kesukaan suami, dsb. Intinya perlu hal lain diluar rutinitas yang kita berikan sebagai bonus tambahan pelayanan bagi pasangan.
Tentu akan lain lagi jika ternyata yang memiliki tipe bahsa kasih pelayanan nya dalah istri. Disni suami perlu banyak berperan untuk membantu meringankan beban pekrjaan istri. Membantu membereskan tempat tidur, mengepel, mencuci piring, atau sekedar memijit kakinya yang pegal saat menjelang tidur malam hari. Di jaman sekarang hal hal tersebut sudah tidak lagi menjadi hal yang tabu untuk dilakukan oelh seorang suami di lingkungan kita. Para suami sekarang tidak lagi sungkan pergi ke dapur dan memasak bagi keluarga. Bermain dan mengasuh anak anak pun kini menjadi bagian yang tidak terpisah bagi suami.
Semua hal hal kecil dan terlihat sepele itu akan sangat berharga bagi oranag memiliki tipe bahsa kasih pelayanan. Semua bantuan bantuan kecil tadi membuat mereka merasa bahagia, dihargai dan dipenuhi oleh cinta dan kasih sayang.
Yang terkhir adalah bahasa kasih sentuhan fisik. Sentuhan fisik merupakan wahana yang luar biasa untuk meyampaikan rasa kasih sayang dan cinta. Mulai dari genggeman tangan, pelukan, ciuman atau pijatan bisa menjadi wujudnya. Akan tetapi tidak semua sentuhan nyaman bagi setiap orang. Sebagai pasangan kita perlu belajar membaca sentuhan sepeti apa yang disukai oleh pasangan kita. Anak yang memiliki bahasa kasih sentuhan akan sering meminta dipeluk serta dicium. Ketika dia menangis, tantrum, atau merasa kesal, pelukan akan dapat meruntuhkan segala kesedihan dan kekesalannya itu.
Mengenali dan memahami kelima bahasa kasih ini akan membantu kita untuk dapat memahami dan mengenali apa bahsa kasih pasangan kita. Dengan memahami bahsa kasihnya, maka kita kan lebih mudah berbicaratentang cinta kepadanya. Menjaga agar tengki kasihnya selalu penuh terisi sehingga pasangan kita kan selalu mersaa bahagia dan dicintai. Ketika hal itu terjadi, pasangan kita pun akan melakukan hal yang sma, sehingga tangki kasih kita selalu ada dalam keadaan yang penuh dan meluap luap. Hal ini yang akan membuat kita jatuh cinta, dan jatuh cinta lagi pada pasangan kita. Sehingga cinta kan terus tumbuh seiring usia dan waktu. Lamanya pernikahan akan membuat cinta semakin tumbuh dan berkembang.dan cinta selalu terjaga dalam pernikahan kita.
Bahasa kasih adalah tentang bagaimana kita mengutarakan kesungguhan cinta dan kasih sayang dari lubuk hati yang paling dalam.
Karena cinta bukan hanya diucapkan, tetapi juga perlu dibuktikan dalam segala perilaku dan gestur yang paling tepat agar bisa dipahami oleh pasanagn kita.












Biografi penulis
Penulis bernama Rima Melanie P adalah seorang ibu dengan dua orang anak. Tanggung jawabnya sebagai seorang ibu telah membawwanya berkenalan dengan dunia parenting. Mempelajari dan berusaha mempraktekan ilmu ilmu tentang pendidikan rumah atau home education. Hal ini membawanya berkenalan dengan berbagai macam ilmu lain. Salah satu yang paling menarik perhatiannya adalah Talents Mapping. Memfokuskan diri dengan ilmu pemetaan bakat bagi anak dan keluarga  dan sedang memantaskan diri sebagai untuk menjadi konsultan TM.

Posting Komentar

0 Komentar