berubah ke Arah yang lebih Baik

Change maker family. Saat event ini dikenalkan pertama kali, membangkitkan banyak rasa dalam dada. Adrenalin di pompa makin kencang. Semangat makin menggebu untuk membuat resolusi perubahan. Change maker artinya pembawa perubahan. Baik bagi diri sendiri, keluarga, atau sebagai bagian dari komunitas. Membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Walau sekecil apapun.

Dream it, Share it, Do it.

Perubahan adalah Kunci
Ini sangat penting bagi saya. Berubah ke arah yang lebih baik telah menjadi tujuan saya semenjak mengikuti matrikulai IIP. Memantaskan diri agar dapat menggapai impiann impian saya. Sebuah tujuan, sebuah misi sangat perlu bagi saya dalam hal memantaskan diri ini. Dengan adanya goal, adanya misi, semoga hidup saya makin terarah. Apalagi misi yang diemban kali ini sangat sesuai dengan value keluarga yaitu rumah bintang. Yaitu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Membagi cahaya bagi kegelapan.

Di awali dari perenungan terhadap diri sendiri. Hal apa yang paling mengganggu di tahun lalu.Apa yang perlu diperbaiki agar menjadi lebih baik dan dapat menebar manfaat lebih banyak bagi lebih banyak orang.
Perenungan terhadap keluarga. Hal ini dilakukan bersama sama melalui forum keluarga. Apa yang selama ini sudah berjalan, apa yang belum. Dan apa yang harusnya dilakukan agar misi kita sebagai keluarga dapat berjalan bersama.
Pun demikian dengan komunitas. Perjalanan IIP Banyumas Raya yang belum setahun ini memang tidak semulus yang dibayangkan. Tapi justru disanalah banyak pelajaran berharga yang dapat diambil.

Impian impian itu telah ada dalam bayangan. Hanya saja untuk menuliskannya disini memang perlu membulatkan tekad serta keberanian tersendiri. Berbagai kehawatiran awalnya mendera saya untuk menuliskan impian perubahan saya di blog ini. Salah satu kekhawatiran itu adalah, khawatir apa yang saya impikan hanya sebatas wacana. Tidak jelas, dan terlalu jauh dari apa yang bisa saya perbuat. Bagi saya, impian itu tidak boleh hanya sebatas impian. Tapi perlu pula disusun langkah dan strategi agar impian itu dapat diwujudkan. Dan pagi ini  denagn mengucapkan bismillah, saya tulis resolusi changemaker family saya di tahun 2018.

Sebagai pribadi. Saya menyadari saya adalah ornag yang kacau, jauh dari kata disiplin dan konsisten. Banyak agenda yang numpuk disana sini, jadwal yang berantakan, dan akhirnya dikejar kejar deadline. Yang terkadang juga memicu sedikit konflik di keluarga.  Jangan sampai hal tersebut membuahkan pengabaian terhadap tugas utama saya sebagai istri dan ibu bagi anak anak.
Oleh karena itu, di tahun 2018 saya perlu mensiasati agar bisa lebih disiplin dan konsisten dalam membagi waktu serta jadwal jadwal yang dimiliki.
Yang kedua dan tak kalah penting adalah belajar mengatakan tidak pada hal hal yang menurut saya tidak penting, dan atau tidak sesuai dengan value keluarga. Tidak perlu selalu mengatakan iya pada semua amanah yang saya tidak bisa penuhi dan pertanggung jawabkan. Memilah amanah sesuai kuadran kepentingannya.
Dan yang ketiga yang perlu saya lakukan adalah belajar melakukan sesuatu sampai tuntas. Bagi seorang ideation memiliki banyak ide memang hal yang seharusnya. Tapi menuntaskan apa yang telah dimulai pun adalah suatu keharusan. Begitu banyak project project tahun lalu yang tidak dapat terselelsaikan karena fokus yang berganti serta waktu yang dirasa terlalu berkejaran. Tahun ini, saya akan memasukan project yang mangkrak tersebut agar dapat diselesaikan di tahun ini. Agar project tersebut dapat memberi manfaat seperti seharusnya.


Selanjutnya changemaker dalam keluarga. Tidak semua pasangan dipersatukan dalam kondisi yang ideal seperti bayangan. Setiap pasangan dan tiap keluarga memiliki tantangannya masing masing. Bagi kami, tantangan pertama adalah masalah komunikasi. Awalnya kami adalah pasangan yang senang bicara dengan bahasa kebatinan. masing masing kurang dapat menjelaskan maksud isi hatinya. Kami sama sama introvert. Hal ini yang menjadi tantangan pertma. Tahun 2018 kami ingin memperbaiki hal ini. Agar ketika ingin berbicara, kami tidak perlu lagi pake bahasa kebatinan dan berusaha menebak nebak perasaan masing masing.
Tantangan yang kedua adalah. Suami adalah tipikal suporter sejati. beliau mendukung apapun yang saya lakukan dlam hal pendidikan anak anak. Tapi beliau bukanlah pemain. Tidak berani ikut mengambil kebijakan strategis dan tidak mau ikut campur juga. Yang saya pahami, selain karena beliu percaya pada saya, hal ini disebabkan karena beliau kurang pede akan kemampuannya sebagai seorang ayah. Yang sejatinya telah memiliki fitrah sebagai ayah yang pasti secara natural akan dapat mendidik anak anaknya dan memimpin mereka menuju surga. Di tahun 2018 perubahan yang ingin saya lakukan adalah membangkitkan fitrah keayahan pada suami.

Selanjutnya bagaimana dengan komunitas? Sebagai leader, tentu saja saya memiliki tanggung jawab yang besar terhadap IIP Banyumas Raya. Semalam, kami di tim dapur berbicara hati ke hati, mencoba menemukan apa permasalahn terbesar dalam kota kami. Mencari akar masalah agar dapat ditemukan solusi.
Pertama kami selama ini hanya berjalan begitu saja tanpa punya tonggak dan pegangan. Visi dan misi kota. Mau dibawa kemana sih sebetulnya IIP Banyumas Raya ini ? Apakah hanya berjalan begitu saja, mengalir...
Atau memang ada misi khusus yang perlu kami selesaikan?
Apa manfaat yang akan kita bagi. Apakah hanya sebatas bagi member saja, atau bahkan bisa lebih luas bagi masyarakat sekitar?
Changemaker dalam komunitas di 2018 adalah bersama sama dengan tim merumuskan misi kota IIP Banyumas Raya, dan sama sama bekerja keras untuk melaksanakannya.

Semua hal perubahan itu hanya akan terjadi jika saya mau dan mampu memulainya dengan merubah diri sendiri.

" Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, kecuali kaum itu merubah nasibnya (Q.S Ar Ra'd : 11)

Karena berubah menuju arah yang lebih baik adalah hijrah dan bagian dari iabadah.

#changemakerfamily
#ibuprofesional6th











Posting Komentar

0 Komentar