Ibu Profesional

Profesional.....

Menurut KBBI profesional adalah pro·fe·si·o·nal /profésional/ a 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --; 3mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan amatir): pertandingan tinju --

Memerlukan kepandaian khusus untuk melakukannya.

Lalu bagaiamana dengan ibu porfesional? Bukankah artinya menjadi ibu yang pandai menjalankan peranny, memiliki keahlian khusus sebagai ibu.

Wow...

Lalu apa saja sih tugas ibu?
Tugas utama seorang ibu tentu saja mendidik anak.

Ah jadi ingin cerita...
Saya adalah salah satu wanita yang sydha seharusnya berbahagia, karena dikarunia seornag bayi mungil yang lucu di tahun pertama pernikahan kami.
Tapi yang terjadi tidak lah demikian. Saat itu karir saya sedang melejit. Hampir saja mencapai puncak. Tetapi karir itu mau tidka mau harus dilepas saat memasuki masa masa kehamilan.
Kehamilan yang berat memang. Makanan tidak bisa masuk, kesehatan badan tidak fit, lemah, stress, hingga terus menerus marah marah dna merasa tertekan.
Yah memang bukan kehamilan yang menyenagkan. Begitu pun saat setelah kelahiran. Usia yang masih sangat belia, informasi terbatas, krluarga yang kurang support, jauh dari teman, jauh dari suami, membuat ibu baru menjadi makin tertekan. Baby blues dalam tahun pertama. Banyak sekali kejadian2 yang membuat ibu baru jadi mudha stress. Ah jaman itu kan belum ada media sosial. Ketika kita pulang ke kampung, kita benar benar terisolasi dari dunia yang kita sukai
Jangankan bagiamana mendidik anak yang baik, menyelesaikan masalah pribadi pun tidak tuntas juga.
Bagi saya pribadi, sorang yang relating, yang harus selalu berada di tengah2 ornag banyak. Menjadi ibu rumah tangga itu menyesakkan.
Saya selalu berpindah pindha kota mengikuti pekerjaan suami. Artinya tidak mudha memilki teman dan tetangga. Lagi pula saya memang bukan tipe ornag yang suka lama lama berhaha hihi bersama tetangga.
Menjadi ibu rumah tangga tidklah mudha bagi saya. Karena artinya saya harus sendiri, di rumah, tanpa tau apa yang harus dilakukan.
Apalagi ketika anak mulai masuk sekolah. Pergi pagi pulang sore. Begtu pun dengan suami. Lalu di rumah nhapain?
Ada semacam ruang kosong di dalam diri kala itu.
Tidak bisa mengaktualisasikan diri sebagai diri.
Lalu masa media sosial itu pun hadir. Mulai mebgenal gadget dan segala kemudahannya. Darj situ pun saya mulai mengenal komunitas dan grup bagi berbagai macam hobi, kepentingan, gaya hidup, juga passion.
Dan dari sana pun saya mulai mengenal Institut Ibu Profesional.
Dan masa masa kegelapan itu sedikit demi sedikit mulai terangkat. Digantikan sinar terang yg makin hari makin membahana...

Kini, saya makin sadar menjadi ibu memang harus profesional. Harus sungguh sungguh. Kenapa?

Sadarkahh kita bahwa peradaban di masa yang akan datang ada di tangan kita? Ibu ibu ? Dari rumah kita swnsiri?
Mengapa ibu?
Karena di tangan ibulah pendidikan anak sehari hari dilakukan.
Coba bayangkan. Jika seorang ibu lalai mendidik anak anak nya. Secara tidka sengaja membiarkan anak nya terlibat LGBT, narkoba, fitrah yang menyimpang, misalnya. Maka dia nelahirkan satu anak dengan masa depan yang suram. Satu anak, dari satu ibu. Bagaimana jika sepukuh ibu melakukan hal yang sama? Bagaiamana jika seratus? Seribu? Satu juta ibu?
Masa deoan swpwrti apa yang akan terjadi pada anak anak tersebut? Lalu bagaimana dengan bangsa dan negara ini? Siapa yang akan memeegangnya ? Siapa yg akan mengurusnya ?

Itulah mengapa ibu perlu menemani, mendidik dan membersamai tumbuh kembang anak secara profesional. Sungguh sungguh. Otomatis perlu banyak ketermapilan, pemahaman, dan keberanian untuk menjadi seorang ibu.

Sesungguhnya fitrah mendidik anak telah Allah titipkan pada setiap ibu. Hanya saja perkembangan jaman, lingkungan, dan ketidsk percayaan diri banyak menggerus fitrah tersebut hingga membuat ibu kebanyakan kehilangan fitrah tsb.

Jadi, memang sekolah menjadi ibu itu penting. Agar ibu ibu bisa menjadi lebih percaya diri menumbuhkan kembali fitrah keibuannya. Berkumpul bersama sama teman seperjuangan akan menambah wawasan, berbagi ilmu dan ketermapilan hingga dapat menjadi ibu profesional kebanggan keluarga.

Demi apa, demi siapa? Demi keluarga. Demi masa depan negeri dna bangasa ini.

Mendidik ibu, menyelamatkan generasi bangsa

Posting Komentar

0 Komentar