Menikah

Bahwa cinta itu berkembang

Bahwa cinta itu bukan hanya perkara syahwat.
Bukann hanya karena wajah, harta, tahta.

Cinta itu diukur saat kita sama sama bukan siapa siapa.
Saat aku menyusahkanmu, saat aku harus bergantung padamu...
Saat dia hanya gumpalan daging belaka. Saat dia dirundung duka nestapa
Apakah aku masih akan ada disisimu
Apakah kamu masih akan memelukku

Cinta itu sesungguhnya saat kita mencintai hanya karena Allah semata.
Saat kasih sayang berlimpah hanya agar kita diridhai Allah SWT


Tidak sedikit dari kita yang menikah yg katanya bukan karena cinta. Dan atau malah rasa itu sudah hilang sesaat setelah pernikahan.  Tidak pernah berdebar2 saat melihat pasangan. Rasa kesal, jengkel, curiga, atau berbagai macam lagi ketidak puasan pada pasangan.
Berbagai macam alasan penyebabnya. Bisa karena alasan2 pribadi, atau pasangan. Dan atau malah karena ada seseorang disana yang lebih segalanya dari pasangan kita.
Lebih rupawan, lebih berharta, lebih pengertian, perhatian, lebih sholeh, atau lebih2 lainnya. Dialah pasangan ideal menurut hati kita.
Sementara yang disamping kita itu, yang tiap hari mengorbankan jiwa nya, raganya, membanting tulang mencari nafkah agar kita bisa makan enak, agar kita berpakaian layak, yang berjuang demi masa depan kita. Kita lupakan. Kita lecehkan karena tidak sesuai harapan...

Ah...
Padahal bukankah Allah telah memberikan yang terbaik bagi kita.

Terasa begitu menyebalkan dan tiada apa apanya hanya karena kita fokus pada lemahnya, fokus pada gelapnya.

Mengapa tidak sekali kali kita memfokuskan diri pada hebatnya?
Pada kelebihannya?
Bahwa dia adalah ornag yang hebat sesungguhnya. Makhluk Allah dengan keindahannya. Dengan kekuatan spesifiknya.
Akan menjadi sangat indah jika kita fokus pada cahayanya. Bukan gelapnya

Bukankah mawarpun akan terlihat menyeramkan jika kita hanya melihat durinya semata?

Semoag kita menjadi pasangan yang saling memahami dna menyayangi

Posting Komentar

0 Komentar