Khadijah binti Khuwailid Sang Pemimpin Kaum Wanita Seluruh Alam

Hari ini pada akhirnya aku membuka sebuah sampul buku baru. Salah satu buku dari paket buku  Ummul Quro. Buku-buku ini sebetulnya telah lama kumiliki. sejak dua tahun yang lalu. Sebelumnya, baru buku tentang Panglima perang penakluk dunia dan Sahabat yang dijamin surga. Itu pun belum rampung dibaca. Masih beberapa buku dengan sampul plastik disana. Salah satunya adalah Biografi 35 Shahabiyah Nabi. 

Sebelumnya memang aku tidak terlalu tertarik dengan buku yang satu ini. Tapi siang ini, Allah menggerakkan hatiku untuk membongkar paket buku ini di gudang, menemukan bukunya dan kemudian membacanya.  

Buku ini ditulis oleh seorang ulama dari Mesir. Beliau adalah Mahmud Al-Mishri. Seorang yang berasal dari Kairo, Mesir. Lulus sarjana dari fakultas Pekerjaan Sosial (sosiatri), Universitas Helwan, Mesir. Belajar ilmu syar'i kepada ulama Mesir kemudian melanjutkan belajar Ushuluddin dan dakwah Islamiyyah secara tallaqi kepada ulama di Arab Saudi. Dan berhasil meraih ijazah ilmiyah di bidang kajian kitab-kitab Hadits Al-Kutub As-Sittah dan semua disiplin ilmu syar'i dari Dr. Muhammad Al Muqaddim (Alexandria). 

Buku ini mengisahkan tentang kisah Shahabiyah Nabi. Di urutan pertama mengisahkan tentang Khadijah binti Khuwailid. Seorang pemimpin kaum wanita seluruh alam. Dikisahkan dengan begitu menawan. Bagaimana beliau menemani Rasullah. Dari awal pernikahan, menemani saat awal kenabian, hingga akhir hayatnya. 

Tak terasa ada getaran-getaran dalam hati ketika membaca kisah beliau. Air mata menggenang di pelupuk mata. Begitu luar biasa kisah kehidupannya. 

Beliau seorang wanita yang mulia. 

Khadijah adalah seorang wanita dengan idealisme tinggi, emosi menggelora, berwawasan luas, diciptakan dengan kecenderungan taat beragama, bersih dan suci. Sehingga beliau dikenal sebagai  Ath-Thahirah (wanita suci) diantara para sebaya dan kaum wanita Quraisy. Sifat-sifat ini membuatnya berada di awan perlombaan menuju segala keluhuran.

Beliau adalah seorang saudagar kaya raya. Seorang wanita dari kalangan terhormat. Kalo di zaman sekarang mungkin bisa diibaratkan beliau adalah seorang pengusaha wanita yang sukses. Hartanya banyak dan berlimpah. Beliau terbiasa membayar para pria untuk menjalankan bisnis perdagangan nya. 

Selain kaya raya dan sukses dalam bidang perdagangan, beliau pun adalah seorang yang cerdas serta bijaksana. Suatu hari, beliau bermimpi ada matahari yang singgah ke dalam rumahnya. di zaman itu, mimpi dipercaya menjadi suatu petunjuk dari Allah. Maka dari itu, pagi sekali beliau pergi ke rumah Waraqah bin Naufal salah seorang sepupunya. Waraqah menafsirkan mimpinya sebagai sebuah anugerah. 

" Bergembiralah wahai saudara sepupuku! Jika Allah membenarkan mimpimu, cahaya nubuah akan masuk ke dalam rumahmu, dan dari sana cahaya penutup para nabi akan memancar." begitu penjelasan Waraqah. 

Sejak saat itu, Khadijah menjalani hidup di atas harapan dan aroma wangi mimpi yang ia alami. Setiap kali ada pemimpin Quraisy yang datang untuk meminangnya, ia akan selalu mengukur lelaki itu dengan mimpi yang ia alami dan penfasira yang ia dengar dari saudara sepupunya Waraqah bin Naufal. 

Dari situ terlihat bahwa beliau adalah seorang yang cerdas dan bijaksana. Juga mampu menahan diri. Tidak sedikit sebetulnya para petinggi yang datang meminangnya. Tapi beliau begitu hati-hati dalam memilih. Tidak mudah tergiur dengan kedudukan. Begitu hati-hati dalam memutuskan. 

Lalu bagaimana kisahnya sehingga beliau bisa bertemu Muhammad bin Abdullah? Kita lanjutkan besok ya, kisahnya.