Project Ghazy di Awal HS

Tahun ajaran ini Ghazy (14 tahun) resmi resign dari sekolah formal. Dia sendiri yang memutuskan untuk home schooling. Itu artinya akan banyak project project yang dilakukan di rumah. Rancangan rancangan project dibuat. Baik yang jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka panjang. Mulai dari olahraga, project yang berhubungan dengan menggali bakat, magang, belajar berwirausaha, dan project project kecil lainnya.

Tapi yang mau saya ceritakan disini adalah sebuah project yang lain. Project yang bisa dibilang agak besar untuk ukuran kami sekeluarga. Awalnya adalah dari obrolan obrolan santai beberapa teman yang sedang asyik belajar tentang Fitrah Based Education. Kami sama sama belajar membedah FBE dan mencoba mendiskusikan bagaimana sebetulnya praktek penerapan FBE itu sendiri. Beberapa kali diskusi kami menemui jalan buntu.

Untuk itu, saya segera berkonsultasi dengan ust. Harry untuk menemukan jawabannya. Alhamdulillah ustadz Harry adalah seorang guru yang rendah hati. Beliau selalu bersedia membantu memberi ilmunya. Hingga kemudian teman teman di grup berharap agar ustadz Harry bersedia datang ke Purwokerto membagikan ilmu. Dan Alhamdulillah hal ini disambut baik oleh ustadz yang bersedia hadir kembali ke Purwokerto. Tentu saja ini jadi hal yang sangat membahagiakan bagi kami.

Tapi kemudian ada sedikit problem. Teman teman di grup banyak yang tinggal di luar kota. Yang di dalam kota dan sedang santai pun hanya beberapa saja. Sedangkan kami perlu kepanitiaan untuk menggelar acara ini. Saat hal ini saya bicarakan pada keluarga, suami dan Ghazy siap untuk membantu dan terlibat dalam kepanitiaan. Alhamdulillah. Lalu dibuatlah kepanitiaan kecil. Saya bertindak sebagai koordinator. Papa yang sedang berada diluar kota akan pulang saat hari H dan membantu teknis pelaksanaan. Ghazy siap ditempatkan di bagian pendaftaran. Seorang sahabat kemudian bersedia membantu dalam menyediakan mainan anak anak untuk kids corner. Dan seorang sahabat lain, seorang anak muda bersedia menjadi MC. Alhamdulillah.

Persiapan hanya memiliki waktu 2 pekan saja. Kami perlu bergegas. Segeralah dibuat flyer dan Broadcast event. Dibagikan di media sosial dan grup pasar. Acara kali ini tidak berlangsung akhir pekan seperti biasa, tapi justru hari Rabu karena akhir pekan ustadz telah full booked.

Tapi alhamdulillah, peserta yang mendaftar mencukupi target. Selanjutnya saya mengajak Ghazy menghubungi tempat acara memilih dan membooking ruangan yang akan dipakai. Lalu kami ke hotel, membooking kamar yang akan digunakan ustadz menginap.

Hari yang dinantikan akhirnya datang juga. Ustadz dijemput oleh papa dan mas Ari ke stasiun. Diam diam ini menjadi momen belajar bagi para ayah. Belajar langsung dari sumbernya. Mengingat para ayah agak susah kalo diajak belajar formal duduk di event seminar.

Hehehe... Sedangkan di rumah Ghazy telah siap membuat salinan daftar peserta yang akan digunakan besok. Dia juga yang menyiapkan segala kebutuhan pendaftaran. Bagi Ghazy, momen ini adalah saat yang tepat baginya banyak belajar tentang penyelenggaraan sebuah event seminar. Dia banyak belajar tentang teknik penyelenggaraan, bagaimana menemui berbagai pihak terkait, melobi, mencari partner, dan melaksanakan event dengan segala sumber daya yang dimiliki, walau banyak keterbatasan. Hal ini tentu lebih


Posting Komentar

0 Komentar