Ibu Pembelajar (sebuah cerpen) bagian 1

“Raise your cildren, raise yourself. Mendidik anak, mendidik diri sendiri.”
(pepatah parenting)


Di luar gerimis masih turun pelan-pelan. Cuaca terasa segar dan menyenangkan. Entah bagaimana, tapi gerimis adalah endorfin buat jiwaku. Ada gelora yang membawaku selalu bersemangat setiap kali gerimis menyapa. Entah pengalaman apa sebelumnya sehingga aku selalu mencintai butiran air jatuh ke bumi secara perlahan itu. Aroma cappuchino hangat membangkitkan segala ide dan kreatifitas. Secangkir pun cukup sebagai  penambah energi bagi otak kanan yang telah siap berkelana menghadapi tantangan.
    Menjelang sore, anak-anak baru saja terlelap dengan tidur siang mereka setelah dari pagi bermain bersama. Buatku ini artinya sebuah kesempatan bercengkrama dengan handphone dan laptop.  Kunyalakan keduanya sekaligus. Ada beberapa hal yang ingin kulakukan dengan keduanya siang ini. Aku memiliki beberapa jam sampai waktu Ashar tiba. 
    Tring, tring, tring. Notifikasi berbunyi berulang-ulang tanda banyaknya pesan yang masuk. Seharian smartphone putih ini sengaja kumatikan karena tak ingin suara notifikasinya mengganggu keasyikan kami tadi bermain. Ku tengok satu persatu pesan yang masuk. Pesan-pesan grup dan beberapa pesan pribadi. Kusempatkan membalas satu persatu pesan yang penting. Sementara pesan grup yang kurang begitu penting atau sudah terlalu banyak chat aku lewatkan terlebih dahulu. Siang ini aku harus menyelesaikan satu tugas membuat poster untuk sebuah diskusi whattsapp di grup belajar parenting yang kuikuti. 
    Segera kubuka aplikasi canva. Aplikasi ini menjadi andalan bagiku ketika harus membuat poster, badges, sertifikat, atau kebutuhan-kebutuhan lain yang memerlukan gambar. Penggunaannya cukup mudah dan telah banyak  template yang siap digunakan. Tinggal ganti kalimat dan modifikasi gambar sedikit sesuai dengan kebutuhan. Sangat sederhana. Tidak memerlukan keahlian khusus untuk menggunakannya. Hanya butuh waktu beberapa menit untuk membuat poster yang diinginkan. 
Kemudian aku mengalihkan pandanganku pada laptop di atas meja. Ada sebuah tulisan yang perlu diselesaikan. Sebuah tantangan membuat cerpen di grup menulis. Ketika tiba-tiba “tring..tring..” suara notifikasi lain dari smartphone. Rupanya ada email masuk. Sebuah email pemberitahuan ada tugas baru di goggle classroom. Buru-buru kubuka aplikasi yang dimaksud. Penasaran dengan tugas baru di kelas. 
    Rupanya tugas yang muncul adalah tugas membuat jurnal tentang kemandirian anak. Disebutkan bahwa perlu menyertakan juga minimal tiga referensi dan sumber bacaan yang berkaitan. Wah tugas menarik nih. Artinya aku perlu mencari setidaknya tiga buku tentang kemandirian anak. Buku apa ya? Sempat bimbang dan bingung sampai kemudian aku berseluncur di alam maya. Mencari referensi buku buku yang dimaksud. Di dapatilah beberapa buku yang menarik. Sayang, buku buku tersebut belum satu pun yang kumiliki. Aku pun memutuskan untuk kembali fokus pada tulisan yang harus dikerjakan. Dan menunda tugas kelas untuk dikerjakan lain kali.

Posting Komentar

0 Komentar