Doa Saat Putus Asa

 


Saat ini saya akan mencoba membuat rangkuman dari sebuah bab dalam buku Revive your heart karya ustadz Nouman Ali Khan. Bab pertama yang judulnya Doa saat putus asa.


Dalam bab ini dibahas sebuah doa yang dipanjatkan nabi Musa as. Saat itu nabi Musa dalam dalam keadaan terdesak. Dia baru saja membunuh seorang Mesir walau dalam keadaan tidak sengaja. Dan dia sedang diburu oleh para tentara. ia kemudian berlari dari Mesir dan tiba di Madyan.
Saat itu dia tiba di sebuah gurun pasir di Madyan. Sampailah ia di sebuah perairan. Di mana orang orang sedang berebut memberi minum ternak ternak mereka. Dan di ujung lain, terdapat dua wanita yang menahan ternak ternak mereka agar tidak ikut minum. Saat Musa menanyakan mengapa kedua wanita itu tidak ikut mengantri, Wanita wanita tersebut menjelaskan bahwa mereka tidak bisa ikut mengantri agar tidak diganggu oleh para peternak lain. Dan bahwa ayah mereka sudah terlalu tua hingga tidak bisa membantu membawa ternak ternak itu minum. Singkat cerita, Musa membawa ternak ternak kedua wanita tadi untuk ikut serta minum di perairan tadi. Hingga semua ternak kenyang. Setelah itu, Musa mencari sebuah pohon dan berteduh di bawahnya sembari meluruskan badan dan berbaring. Pada saat dia membantu para wanita itu,  sama sekali tidak mengharapkan apapun dari mereka. Dia hanya membantu karena hatinya. Ketika dia selesai, maka dia kembali lagi pada Allah dan memohon pertolongan Nya.
Saat itulah, dalam keadaan lemah, lapar, buron, dan tak tau arah Musa memanjatkan doa pada Allah. Sebuah doa yang luar biasa yang diabadikan dalam Quran karena keistimewaannya.

Doa itu berbunyi :
Rabbi inni lima anzalta ilayya min khairin faqir
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan (makanan) yanng Engkau turunkan padaku." (QS Al Qashas[28] : 24)
Tuhan, sesuatu yang Engkau kirimkan kepadaku-ini dalam waktu yang lampau, aku tidak katakan apa yang tengah engkau kirimkan padaku tapi apapun yang Engkau ‘kirimkan’: anzalta. Apapun yang suudah engkau turunkan, aku sangat memerlukannya, itulah yang ia peroleh saat ini. Ia tidak punya rumah, baju, makanan, atau apapun. Namun toh inilah yang selama ini dia cari. “ ya Allah, aku amat bersyukur atas semua ini, aku benar benar memerlukannya.” Dengan kata lain, sebelum  meminta hal lebih, dia berkonsentrasi pada apa yang telah diberikan Allah padanya.

Padahal jika kita lihat dari kacamata kita, nabi Musa dalam keadaan buron, lapar, tak punya tempat tinggal, tak punya baju, dan tak ada air minum. Dan bisa saja dia mati karena dehidrasi. Tapi nyatanya toh dia berhasil mencapai ke perairan itu, bisa minum dan dia masih diberikan kesempatan untuk berbuat baik menolong wanita tadi. Itu sudah sangat membuatnya bersyukur. Bukannya memikirkan apa yang belum dia miliki, dia mensyukuri apa yang telah didapatkannya. “ ya Allah, aku sungguh membutuhkannya, terima kasih ! Aku sunguh membutuhkannya, aku sangat putus asa, aku akan mati tanpa pertolongan Mu”- Rabbi ini lima anzalta illayya min khairin faqir.
Subhanallah... sebuah perbuatan yang sangat istimewa.

Ada makna lain dari doa ini yang begitu indah. Saat itu Musa baru saja melakukan sebuah kesalahan, sebuah kesalahan yang amat besar, sebuah pembunuhan. Sebuah kesalahan yang pasti akan terus menghantuinya dan merasa terus menerus bersalah. Lalu kemudian di gurun pasir, dia menemukan wanita wanita yang kemudian bisa dia tolong dengan tangannya. Hal inilah yang dia syukuri. Menjadi sebuah kehormatan baginya, saat dia dalam keadaan bersalah kemudian masih diberi kesempatan untuk berbuat baik. Karena dalam Din kita, saat kita misalnya memberi sedekah pada peminta minta, maka bukan peminta minta itu yang kita tolong, tapi kitalah yang diberi pertolongan oleh mereka. Kelak mereka akan bersaksi di hari akhir atas pertolongan kita. Itulah mengapa Musa merasa sangat bersyukur. Dan inilah makna lain dari doa tadi.

Dan dalam penggalan terakhir doa ini pun amat menariknya. Saat itu, keadaan Musa dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Kelaparan, tidak punya baju, tidak ada rumah, tidak punya pekerjaan, dan dihadapkan pada sebuah masalah yang sangat besar. Tapi, jika kita telaah musa tidak berdoa dan meminta makanan, baju, pekerjaan, rumah atau agar masalahnya diselesaikan. Sesungguhnya, saat dia mengatakan bahwa apapun yang Engkau berikan aku sangat membutuhkannya, merupakan sebuah permintaan yang tersirat.

Orang beriman akan sangat menyadari bahwa apapun yang Allah berikan, makanan apapun yang tersedia di meja, apapun pekerjaan atau usaha yang kita jalani, adalah yang terbaik buat kita. Kita tidak boleh rewel dan pilih pilih akan karunia Allah. Apapun yang kita terima, maka itulah yang terbaik buat kita. Apapun yang Engkau berikan, maka itulah yang sangat aku butuhkan.

Bahkan dalam doa itupun Musa menyebutkan keadaan dirinya sebagai seorang faqir. Seorang yang betul betul dalam keadaan tak berdaya. Tak punya apa apa. Jadi apapun yang Allah berikan, maka itu akan sangat aku butuhkan. “ Ya Allah apapun yang Engkau turunkan padaku, karena aku faqir, aku tak mampu bangkit dan mengambilnya sendiri. Kaulah yang membawakannya padaku.” Subhanallah inilah kesadaran Musa alaihi salam

Dalam ayat berikutnya disebutkan
“kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari perempuan itu dan mengatakan “sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi belasan sebagai imbalan atas (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami.” (Q.S Al Qashas :25)

Apakah saat itu Musa meminta uang, meminta makanan, meminta pekerjaan, atau meminta imbalan atas apa yang dilakukannya? Tidak. Setelah melakukan kebaikan itu dia kemudian hanya berpaling pada Allah saja. Dan itulah hukum Al-quran. Hukum alam dapat disiasati jika Allah berkehendak. Hukum Al Quran tidak bisa. Hukum doa tidak bisa diubah. Inilah saat kita mensyukuri pemberian Allah, Allah akan menjaga kita.

Luar biasanya kekuatan sebuah doa. Nabi Musa dalam keadaan tidak punya apa apa, tidak punya makanan, tidak punya baju, tidak ada rumah, tidak ada pekerjaan, tidak ada beking atau teman, bahkan sedang masalah yang besar. Tapi kemudian saat dia mensyukuri apapun pemberian Allah, saat itulah Allah melipat gandakan nikmat Nya. Allah melindunginya. Bahkan kemudian dia ditawari pekerjaan selama sepuluh tahun, dengan imbalan menikahi salah seorang putri lelaki tua itu. Kini dia memiliki pekerjaan, rumah, istri yang cantik, dan juga status kependudukan. Begitu luar biasanya kekuatan sebuah doa. Sebuah kekuatan dari rasa syukur pada Allah SWT.

Disarikan oleh Rima Melanie P dari buku Revive your heart karya NAK


Posting Komentar

0 Komentar