Mengunjungi Keraton

Hari ini masih di Jogjakarta. Masih di hotel yang sama. Beberpa hari terakhir ini memnag serang diserang malas yang luar biasa. Beberapa permasalahan yang menumpuk menambah kusut kepala hingga malas bergerak.
Tapi tantangan kreatifitas kali ini membuat cerita yang berbeda. Saya jadi terdorong untuk melakukan sesuatu hal yang berbeda.
Biasanya jika pak suami bekerja, saya dan Fawwaz hanya tiduran saja di hotel, sekedar bermain di dlaam, membaca buku, atau menonton youtobe. Sambil menunggu pak suami pulang dna mengajak jalan jalan.
Tapi hari ini saya ingin berbeda. Hari ini saya akan mengajak Fawwaz ke tempat yang berbeda dari biasa. Dengan cara yang berbeda pula. Fawwaz seperti biasa meminta pergi ke taman pintar tempat favoritnya. Itu pun masuk dalam agenda kami hari ini. Tapi saya berjanji dengan cara yang berbeda.
Selepas dhuhur, kami pergi ke keraton Jogja yang menjadi tujuan pertama. Berkali kali kami ke jogja, tapi belum pernah menjejakkan kaki ke dlama keraton. Karena itu hari ini saya mengajak Fawwaz masuk ke dalam. Berharap ada pertunjukkan gamelan atau wayang disana. Belakangan saya baru tau kalo pertunjukkan wayang hanya berlangsung hari sabtu pagi untuk wayang kulit dan ahad untuk pertunjukkan wayang orang. Sednagkan gamelan hanya dipertunjukkan pagi sebelum dhuhur.
Tapi walau begitu, perjalanan hari ini tidaklah sia sia. Banyak hal yang menarik di dalam keraton. Termasuk juga peninggalan2 lama dari sultan terdahulu. Bedug dan kenthongan raksasa, wayang, dan peralatan gamelan yg berada di beberapa tempat cukup menarik perhatian Fawwaz. Satu jam kami habiskan untuk berputar putar di dalam keraton. Masuk ke dalamnya seperti masuk dalam lorong waktu, mwnuju ke alam yang berbeda. Yang pasti keramahan para abdi dalem, angin sepoi sepoi,  membuat nyaman dan suasana menjadi adem. Khas jogja.
Keluar dari keraton kami disambut tukang becak yang menawarkan jasanya. Tadinya kami ingin memakai jasa gojek agar murah meriah. Tapi kemudian saya memutuskan hal berbeda dengan memilih abang becak. Walaupun harganya lebih mahal, tapi saya yakin akan ada petualangan seru yang berbeda disana.
Becak di Jogjakarta ukurannya lebih besar dari becak pada umumnya. Fawwaz terlihat sangat tertarik saat menaikinya. Di perjalanan abang becak menawari ke tempat oleh oleh bakpia, dan batik. Tapi saya tolak karena memang blm ada planning utk membeli oleh oleh. Tapi kemudian saya meminta diantar ke tenpat kaos oblong. Abang becak mengantarkan kami ke sebuah toko oblong dengan harga yg relatif lebih murah, dengan pilihan yg beragam.
Petualangan seru selama naik becak. Berbeda dengan naik ojek yg kami akan jarang dapat berkomunikasi, naik becak berbeda. Kami bisa mengobrol tentang beberapa tempat yang kami lewati. Angin sepoi sepoi menantang panas yang mendera.
Sampai di taman pintar, sepetti biasa Fawwaz main di paud tempat favoritnya.
Yang pasti, sedikit perbedaan yang kami lakukan hari ini menambah bonding, manambah pengetahuan, dan juga ilmu buat kami.

Bagaimana dengan besok?
Kita nantikan apa yang akan kami lakukan besok...

Posting Komentar

0 Komentar