Insight Materi Domain B : Manusia dari Lahir Hingga Kubur



Bahwa manusia hidup memiliki jalan nya, memiliki siklus dan perkembangan yang sudah ada pakem nya. Berusaha memahami tentang materi di domain B ini. Bahwa perkembangan manusia di design sedemikian rupa. Mengalami perubahan, mengalami perkembangan. 

Dulu, waktu belajar Biologi di SD. Belajar tentang siklus hidup hewan. Kemudian berkenalan dengan metamorfosis. Sebagai sebuah daur perkembangan hidup yang sempurna. Begitu kata pelajaran. Saat itu sempat terlintas di dalam pikiran. Mengapa kupu-kupu yang memiliki daur siklus perkembangan yang sempurna? Mengapa tidak dengan manusia? Manusia sebagai makhluk yang sempurna, mengapa justru tidak memiliki siklus daur hidup yang sempurna seperti kupu-kupu? Sedikit bertanya-tanya yang kemudian hilang sudah pertanyaan itu ditelan bumi. Tidak berani ditanyakan kembali, karena pasti akan kembali di bully. 

Tapi Kemudian jawaban dari pertanyaan itu hadir saat ini. Sekarang, saat mengikuti kuliah Psikologi Islami bersama ust Aad. 

Bagaimana kemudian ustadz menjelaskan bagaimana sebetulnya alur perkembangan kehidupan manusia dari lahir hingga liang kubur. Saya menganalogikannya dengan metamorfosis kupu-kupu. Sebuah daur hidup yang sudah dirancang sedemikian rupa, dengan begitu sempurna. Bukan hanya berhubungan dengan perkembangan fisik semata, tapi juga mempertimbangkan seluruh aspek di dalamnya. Temasuk juga perkembangan psikologis dari makhluk yang bernama manusia. 

Begitu sempurna. Bahkan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Maha Besar Allah dengan segala kekuasaan Nya. Dapat mengatur semua begitu sempurna. 

Dan sudah seharusnya, manusia mengikuti alur tersebut dengan sesuai fitrahnya. Tidak tergsa-gesa, tapi juga tidak boleh abai. Harus tepat pada waktunya.

Saya ingat tentang cerita kepompong yang dibantu untuk keluar dari selimutnya. Dibantu digunting kepompongnya. Tapi justru yang terjadi adalah kupu-kupu tersebut malah gagal terbang. Karena tidak memiliki kemampuan mengepakkan sayapnya. Sayap nya lemah tak berdaya. 

Bukankah seperti itu pula kehidupan manusia. 

Ketika seorang anak ditekan berkembang sebelum waktunya. Terlihat seperti cepat berdaya, berprestasi, tapi kemudian hampa. Tidak bertahan lama. Seperti buah yang cepat busuk.

Atau seperti yang terjadi di keluarga dekat saya sendiri. Seorang anak yang dimanjakan, selalu dibantu oleh orang tua dan sekitarnya. Tidak boleh mengalami kegagalan dan kekalahan. Hidup yang selalu mudah. Padahal seorang lelaki. Yang kemudian mengantarkannya pada pahitnya kehidupan nyata. Menjadi seorang lelaki lemah. Tak memiliki kemampuan dalam menjalani kehidupannya. Selalu memaksa orang untuk membantu kehidupannya. Menjadi beban bagi orang sekitar. Audzubillah min dzalik.

Ya, begitulah hidup. 

Harus tepat pada saatnya. Tidak boleh tergesa, tapi tidak boleh juga mengabaikannya.

Materi Domain B ini membuat saya banyak-banyak memanjatkan syukur pada Allah SWT yang selalu membimbing saya pada sebuah kurikulum kehidupan yang sesuai dengan yang bagaimana seharusnya. 

Ketika dibawah usia 7, saya mengalami kehidupan yang indah dan penuh kemanjaan. Hingga nenek meninggal, saya ikut bersama ua. Hidup berubah drastis. Sampai usia 10, hidup bagai dipenjara. Serba tidak enak, serba tertekan. Lepas usia itu saya kembali ke pelukan keluarga besar di Bandung. Hidup tidak berubah menjadi enak. Tantangan yang datang kali ini datang dengan bentuk berbeda. Siklus hidup terus berjalan. Beragam tantangan datang, beragam pembelajaran kehidupan pun mendidik diri menjadi sosok yang lebih baik. Betapa baik nya Allah yang melimpahkan semua ini. 

Kini usia ku menginjak 40. Sebuah bab kehidupan baru telah hadir di depan mata. Tepat di saat saya kemudian mendapatkan semua ilmu ini. Allah sedang mengingatkan saya. Tentang hakikat kehidupan, tentang waktu, dan kebermanfaatan. Summit reaching sebentar lagi di depan mata. Waktu nya berkarya. Saatnya mengaktualisasikan diri dengan karya nyata. Menjadi insan kamil. Seperti buah mangga yang matang di pohon.  Insyaallah. Semoga Allah selalu bimbing langkah ini. Aamiin ya Rabbal alaamiin...



Posting Komentar

0 Komentar