Talents Mapping Bagi Wanita dan Keluarga

 

Talents Mapping bagi Wanita dan Keluarga

By Rima Melanie P

Foto dari pixabay

BAB 1 PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Wanita yang sudah menikah memiliki peran sebagai istri, ibu dan dirinya sendiri. Sebagai seorang istri dia memiliki tugas dan tanggung jawab mengabdi kepada suami. Dengan segala kewajiban yang harus diselesaikannya. Sebagai seorang ibu, ketika dia sudah memiliki anak, wanita mempunyai kewajiban untuk mendidik, mengasuh, dan membesarkan anak menjadi seorang anak yang sukses, anak yang pintar, sholeh/ah. Sedangkan wanita pun tak bisa lepas dengan tanggung jawabnya terhadap dirinya sendiri. Sebagai seorang manusia. Sangat wajar wanita sebagai dirinya sendiri memiliki impian, cita-cita, segudang prestasi dan harapan yang ingin dia ukir sendiri.Apalagi kini zaman telah berubah. Akses wanita untuk meraih pendidikan tertinggi telah terbuka lebar. Begitu juga untuk aktualisasi diri dan karier, gender tak lagi menjadi penghalang. 

Menjadi wanita bekerja di ranah publik maupun menjadi wanita bekerja di ranah domestik adalah pilihan bagi setiap wanita. Semua pilihan itu baik tergantung situasi dan keadaan masing-masing wanita. Hanya saja, bagi wanita yang bekerja di ranah domestik tingkat stress yang dimiliki menjadi lebih tinggi dibandingkan ibu yang bekerja di ranah publik. 

Berdasarkan penelitian Gallup, ibu rumah tangga tidak sebahagia ibu bekerja di ranah publik. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ibu rumah tangga mengalami emosi negatif seperti khawatir, sedih, marah, stress, dan depresi. Dengan mengamati 60.799 wanita secara acak, penelitian menunjukkan bahwa 41% dari ibu bekerja di ranah domestik mengalami kecemasan, sementara hanya 34% ibu bekerja di ranah publik yang mengalami hal serupa. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari hingga April 2012.

Para ibu memiliki dilema dengan peran yang mereka mainkan. Di satu sisi ingin mendidik anak-anaknya dengan baik, dengan tangan sendiri, tapi disisi lain ingin tetap berkarya dan membantu perekonomian keluarga. (Kartono,2007)

Ibu yang bekerja di ranah domestik kerap dihinggapi perasaan bosan akan rutinitas yang itu-itu saja secara berulang-ulang, sehingga menimbulkan titik jenuh. Saat ibu ditinggal oleh anggota keluarga lainnya untuk beraktivitas diluar rumah, membuat ibu merasa kesepian.  Dan stress pun dipicu oleh banyak hal, seperti masalah hubungan suami istri, hubungan ibu-anak yang kurang harmonis, masalah finansial, hubungan dengan tetangga, permasalahan dengan mertua, saudara, dan lain sebagainya. (Sundari,2007)

Akibat stress tak jarang menimbulkan somatic seperti sariawan, sakit kepala, psikologis dan somatic. Stress yang akut dapat menimbulkan penyakit depresi, dan kecemasan. Sedangkan stress yang kronik akan menimbulkan gangguan jiwa berat (Schizophrenia). Dan pendidikan serta status sosial yang lebih rendah akan menimbulkan stress yang lebih banyak.

TUJUAN

Mengingat hal tadi diatas, saya memiliki sebuah mimpi untuk memberikan  alternatif bagi ibu terutama yang bekerja di ranah domestik juga ranah publik untuk dapat mengaktualisasikan dirinya, sesuai dengan potensi yang dimilikinya guna mengurangi tingkat stress dan kejenuhan seperti yang disampaikan di atas. Karena ibu yang bahagia dan terlepas dari tekanan akan berpengaruh baik pada keluarga terutama pada pendidikan anak-anak. Yang secara tidak langsung akan berpengaruh juga pada masa depan mereka, yang artinya akan berpengaruh juga pada masa depan bangsa dan negara. Berpengaruh pada peradaban dunia. Jadi, mengurangi tingkat stress pada ibu, artinya pun memperbaiki masa depan dan peradaban bangsa.



BAB 2 ISI

  1. Dasar Pemikiran

Manusia pada hakikatnya mempunyai tujuan hidup untuk mengembangkan dirinya. Menurut Rogers (dalam Olson dan Halgerhan,2013) mendefinisikannya sebagai kecenderungan mengaktualisasi (actualizing tendency) yang merupakan daya pendorong dalam hidup seseorang, menyebabkan kita menjadi unik, lebih independen, dan lebih bertanggung jawab secara sosial. Maslow, seorang ahli psikologi humanistik menjelaskan aktualisasi diri sebagai suatu kebutuhan (Maslow, 1970 dalam Feist & Feist 2006). Oleh karena itu beberapa ahli mengartikan aktualisasi diri sebagai perkembangan atau penemuan jati diri dan mekarnya potensi yang ada atau terpendam. Oleh karena itu orang yang mengaktualisasikan diri berarti menjadi manusia sepenuhnya yang dapat melihat potensi diri yang belum tentu orang lain dapat melihat dan menemukannya. 

Sebagai seorang ibu yang bekerja di ranah domestik pun, tentu memiliki kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Ranah domestik pun dapat menjadi tempat bagi ibu rumah tangga untuk mengaktualisasikan diri. Kemudahan kehidupan modern di saat ini telah memberikan banyak ruang bagi ibu rumah tangga. Misalnya saja di bidang kebersihan rumah, kenyamanan rumah, beres-beres rumah, desain interior dan eksterior, bercocok tanam, kebun bunga, hidroponik, laundry, masak dan baking, keterampilan rumah tangga seperti menjahit, menyulam, crafting, menulis, berjualan ol,  atau dalam hal parenting, serta masih banyak lagi bidang-bidang lain yang bisa dilakukan ibu rumah tangga saat ini sebagai wahana aktualisasi dirinya. Kemudahan informasi dan teknologi bahkan memungkinkan seorang ibu yang bekerja di ranah domestik untuk dapat melakukan banyak hal dari dalam rumah. 

  1. Menemukan Kekuatan Diri lewat Talents Mapping

Talents Mapping adalah salah satu assessment untuk menemukan bakat dan potensi kekuatan yang dimiliki seseorang. Yang membedakan Talents Mapping dengan assessment lainnya adalah karena Talents Mapping memiliki urutan tema bakat. Ke 34 tema bakat memiliki urutan tertentu yang berbeda bagi setiap orang. Hal ini lah yang membuat hasil Talents Mapping akan mampu memperlihatkan keunikan setiap orang dibandingkan dengan orang lain.

Seorang ibu yang bekerja di ranah domestik cenderung kehilangan kepercayaan diri akan potensi yang dimilikinya. Salah satu penyebabnya adalah karena rutinitas pekerjaan yang itu-itu saja, pengulangan pekerjaan yang sama setiap hari, terbatasnya komunikasi dengan dunia luar, kerepotan dan tekanan lain dalam rumah tangga sehingga ibu bahkan tak sempat berpikir tentang potensi apa yang dimilikinya. Apalagi jika ditambah dengan jika si ibu merasa gagal dalam menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai istri dan atau sebagai seorang ibu. Hal ini tentu akan menambah tekanan pada dirinya. 

Dengan mengikuti assessment Talents Mapping (akan lebih baik lagi jika si ibu ikut workshop dan pelatihannya juga) ibu akan menjadi kembali sadar bahwa dirinya berharga. Dirinya unik, memiliki kelebihan dan potensi kekuatan untuk dapat bermanfaat bagi banyak orang. Bahwa dia pun sebagai seorang personal manusia memiliki tanggung jawab dan misi hidup yang perlu diselesaikannya. Bahwa hidup tidak sebatas sumur, dapur dan kasur semata. Ada banyak hal yang perlu dilakukannya agar dapat bermanfaat bagi sesama. Bahwa dirinya berharga dan bermanfaat. Itu yang menjadi point pentingnya.

Bukan hanya itu, Talents Mapping pun dapat berguna untuk merancang visi misi keluarga saat digunakan bersama suami. Sebagai modal awal membuat peta pelayaran biduk rumah tangga. Juga untuk saling lebih mengenal antara suami dan istri. 

Pun bagi anak anak. Talents Mapping dapat dijadikan acuan untuk memtakan bakat anak. Dan juga sebagai acuan rancangan kegiatan bagi mereka lewat Pandu 45

Foto dari pixabay


BAB 3 Kesimpulan

Oleh karena semua dasar dasar pemikiran di atas, dan atas dibukanya kesempatan oleh Institut Ibu Profesional. Maka saya memberanikan diri untuk melamar sebagai salah satu narasumber IIP untuk spesialisasi keahlian Talents Mapping. 

Saya ingin membagikan pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki tentang ilmu yang telah saya pelajari sebelumnya. 

Dan saya berharap dengan mengenal Talents Mapping akan banyak perempuan yang sadar akan potensi dirinya. Sehingga tidak lagi menjadi minder. Bahkan sebaliknya kemudian menjadi perempuan yang produktif dan bermanfaat bagi banyak orang. 

Foto dari pixabay






Posting Komentar

0 Komentar