Kegelisahan di Sudut Kudus

Saya mau cerita

Tapi ini sekedar cerita saja

Bukan pengamatan. Hanya cerita sekedar lalu. Hanya melihat dari satu sudut saja. Tidak mewakili apapun. 



Hari ini sy sedang di Kudus. Hari Jum'at yang lalu berkesempatan menemani Fawwaz Jumatan di mesjid Sunan Kudus. Alhamdulilah. 


Ada sebuah cerita yang ingin sy bagikan 


Jumatan disana keren. Semua pria berbaju rapi. Gak ada yg pakai kaos. Semua pakai baju koko paling gak kemeja dan sarung. Tidak lupa kopiah. Rapi semua. 

Sebelum jumatan bahkan sudah ada beberapa pria yang mengambil tempat duduk menghadap makam Sunan Kudus. 


Adzan berkumandang. Berbondong bondong para pria mengambil tempat di dalam bahkan sampai meluber ke jalan jalan di sekitar mesjid. 


Para wanita yang kebanyakan adalah pe ziarah duduk di emperan toko di sekitar. Sambil ngemil, minum es, atau menggendong balita yang menangis karena kepanasan.

Ada pemandangan menarik di hadapan saya. Beberapa pemuda mengambil tempat di lorong tak jauh dari tempat saya duduk beristirahat. Saya taksir berusia SMA akhir. Dari pakaian dan logo di peci nya, terlihat bahwa mereka adalah murid sebuah pesantren di sekitar. 
Tapi ada hal yang mengagetkan. Saat adzan berkumandang, tanda sholat Jum'at dimulai. Ternyata pemuda pemuda gagah ini justru saling colek, saling dorong  dan bercanda saat sholat dimulai. Tertawa cekikikan persis seperti yang dilakukan anak anak kecil. Tentu saja saya kaget melihatnya. Ini SMA lo. Badan nya gagah. Penampilan nya rapi. Kopiah nya pesantren lo. Tapi kok....
Entahlah...


Lain lagi di sudut sebelah pintu gerbang. Bapak bapak yang tampaknya memang para peziarah dari jauh. Pakaian mereka rapi. Dengan sorban di kepala, tasbih di tangan, janggut panjang dengan ciri seorang beragama. Sebagian berdiri mengawasi, lainnya mengambil telepom pintar dan mengambil gambar. 
Mereka para pria. Dewasa, gagah, berpakaian muslim, dan terlihat sehat. Mengamati pria lain yang melaksanakan sholat jumat. Seperti terpisah jauh dari orang yang melaksanakan sholat jumat. Mereka datang sebagai penonton semata. Saya melihat keberadaan mereka jauh sebelum adzan berkumandang. Tapi mereka tidak ambil bagian dalam sholat. Ah, mungkin karena mereka dari jauh. Mengambil keringanan tidak melaksanakan sholat Jumat. Tapi... Kan seharusnya  bisa sih. Karena waktunya cukup. Bahkan jarak antara shaf sholat dengan mereka pun hanya satu atau dua langkah saja. Entahlah... Saya juga kurang paham tentang aturan nya. Hanya saja mengganggu hati saya saja. 

Padahal bukankah tujuan mereka kesini untuk berziarah ke makam seorang Sunan yang menegakkan Islam? 

Entahlah. Maafkan saya jika ini ternyata menyakiti yang menbaca. Hanya berusaha menyampaikan kegelisaham semata. 

Semoga Allah mengampuni🙏🏻

Posting Komentar

0 Komentar